| only memories left

55 7 7
                                    


Harusnya ini menjadi hari terindah dan juga terbebas seumur hidupku.

Kedua manikku menatap kosong kedepan. Seperti tidak ada sebuah cahaya lagi disana. Kosong dan gelap. Lamunanku membuat kedua manikku semakin menggelap.

Sekarang ini, aku sedang bersandar disebuah pohon besar yang cukup nyaman. Kaki dan tanganku sudah tidak bisa digerakkan lagi. Mati rasa. Rambutku berantakan. Di ujung rambut belakangku sedikit berwarna merah kecoklatan. Bajuku sendiri bahkan sangat kotor. Bercak merah kecoklatan mengotorinya.

Penampilanku terlihat seperti seorang gadis kotor yang habis bermain lumpur di bawah hujan. Sangat kotor dan berantakan. Harusnya penampilanku tidak seperti ini.

Rapi...

Cantik...

Dan menawan...

Ya, harusnya penampilanku seperti itu. Bukan seperti ini. Aku tidak menyukainya.

Di depanku, terlihat sebuah pemandangan yang bisa memukau mata siapa saja. Sebuah taman kecil yang ditumbuhi berbagai macam bunga di sana, tumbuh subur dan cantik. Di bawah sinarnya matahari pagi semakin membuat kelopak bunga mereka makin indah.

Ya, harusnya aku bisa tersenyum melihat itu. Sayangnya, lamunanku membuat kedua pipi putihku menjadi kaku dan tidak mau mengukir senyuman disana.

Angin kecil meniup lembut rambut tipisku. Kelopak bunga pun tertiup olehnya.

Beberapa dari kelopak bunga itu jatuh di atas pahaku. Warna ungu. Terlihat segar seperti masih berada di batangnya.

Tidak tau kenapa, buliran air mata mengalir membasahi kedua pipiku. Terlalu deras aku menangis sampai-sampai kelopak bunga tadi terkena tetesan air mataku. Perlahan menjadi basah dan layu.

Bibirku terus berulang kali mengucapkan satu nama yang dimana nama itu sudah menghilang sosoknya. Tidak, bahkan sukmanya akan selamanya dikurung disana. Senyumnya, wajahnya, tangannya, langkahnya, dan semua miliknya sudah tidak bisa aku rasakan lagi. Lenyap selamanya. Hanya kenangan yang tersisa. Dan itu harusnya menjadi kenangan berharga yang aku miliki.

Tapi malah menjadi sebuah mimpi buruk yang dimana aku harus menghilangkannya dari pikiranku. Kenangan yang aku pikir itu adalah kenyataan tapi ternyata hanyalah mimpi semata.


Fin.




By: VellaRei

A/N
Jujur aja waktu buat cerpen ini, mama udah nagih hp karena waktunya untuk tidur. Ku nolak karena besok deadline jdi ku paksain. Mama tunggu di depan ku masa :"

【Seasoning The Season】Hello 2018!Where stories live. Discover now