New Journal

73.8K 3.2K 32
                                    

Hallo readers semua... Author cetar kembali *plak*

Tapi sebelumnya aku mau ngasih tau. Kalo mau vote chap ini pastiin dulu kalian ga vote di chap yg aku hapus, karena chap ini ke update dua kali karena kesalahan server huhuhuhuhu jadi kalian liat dulu ya sebelum vote :3 kan sayang vote kalian ke buang percuma jehehe

Siapa yang kangen Nata sama Alana? wkwkwk apa pada kangen Author?-_-

Sebelumnya aku mau mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya karena baru bisa update dan terima kasih yang sebanyak-banyaknya untuk yang udah mau vote dan comment di cerita abalku ini. hehehe

Jangan lupa baca juga ceritaku yang lain Its Always been You dan DOMINO :*

Yaudah gausah lama-lama, cekidooot.....

*

*

*

Nata POV.

"We've landed at Soekarno-Hatta International Airport perfectly. The temperature reaches 30 degrees Celsius and cloudy skies. Thanks for choosing to fly with us." Ujarku ramah lewat microphone kepada para penumpang yang berada di pesawat yang sekarang aku kendalikan.

Yep. Aku sudah kembali pada pekerjaan lamaku. Pekerjaan tercintaku.

Aku sangat bersyukur karena dad sudah mengetahui apa mauku sebenarnya dan tidak berusaha memaksakanku.

Masalah perusahaan, aku tetap menjalankannya, dibantu dengan Marlo dan dad tentunya. Aku hanya mengontrol dari jauh dan aku juga sering meluangkan waktu ke kantor selagi tidak dinas keluar kota atau luar negeri.

Ya, jujur aku menyukai pekerjaanku sekarang. Meskipun rangkap dua tapi aku tak merasa terbebani karena banyak yang membantu.

Sudah 4 bulan aku bekerja kembali sebagai pilot. Dan Alana pun tidak keberatan dengan pekerjaanku sekarang yang terbilang sangat sibuk. Mengingat jam terbangku yang padat dan waktuku di kantor.

Tapi aku memutuskan bahwa ini adalah penerbangan terakhirku di bulan ini, mengingat bahwa usia kandungan Alana tinggal menghitung hari.

Sungguh, aku sangat bersemangat menunggunya melahirkan anakku, akan kita.

"Capt, ayo turun. Semua penumpang udah turun." Ujar Bima mengagetkan lamunanku.

"Baiklah."

"Btw gimana hubungan lo dan Luna? Ada kemajuan huh?" Tanyaku jahil pada Bima.

"Um... Yah semakin baik sepertinya. Hehe." Ujarnya sambil menggaruk tengkuknya.

"Why? Gue rasa lo ga jujur ngomong kayak tadi." Tanyaku menyelidik sambil menatapnya curiga.

"Ah ayolah capt. Lo emang selalu perhatian sama gue. Lo selalu tau apapun yang lagi gue rasain." Ujarnya pede sambil tersenyum kearahku.

"In your dream, boy." Balasku malas.

"Um sebenernya...-"

"Captain Pilot...." Ucapan Bima terpotong dengan suara seorang gadis kecil cantik yang menghampiriku tiba-tiba.

Aku dan Bima hanya bertatapan bingung sekilas dan segera berjongkok untuk mensejajari tinggi anak itu yang tak lebih dari pinggangku.

"Ada apa gadis kecil?" Tanyaku ramah. Sungguh anak ini manis sekali, mungkin umurnya sekitar 4 tahunan . Aku berharap kelak jika anakku perempuan akan mempunyai paras semanis dan secantik dia.

I Love You, Captain (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang