"Ochaa." Panggil seseorang yang sedang berdiri di lobby.

"Loh Diandra." Ternyata Diandra yang memanggilku. Diandra berjalan menghampiriku.

"Ocha, lo belum di jemput kak Shane kan? Yuk pulang bareng gue."

"Kenapa sih Di? Aneh deh. Hehe. Kak Shane gak bisa jemput gue hari ini."

"Ikut gue ya sekarang."

"Enggak ahh, aku mau ke kantor kak Shane Di."

"Ocha, gue mau ngomong penting banget soal kak Shane."

"Maksud lo Di?"

"Yaudah ikut gue aja dulu."

Aku mengikuti Diandra keluar kantor dan masuk ke dalam mobil Diandra. Ya, sekarang Diandra sudah memiliki mobil sendiri. Diandra terlihat sangat gelisah, sebenarnya apa yang ingin dia beritahu padaku.

"Diandra, ngomong di sini aja ya, gue udah di tungguin kak Shane."

Diandra tidak menjawabku, dia terlihat menarik napasnya dalam dalam dan membuangnya. Dia melakukannya beberapa kali. Aku semakin bingung dengan sikap Diandra.

"Diandra, lo kok malah diem aja sih, gue mau ke kantor kak Shane."

"Ocha, lo dengerin gue baik- baik ya?" Diandra mengeluarkan suaranya, kini terdengar lebih serius.

"Iya, apa?"

Diandra kembali menarik napas dalam dalam lalu mulai bicara.

"Tadi pagi kak Shane datang ke rumah sakit. Dia.."

"Loh Kak Shane sakit Di? Sakit apa?" kataku memotong pembicaraan Diandra karena terlalu khawatir dengan kak Shane.

"Bentar Cha, dengerin gue dulu."

"Hemm." Aku mengangguk pelan.

"Kak Shane ke rumah sakit bareng adiknya. Adiknya yang sakit, kebetulan gue yang periksa adiknya. Kak Shane juga mengenalkannya padaku."

"Oh Viona yang sakit, dia sakit lagi."

"Ochaa.."

"Kenapa?"

"Viona gak sakit cha, tapi diaa......" Diandra menggantungkan perkataannya.

"Tapi apa Di?" Aku sangat penasaran dengan apa yang akan di ucapkan Diandra.

"Dia..., dia...., dia...."

"Ihh Diandra mahh, dia kenapa? Dia dia mulu."

"Dia hamil Cha." Suara Diandra melemah saat mengatakannya. Jujur saja aku kaget mendengarya,

Viona hamil? Dengan siapa?

"HAMIL?" Mataku melotot tak percaya.

"Iya. Dia nangis di ruang periksa gue, dan saat gue tanyain..." Dengan penuh hati- hati Diandra menjelaskannya, aku masih antusias mendengarkannya.

"Dia bilang......" Diandra kembali menggantungkan ucapannya.

"Dia bilang apa?"

"Dia bilang kak Shane yang melakukannya."

Aku terdiam sejenak tak bisa berkata apapun. Seketika hatiku sakit, baru pertama kali ini aku merasakan sesak sesakit ini. Aku merasa sakit sekali mendengar perkataan Diandra. Aku tidak percaya kak Shane yang melakukannya bisa saja Viona itu bohong.

"Apaa? Nggak enggak Di, Viona itu bohong, bukan kak Shane yang melakukannya." Ujarku tak percaya sambil menggelengkan kepalaku, tanpa kusadari air mataku sudah mengalir satu persatu.

PACAR RAHASIA : Bukan LagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang