"Yaampun sini sini tante bantuin, mana yang sakit."

"Ni ni huaaaa hikss hikss." Katanya tidak begitu jelas dan masih saja mengeluarkan suara nyaringnya.

"Sakit ya, sini tante gendong ya, mama kamu dimana?" tanyaku seraya mengendongnya dan berdiri.

"Huaaaaa oma omaa."

"Iya iya udah cup cup cup, kita cari mama yuk." Aku melihat sekitar taman tapi sama sekali tidak ku lihat siapapun. Hanya ada beberapa anak kecil yang sedang berlarian saja. Tega sekali mama nya membiarkan anak seimut ini bermain sendirian.

"Cup cup cup, kesana yuk cari mama yaa." Ujarku sambil menenangkannya yang masih saja terus menangis.

"Airin" tiba- tiba saja terdengar suara seorang ibu-ibu.

"Oma oma." Anak itu pun sepertinya mengenal suara yang memanggil nama itu. Sontak itu membuatku berbalik ke belakang.

"Eh ini tadi anaknya ja.." Belum sempat aku menyelesaikan perkataanku, aku di buat kaget dengan sosok di hadapanku saat ini. Seketika aku menjadi diam dan tak bisa berkata apapun.

Perempuan itu terlihat kaget sama sepertiku bahkan botol minum di tangannya sampai terjatuh, aku tidak menyangka akan bertemu dengannya di taman ini. Aku sebenarnya tidak berharap untuk muncul di hadapannya.

"Ochaaa.." sesaat kemudian namaku keluar dari ucapannya, hal itu membuat tubuhku kaku dan tegang.

"Ochaa, itu kamu nak?"

Airin? Airin anak Viona dan kak Shane?

Tanpa berpikir lagi aku langsung saja menurunkan gadis kecil bernama Airin itu dan secepatnya melangkah pergi.

"Tunggu- tunggu Ocha, jangan pergi.." Kepergianku tertahan oleh tangan Tante Gina yang tiba- tiba menarik lenganku.

"Maaf Tante biarkan saya pergi."

"Tidak Ocha, banyak yang ingin tante bicarakan sama kamu nak. Tolong dengarkan tante untuk beberapa menit saja. Tante mohon." Ku lihat cairan bening keluar dari sudut mata Tante Gina.

Aku tidak tega melihat Tante Gina memohon padaku sampai meneteskan air matanya. Akhirnya aku mengajak Tante Gina duduk dan mendengarkan semua perkataan tante Gina.

"Ocha, kamu kemana saja nak?"

"Hemm, Ocha pergi keluar negeri tante." Hatiku rasanya sakit sekali melihat Airin yang sedang di pangku Tante Gina.

"Maafin Viona sama suami tante ya Ocha, tante benar- benar minta maaf hikss hikss."

"Sudah sudah tante tak apa, saya sudah melupakan semuanya." Ku pegang tangan tante Gina.

"Ocha, apakah kamu juga melupakan Shane?"

Deg, sejenak jantungku berhenti berdetak lalu berdegup dengan kencang setelahnya. Pertanyaan itu membuat nafasku tercekat dan tidak bisa menjawabnya. Aku diam beberapa saat.

"Ocha, Viona meninggal." Sungguh, aku sungguh terkejut mendengarnya.

"Tante, Viona meninggal?" Aku masih tidak bisa percaya.

"Ya, dia mengalami pendarahan hebat saat melahirkan Airin, Airin selamat tapi Viona, dia menghembuskan nafas terakhirnya Ocha hikss hikss."

"Tante, maaf ya Ocha tidak tahu."

"Maafin Viona ya Ocha hikss hikss."

"Iya tante saya sudah memaafkannya sejak dahulu."

Walaupun Viona pernah membuatku sakit hati, tapi tetap saja aku harus memaafkannya. Karena memang sepenuhnya juga bukan salah Viona. Siapa saja pantas untuk mencintai siapapun. Aku sudah mengikhlaskan kak Shane untuknya waktu itu.

PACAR RAHASIA : Bukan LagiWhere stories live. Discover now