5

2.2K 386 106
                                    

Salah satu alasan mengapa Dony merasa putus asa adalah terlalu sering dimarahi oleh Richard. Papinya selalu menginginkan Dony sebelas dua belas dengan Dody yang mewarisi gen jenius papi mereka.

Tapi sayangnya si papi yang katanya pintar itu tidak tahu jika pada bayi kembar identikpun ada perbedaan yang dimiliki oleh keduanya. Serupa tapi tak sama. Begitu juga dengan Dody dan Dony yang meskipun secara fisik begitu seiras, tapi sifat mereka sangat bertolak belakang. Jika Dody berpikir baru bertindak, sebaliknya Dony selalu bertindak tanpa dipikirkan lebih dulu.

Sifat Dony seperti itulah yang membuat Richard selalu merasa kesal dengan puteranya yang mewarisi sifat Monika.

Melihat Dony yang tiba - tiba ketakutan, menggerakkan hati Monika untuk mendekat dan berjongkok di dekat si abege labil. Disentuhnya bahu Dony dengan pelan. "Kamu nggak apa - apa kan?" tanya Monika dengan nada cemas.

Dony yang merasa malu dengan tingkah bawah sadarnya barusan segera menepis tangan Monika. Gimana mau menggebet wanita cantik itu, coba? Kalau dia sudah terlihat kekanak - kanakan begitu.

Richard yang masih terbengong - bengong melihat kejadian barusan jadi semakin kepo. "Kamu mengenal laki - laki ini?" Richard bertanya pada Monika. Sebersit rasa tidak senang menyusup hadir saat melihat Monika begitu peduli dengan lelaki lain. Padahal jika dengan dirinya saja, gadis cantik itu selaluh menabuh genderang peperangan.

Pertanyaan Richard membuat Monika menoleh ke arah pria itu. "Tidak! Aku juga baru mengenal bocah ini beberapa jam yang lalu. Dia jatuh dari atas." Monika menunjuk ke arah langit, dan Richard mendengus.

"Kamu kebanyakan halu." Richard menyindir Monika. Selain tong kosong nyaring bunyinya, tuh cewek terlalu banyak berkhayal. Mana mungkin kan ada manusia jatuh dari langit. Kalau malaikat? Remaja itu juga tidak mempunyai sayap di punggungnya? Kalau jatuh dari pesawat? Pasti remaja itu sudah tewas saat tubuhnya terhempas di bumi.

"Jadi kamu nuduh aku penipu?" Monika mulai sewot karena Richard menyangsikan jawabannya. Seandainya pria itu juga melihat dengan mata kepalanya sendiri, pasti saat ini ia sedang disibukan dengan berbagai macam teory konspirasi. Kemudian seperti kebiasaan keduanya jika bertemu, terjadilah cek cok dan saling menyindir dengan kata - kata pedas.

Dony merasa terheran - heran. Ternyata kebiasaan mami dan papinya yang suka berantem itu sudah mengakar kuat semenjak keduanya belum menikah. Lalu kalau hubungan mereka seburuk Uni Soviet dan Amerika Serikat gitu, bagaimana bisa keduanya memutuskan untuk menikah?

Menyadari fakta di lapangan, abege labil itu tersenyum getir. Kedua orang itu memang tidak seharusnya hidup bersama. Dony serta saudara kembarnya juga tidak seharusnya ada di muka bumi ini. Lega sekaligus menyesakkan dada.

"Kalian memang tidak pernah berubah. Selalu saja berantem." Dony menyindir dua orang yang sedang cek cok di depannya.

Richard dan Monika segera menghentikan perdebatan mereka.

"Dari mana kamu tahu?" tanya Richard dan Monika nyaris bersamaan. Bagaimana bisa orang asing itu mengetahui kebiasaan cek - cok mereka berdua?

"Itu bukan urusan kalian." Dony berlagak cuek sambil memasukkan kedua tangannya di saku jaket parasutnya. Tanpa sengaja tangannya menyentuh sebuah benda pipih dari dalam saku dalam jaket yang ia gunakan.

Ternyata ponselnya ikut terbawa. Dan benda itu aman sentausa dibalik jaket yang digunakan olehnya. Kenapa tidak jam tangannya saja yang selamat? Padahal itu benda paling penting yang bisa menghubungkannya dengan Dody. Saudara kembarnya itu pasti sangat khawatir menunggu kontak darinya.

Dengan otak kapasitas pentium satunya, Dony mencoba untuk berpikir. Mungkinkah ponsel tersebut bisa membantunya untuk menjelaskan semua pada dua pasangan konyol yang suka ribut itu?

Petualangan si Kembar (SUDAH TERSEDIA EBOOKNYA DI PLAYSTORE)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt