Episode 2-2

1.3K 26 0
                                    


Rachel kesal karena Tan tidak juga mengangkat teleponnya. Ia terpekur memandangi ponselnya yang membisu. Saat akhirnya ponselnya berdering, ia tersenyum puas.

Tapi yang meneleponnya ternyata ibunya. Ibunya bertanya bagaimana tanggapan Tan atas pernikahannya.

“Memangnya itu sesuatu yang patut dibanggakan,” ujar Rachel sinis.

Presdir Lee berkata tetap saja Tan harus tahu karena Young Do dan Tan adalah teman baik. Rachel berkata mereka tidak berteman lagi. Lalu ia menutup teleponnya.

Young Do tiba di hotel meliki keluarganya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Young Do tiba di hotel meliki keluarganya. Apa yang ia lakukan di sana? Mencuci piring.

Ia sadar para pegawai berbisik-bisik membicarakannya. Rupanya setiap musim panas Young Do ditugaskan mencuci piring sejak SMP. Semacam pelatihan untuk ahli waris.

“Walau begitu ia melakukannya? Ia anak yang baik walau ia seorang chaebol,” puji pegawai yang baru tahu.

“Baik apanya?” ujar pegawai yang sudah lama bekerja di sana.

Manager mendatangi Young Do lalu menegurnya karena Young Do tidak memanaskan piring sebelum dihidangkan. Lalu ia juga mengomentari pakaian Young Do. Young Do meletakkan piring yang sedang dicucinya.

“Aku sedang terlihat dalam mood baik?”

“Kalau begitu apa aku harus membiarkanmu karena melalaikan tanggung jawabmu?” tanya manager. Ia mengancam hendak memberi tahu ayah Young Do.

“Katakan padanya. Laporkan pada ayahku. Itu tugasmu. Jangan mengabaikannya,” Yougn Do melepas sarung tangan karetnya. “Saat aku menguasai hotel ini 10 tahun lagi, kau akan memerlukan pengalaman seperti itu untuk mencari pekerjaan baru.”

Manager itu tak bisa berkata-kata selain menahan kekesalannya. Seorang pelayan melaporkan kalau Komisaris Polisi telah tiba. Young Do melepas celemeknya dan berkata ada tugas lain yang lebih cocok untuknya.

Lee Hyo Shin sedang makan bersama kakeknya, ayahnya, dan juga para pamannya. Mereka sedang membicarakan ujian masuk Hyo Shin ke perguruan tinggi. Hyo Shin nampak gugup dan wajahnya pucat.

Ayah Hyo Shin berkata Hyo Shin harus berusaha meningkatkan ranking nasionalnya dari tahun lalu. Pamannya berkata adalah perbuatan bodoh untuk menyalahkan kekurangan waktu. Sang kakek lebih suka jika Hyo Shin masuk SMA yang sama dengan SMA-nya.

Paman Hyo Shin berkata SMA Empire lebih prestisius dan jamannya sudah berbeda dengan jaman kakak Hyo Shin. Kakek berkata ia tahu itu, tapi Korea menekankan garis keturunan. Walau SMA Empire lebih prestisius tapi sejarahnya terlalu pendek untuk menghasilkan para pemimpin di bidang politik, hukum, dan bisnis.

“Kalau begitu Hyo Shin kita bisa menjadi sejarah Grup Empire,” kata pamannya. Hyo Shin hanya mengangguk.

“Kau dengar kata pamanmu, kan?” kata ayah Hyo Shin.

The HeirsWhere stories live. Discover now