4. Perlakuan Manis

74 41 18
                                        

Celi tersenyum kala menatap tangannya yang masih berada di genggaman Rafael saat menuju parkiran tempat motor sport milik Rafael berada.

Rasa hangat yang menjalar ke tubuhnya akibat dari perlakuan Rafael yang begitu manis.

Nyaman.

Satu kata yang menggambarkan perasaannya saat ini. Tangannya di genggam erat oleh Rafael seakan-akan jika genggaman itu terlepas, Celi akan menghilang begitu saja.

"Aduh,"

Ringis Celi pelan ketika dirinya tak sengaja menabrak tubuh Rafael yang berhenti tiba-tiba.

Secepat itu pula Rafael membalikkan badannya melihat Celi dengan raut wajah khawatir.

"Kenapa, Cel?" Rafael bertanya seraya mengusap kening Celi yang tampak kemerahan.

Celi hanya dapat terpaku melihat Rafael dengan jarak sedekat ini. Lidahnya terasa kelu menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh Rafael.

Dapat di pastikan, sekarang wajahnya sudah memerah seperti tomat. Perlahan kepala Celi menggeleng menandakan ia baik-baik saja dan tersenyum malu ke arah Rafael.

"Beneran gak apa-apa?" tanya Rafael memastikan.

Anggukan dari Celi membuat Rafael tanpa sadar tersenyum lega. Celi merutuki kebodohannya dalam hati. Kenapa sih Celi kayak orang bisu gak bisa bicara di depan El. Gerutunya kesal.

"Ehm, masih pacaran di sini rupanya. Kirain udah pergi." Dean bersuara ketika ia melihat Celi dan Rafael masih berdiri di depan motor sport milik Rafael.

Diantara mereka memang yang paling jahil dan banyak bicara itu Dean. Jadi wajar saja, setiap ketemu Dean yang selalu bicara.

Celi tanpa sadar melirik sekitarnya dan baru menyadari kalau ia sudah di parkiran dan di saksikan oleh banyak pasang mata yang masih menunggu jemputan.

"Kenapa belum pergi, El?" tanya Kevin.

"Gue kan bawa motor, lihat tuh langit mendung. Ntar kalo hujan, gimana?" tanya Rafael.

"Ya, kalo hujan basah, El." celetuk Dean yang kembali mendapatkan jitakan kuat di kepalanya dari Tristan.

"Diem lo, oncom! Pinjemin tuh mobil lo ke Rafael!" suruh Tristan membuat Dean segera memegang kunci mobilnya erat.

"Ogah! Ntar kalo gue kehujanan, gimana?" ucap Dean tak terima.

"Ya, kalau lo kehujanan basah, Dean." Kevin membalas dengan menirukan ucapan Dean tadi.

Dean melotot seketika ke arah Kevin yang di balas kekehan pelan olehnya.

"Lagian rumah lo deket noh, dari sini juga kelihatan. Gayaan sih lo, rumah deket tapi pake mobil ke sekolah." Tristan berucap yang membuat Dean cengengesan.

Memang rumah Dean deket dari SMA Mekar Raya. Hanya berjarak 15 meter saja. Makanya, jika mereka ingin membolos, rumah Dean lah tempat utamanya.

"Udah ah, gak apa-apa kok kalo Celi kehujanan. Yuk, El." ajak Celi seraya menarik tangan Rafael untuk segera menaiki motor sportnya.

A R A C E L IWhere stories live. Discover now