05 - A Cunning Plan

3.3K 323 21
                                    

~Kau yang tegar belum tentu mampu menyembunyikan segala resah yang kau alami. Berabagilah dan berbaurlah, agar laramu menjadi lebih ringan dari sebelumnya~
————————————





































































































Setelah kurang lebih satu setengah jam Sehun membujuk Sena, berakhirlah mereka disini. Mentraktir gadis bar-bar di depannya, agar mau menghapus vidio menjijikkan itu.

Oh ... Lihatlah! Betapa tak berdosanya Sena kali ini. Ia memesan sepuluh macam cake berbagai rasa beserta tiga kotak besar susu pisang. Astaga! Beruntung Sena seorang gadis. Jika tidak, mungkin Sehun sudah melenyapkan Sena dari pandangannya.

"Kau yakin bisa menghabiskan semua ini?"

"Kenapa?! Kau tak ikhlas?!" Pandangan Sena beralih pada seonggok manusia di hadapannya

"Buk——bukan, hanya saja ... Kau tak takut gendut?" pancing Sehun membuat raut wajah Sena berpikir

"Hmm ... Tidak! Walaupun aku gendut, aku tetaplah gadis cantik Sehun! Baekhyun tak masalah jika aku sebesar galon di rumahmu!" Sena melanjutkan kegiatannya, sementara Sehun hanya mendengus sebal

"Ya ya ya ... Terserah kau saja"

Sehun menopang dagu pada kedua tangannya. Memperhatikan Sena yang diam sambil memakan sepotong kue. Ia mulai bertanya-tanya, tak biasanya gadis ini menjadi pendiam. Bahkan setiap hari, Sena selalu mengoceh ria hingga membuatnya pening tak tertahan.

"Kau ada masalah?"

"Hmm? Ahh! Tidak ... Memangnya kenapa?" Sena berhenti dengan aktivitasnya, menatap lamat Sehun yang sedang berkerut

"Tidak, Hanya saja ... Kau sedikit berbeda" sang lawan bicara pun hanya menghela nafas dalam

"Apakah seorang manusia yang tersakiti akan dengan mudah melupakannya?" gadis itu diam membeku, tatapan kosong ia berikan tak kala manik itu bersitatap dengan Sehun

"Apa? Kau mengatakan sesuatu Sena?" tanya Sehun memastikan apa yang didengarnya barusan

"Tidak ... Lupakan" Sehun mengerti, gadis cantik di depannya ini sedang gundah

"Kurasa tidak, aku juga pernah merasakannya. Dan itu sangat menyakitkan ... Bahkan kejadian itu adalah suatu hal yang tak pernah bisa kulupakan"

"Eohh! Ka—kau?" Sena melongo tak percaya, ia sudah memastikan jika ia bicara melirih? Kuping pria di depannya ini sangat tajam rupanya

"Ya ... Meskipun kita memafkan kesalahan tersebut, pasti dari lubuk hati kita yang paling dalam rasa sakit itu tak pernah hilang. Bahkan meninggalkan bekas"

"Kurasa juga begitu" tangan Sena meraih garpu, memainkan benda tersebut tanpa berniat memakan kue di hadapannya

Kring ...

Lonceng cafe berdering, menandakan seorang pelanggan tengah singgah untuk sekedar bersantai melepas penat. Pelanggan itu menuju bangku dimana ia merasa mengenal sosok tersebut.

"Sena!" pemuda yang sempat menabraknya di kampus kini muncul menghampiri dua sejoli di bangku pojok cafe.

"Eoh! Jihoon–ah"

"Annyeong ... Kita bertemu lagi!" setelah mengucapkan itu, pandangan Jihoon beralih pada pria di depan Sena

Pandangan lelaki Kim itu tak beralih sampai deheman Sena memecah ketegangan.

Through the PainWhere stories live. Discover now