2

2.9K 367 88
                                    

"Kamu sudah siap?"
Dody menatap saudara kembarnya dengan tatapan nanar. Sejak lahir hingga sebesar ini mereka selalu bersama. Dan hari ini mereka harus terpisah oleh waktu. Ada rasa sesak menyusup di hati Dody, saat harus menghadapi 'kemusnahan' seorang diri.

"Siap nggak siap aku harus siap."
Secara IQ, Dony itu otaknya agak kurang pintar alias standar. Karena kemampuannya bukan di bidang akademis tapi justru di bidang olahraga. Berbeda dengan Dody yang mewarisi kepintaran papinya yang dosen matematika itu. Jadi, Dody menjelaskan kembali dengan detail rencana mereka.

"Pertama, Lo usahakan jam tangan ini jangan sampai rusak. Karena ini adalah satu - satunya alat yang menghubungkan kita."

Dody memasangkan jam tangan digital ke tangan Dony. Tak lupa menjelaskan cara mengoperasikannya. Karena jam tangannya itu adalah alat komunikasi yang dirancang untuk melintasi dimensi waktu. Dody membuatnya sepasang, yang satu lagi digunakan sendiri dirinya untuk memantau sang adik.

"Kedua. Lo punya 2 pilihan. Batalkan pernikahan mereka dan kita lenyap. Atau bilang ke mami dan papi supaya mereka rukun sampai tua. Kalau mereka memilih jawaban kedua, berarti kita batal lenyap dari muka bumi dan Lo harus segera menghubungi gue dengan alat ini. Gue akan membukakan portal mesin waktu buat Lo kembali ke masa sekarang."

Dony hanya mengangguk - angguk saat kakak kembarnya memberi kuliah.

"Ingat, jam tangan ini jangan sampai rusak. Jika rusak, pilihan kedua Lo hangus. Lo akan terjebak di masa lalu selamanya." Dody sengaja menekankan peringatan itu kepada adiknya. Maklum selain otaknya rada lemot. Dony juga kelewat sembrono.

"Ayay captain." Dony memberi hormat pada kakak kembarnya. Pokoknya jam tangannya jangan sampai rusak, cukup itu yang Dony ingat.

"Salam buat mami dan papi saat masih muda ya." pesan Dody pada adiknya yang sebentar lagi akan memulai petualangan menemui kedua  orang tua mereka semasa masih muda.

"Gue juga, salam buat mami dan papi. Sampaikan permintaan maaf gue karena nggak sempat pamitan pada mereka. Tolong bilangin juga, gue sangat menyayangi mereka." Dony ikut mengucapkan pesan terakhir untuk menandai perpisahan mereka.

Kedua abg labil itu mulai menye - menye. Sebelum Dony memasuki mesin waktu yang akan membawanya menemui sang mami jaman masih gadis, ia memeluk saudara kembarnya.

"Gue sayang sama Lo, Dod. Terima kasih udah jadi saudara gue." Dony menatap kakak kembarnya dengan mata berkaca - kaca.

Dody yang mendengar kata - kata adiknya jadi baper. Ternyata meskipun Dony itu bodoh dan serampangan, tapi hatinya sensian.

"Gue juga sayang sama Lo. Jika Lo ingin kembali, hubungi gue. Goodluck, Bro!"
Dody menyemangati adiknya. Ia berharap Dony dengan otak standarnya mampu memutuskan pilihan yang terbaik untuk masa depan mereka.

Sebenarnya Dody tidak ingin mereka berbuat konyol seperti ini. Tapi karena ia tidak tega melihat Dony yang selalu melukai dirinya sendiri, akhirnya ia mempunyai ide cemerlang. Menghilang tanpa merasa kesakitan.

Dody tak akan mampu hidup sendirian tanpa Dony. Tapi jika Dony memilih mati dengan cara bunuh diri, Dody terlalu takut untuk menyusul saudara kembarnya itu dengan cara yang sama. Satu - satunya cara adalah dengan menyeting ulang kejadian di masa lalu agar kedua orang tuanya batal menikah.

Dony masuk ke dalam mesin waktu buatan Dody. Sedangkan Dody duduk di depan layar monitor untuk siap mencuri energi dari gardu listrik di kotanya.

Dody mendorong panel mesin waktu. Dan sistem komputer segera menyabotase stasiun listrik. Alat itu menyedot suplai energi listrik dari penjuru kota, menyebabkan mati listrik total di kota tempat tinggal si kembar. Suatu kejadian yang sangat jarang terjadi.

Petualangan si Kembar (SUDAH TERSEDIA EBOOKNYA DI PLAYSTORE)Where stories live. Discover now