7. Petaka

22.4K 1.7K 48
                                    

Pertemuan tidak disengaja yang terjadi antara dirinya dengan Nate, membawa pengaruh yang cukup besar terhadap semangat kerja Luna. Gadis itu kini merasakan hari-harinya lebih berwarna. Dia akan selalu mencuri-curi waktu untuk mendatangi studio tari di sore hari, demi bisa melihat pemandangan indah yang dapat menyegarkan matanya.

"Hai! Suntuk lagi?" sapa Nate ceria ketika menyadari kehadiran Luna.

"Hmm." Luna pura-pura memasang wajah lelah, padahal hatinya sedang kesenangan karena Nate belum pulang dan mereka dapat bertemu kembali.

"Hari ini ada acara?" tanya Nate tiba-tiba.

"..." Luna menggeleng. "Kenapa?"

"Jalan, yuk!" ajak Nate tanpa basa-basi.

"..." Luna menatap Nate dengan heran. Terkejut karena Nate tiba-tiba mengajaknya pergi. Luna senang karena sudah beberapa hari ini dia memang memikirkan bagaimana caranya untuk mengajak pria manis nan tampan ini untuk pergi bersama. Meski sudah cukup sering terlibat obrolan singkat di studio tari, namun Luna belum memiliki keberanian lebih. Tetapi kini, tanpa perlu bersusah payah, ternyata malah Nate yang lebih dulu mengajaknya.

"Nggak mau, ya?" tanya Nate sedih.

"Bukan gitu!" ujar Luna cepat. Takut Nate berubah pikiran dan membatalkan ajakannya. Gadis centil yang pura-pura pemalu ini tidak mungkin melewatkan kesempatan baik yang tiba-tiba menghampirinya. "Cuma aneh aja tiba-tiba kamu ngajak jalan."

"Kan katanya kamu lagi suntuk. Saya ajak kamu jalan biar suntuknya hilang." Nate bergerak untuk merapikan barang-barang yang dibawanya ke dalam tas. "Jadi mau nggak?"

"Hmm." Luna mengangguk antusias sambil melirik jam tangannya. "Tapi saya belum bisa pulang sekarang, masih setengah jam lagi."

"Nggak masalah, saya tunggu. Saya juga mau ganti baju dulu, masa jalan sama cewek cantik tapi lusuh begini." Nate menertawakan penampilannya sendiri.

Padahal Luna sangat suka melihat penampilan Nate yang seperti ini, baginya terlihat seksi. Jaim Luna! Jangan sampe Nate tau lo ini malu-malu tapi mau. Malu ketauan mau nyosor! Luna menghardik dirinya sendiri yang tidak bisa berhenti tersenyum bahagia hanya karena ajakan sederhana dari Nate.

***

"Kenapa mau jadi guru dance?" tanya Luna penasaran.

"Suka aja. Saya suka dunia tari, saya suka anak-anak," jawab Nate sambil menikmati potongan Blueberry Cheesecake di piringnya.

"Kenapa nggak jadi penari pro aja?" Luna sudah cukup sering melihat Nate menari, dan menurutnya pria itu berbeda. Ada sesuatu dalam tariannya yang membuat orang tidak bisa melepaskan pandangannya dari Nate, terlepas dari kenyataan bahwa Luna memang memiliki ketertarikan khusus padanya.

"Memangnya kalau jadi guru nggak pro ya?" balas Nate terkekeh.

"Maksud saya jadi penari yang suka tampil gitu."

"Saya lebih suka jadi orang di belakang layar, Lu. Saya suka menari, tapi saya kurang suka tampil."

"Kok aneh?" Luna mengernyit heran.

"Kamu mau tahu apa yang sangat saya inginkan?" Nate balik bertanya.

"Apa?" Luna mencondongkan tubuhnya.

"Saya berharap suatu saat bisa jadi koreografer terkenal."

"..." Luna tidak tahu harus berkomentar apa.

"Kamu sendiri, kenapa mau jadi guru kalau nggak suka anak kecil?" Nate balas bertanya. Heran melihat Luna terjebak di Nada Pesona, dengan background pendidikan yang berbeda. Belum lagi gadis itu terlihat tidak menyukai pekerjaannya.

CRAZY Single DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang