Part 5 - Muka Triplek

Start from the beginning
                                    

"BTW, Kalvian julukannya banyak banget ya," kata Leo menghitung satu-satu.

"Coba sebutin."

"Satu, si Muka Triplek, dua, si Kulkas berjalan, tiga, si Pelit Suara, empat, apa ya? Lupa gue." Kata Tristan mengabsen satu demi satu julukan sosok cowok tinggi berkulit putih dan berparas tampan yang sekarang duduk di depannya itu.

Sedangkan Kalvian yang menjadi bahan pembicaraan teman-temannya setiap hari hanya diam. Dan menyumpal telinganya dengan earphone berwarna putih favoritnya itu.

******

"Denger-denger lo kemarin habis ditinggal sama Abang lo, ya?" Tanya Andin ketika Kamila baru saja mendudukkan dirinya di kursi.

Kamila menoleh terkejut, "kok lo tahu?"

"Ck. Kan lo buat story WA kemarin. Pelupa banget sih." Kata Andin kesal dengan temannya yang pelupa itu.

"Oh iya, gue lupa." Kamila nyengir seraya menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"

Ntar sore ke kafe depan sekolah yuk. Gue pengin minum caramel macchiato." Ajak Andin dengan wajah antusias.

Kamila berpikir sejenak lalu mengangguk.

******

"Satu caramel macchiato dan satu hot chocolate?" Kata Mbak waiters mengulang kembali pesanan Andin dan Kamila.

Kedua gadis itu menganggukkan kepalanya. Lalu sibuk dengan HP masing-masing setelah Mbak waiters tadi pergi.

"Lo gila, ya Kev?! Ini deket sama sekolahnya Kalvian, nanti kalo-" suara seorang gadis dengan nada tinggi itu sontak mengundang perhatian orang-orang di kafe sore itu. Begitu juga Kamila dan Andin.

Kamila mengernyitkan dahinya ketika matanya menangkap sosok yang dikenalnya kemarin, Kean.

"Iya gue tahu nanti Kalvian bakal tahu. Tapi duduk dulu dong, gimana mau belajar kalo sambil berdiri." Oceh seorang cowok seumuran Kean yang bersikeras mendudukkan gadis bernama Kean itu di sebuah kursi.

"Siapa sih, berisik banget. Gak tahu apa ini tempat umum." Kata Andin kesal seraya melihat ke arah Kean dan cowok itu.

"Itu, Kean." Gumam Kamila yang didengar oleh Andin.

"Lo kenal? Siapa? Temen lo? Sepupu? Atau apa?" Tanya Andin kepo.

"Kemarin, gue cuma kenal doang sama dia." Ucap Kamila, pandangannya kini sudah menuju ke dinding kaca kafe yang menampakkan pemandangan di luar.

Tring!

Suara pintu kafe ketika dibuka itu berbunyi. Muncul sosok cowok tinggi berkulit putih, dengan wajah tampan di atas rata-rata yang menampilkan wajah datar dan tak bersahabat. Kamila yang familiar dengan wajah tersebut kaget, begitu juga Andin.

Sosok cowok itu, berjalan dengan langkah kaki panjangnya menuju ke sebuah meja di mana Kean dan cowok yang bertengkar dengannya itu duduk.

"Kalvi!" Kata Kean kaget ketika melihat wajah kembarannya itu tiba-tiba muncul.

"Tuh kan, ketahuan." Bisik Kean kesal pada Kevan, cowok yang sangat menyebalkan baginya itu. Cowok itu malah dengan santai duduk dan bermain game di ponselnya.

"Ayo pulang!" Perintah Kalvian tak terbantahkan. Kean sontak memasang muka melas.

"Please, Kal. Ini buat nilai gue. Kalo gue nggak ngajarin nih makhluk sampai nilai ulangan hariannya bagus, gue nanti nggak dikasih nilai guru." Kata Kean memelas.

"Dia kaya kan? Ortunya punya banyak uang kan? Kenapa nggak cari tutor yang lebih pinter lagi?" Tanya Kalvian dengan nada datar. Ekspresinya pun tak kalah datar. Sedatar-datarnya triplek.

"Iya itu urusannya sendiri. Tapi ini perintah guru. Please, Kal." Kean masih merengek pada Kalvian, sekarang pun ia bergelayut pada lengan Kalvian.

"Oke." Kata Kalvian, yang membuat Kean bernapas lega, "tapi gue di sini nungguin lo sampai selesai, karena gue nggak mau percayain dia bisa jaga lo."

"Yaelah, dikira gue bodyguard apa." Catus Kevan yang mendapat tatapan tajam oleh Kalvian secara gratis.

Andin yang sejak tadi memperhatikan interaksi antar ketiganya itu mengernyit, lalu bertanya pada Kamila. "Kalvian emang punya kembaran beneran? Gue kira bohong. Tapi, siapa cowok yang dari tadi ke sini bareng Kean?"

Kamila mengedikkan bahunya, merasa bodoamat, "pacarnya mungkin?"

"Tapi nggak mungkin deh, masa pacarnya Kalvian marah-marah sampai gitu?"

"Ntah, gue nggak tahu. Dan nggak mau tahu." Kata Kamila.

Saat Kamila memutuskan untuk melihat ke meja mereka bertiga lagi, tak sengaja matanya bertemu dengan mata biru milik Kalvian yang tadi sempat melihat ke arahnya. Kontak mata itu terputus beberapa detik oleh Kalvian yang kembali mengomel pada Kevan.

******

Haiiii aku update🎉 wuhuuu akhirnya bisa up!

Gaada waktu sumpah✌️soooo maapin aku ya! Dimaafin gak nih?

Mau lanjut? Vote and coment👌
See you...

TBC

Cold SeniorWhere stories live. Discover now