Episode 4-2

812 23 0
                                    


Nyonya Han tidur sekamar dengan Tuan Kim, namun di tempat tidur terpisah. Ia mengeluh semalaman tidak bisa tidur nyenyak karena ia sangat mengkhawatirkan Tan.

“Kau mendengkur…” kata Tuan Kim menahan geli. Kalau mendengkur artinya tidur nyenyak kan

Nyonya Han kesal dan berdalih kalau udara di kamar kering.

“Apakah hati Tan sudah siap untuk pulang?” tanya Tuan Kim tanpa mengalihkan pandangan dari surat kabar yang sedang dibacanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Apakah hati Tan sudah siap untuk pulang?” tanya Tuan Kim tanpa mengalihkan pandangan dari surat kabar yang sedang dibacanya.

Nyonya Han berkata Tan pergi bukan atas keinginan Tan sendiri. Bahkan jika Tan belum siap pulang, ia akan mengembalikan Tan. Selama 3 tahun ini ia sudah cukup berhati-hati karena Won.

“Apa kau bahkan merindukan Tan?” tanya Nyonya Han pada Tuan Kim.

“Tentu saja,” kata Tuan Kim. “Akan lebih baik jika aku memiliki keduanya (Won dan Tan).”

Mendengar itu Nyonya Han bertanya apakah Tuan Kim benar-benar dengan ucapannya barusan. Jika Tan pulang maka Tuan Kim harus menangani Won.

“Jika ia tidak bisa kembali karena terlalu takut pada kakaknya, lebih baik ia tidak pulang,” kata Tuan Kim.

Nyonya Han tidak mau tahu, ia langsung menelepon Tan. Tapi seperti biasa, Tan tidak mengangkat teleponnya.

Tan sedang duduk merenung di bangku taman sekolahnya.

“Aku selalu membayangkannya. Orang-orang yang kesepian di sekitarku. Sekali saja, aku berharap ketidakhadiranku membuat mereka merasa kesepian. Aku ingin pulang, Ayah….”

Ia membayangkan ayahnya selalu berdiri di dekat jendela menunggu kedatangannya.

“Aku merindukanmu....Ibu…”

Ia membayangkan ibunya duduk di tempat tidurnya, merindukannya.

“Setelah mengirimku pergi dengan begitu kejam, aku ingin percaya kalau sekali saja itu membuat Kakak menyesal.”

Ia membayangkan dirinya mengatakan itu pada kakaknya.

Kemudian Tan menelepon Sekretaris Yoon. Lalu ia menyerahkan tugas essay pada gurunya dan berterima kasih. Judul esaynya:

“Ia yang Hendak Mengenakan Mahkota, Mengemban Mahkota.” (Ini adalah judul asli The Heirs.)

“Ia yang hendak mengenakan makhota, harus menahan beban dari mahkota itu,” ujar Tan dalam hati sambil meninggalkan sekolahnya untuk terakhir kalinya.

“Ia yang hendak mengenakan makhota, harus menahan beban dari mahkota itu,” ujar Tan dalam hati sambil meninggalkan sekolahnya untuk terakhir kalinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The HeirsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang