11;

972 114 41
                                    

siang ini listrik di sekolah tiba tiba padam, sehingga dua AC yang menempel di dinding kelas tak berfungsi. panas matahari di luar sana menyengat hingga berefek ke dalam kelas

belajar mengajar pun di hentikan karena siswa yang tak bisa tenang. mereka mengeluh karena tak bisa konsentrasi.

semuanya sibuk mengipas ngipas dengan buku tulis masing masing. bayangin aja tuh siang siang bolong mati lampu

pada akhirnya, kelas xi ipa 2 diberi tugas dan guru meninggalkan kelas

"jadi, lo bakalan jalan sama lucas?"

yuqi menggerak hendak mencakar soyeon. bukannya kepanasan, cewe itu malah sibuk mengoceh tantang lucas

"bisa gak sih, lo berhenti ngebacot tentang lucas. biar dunia gue tenang."

soyeon memajukan bibir dan ikut mengipas ngipas dengan buku tulisnya

"yakan cuma nanya gue qi,"

yuqi menghela napas, menjatuhkan kepala ke atas meja. kepalanya menyamping menghadap soyeon

"gue gak jalan, cuma mau ditraktir siomay doang."

"sama aja nyet,"

"lagian gue aja gak tau tuh jadi apa engga."

soyeon tiba tiba tertawa, membuat yuqi memandangnya keheranan

"goblok sih lo bisa bisanya langsung maafin lucas cuma karena siomay. lima belas ribu doang dapet,"

"ehhh, bagi gue siomay itu emas."

"iya, kaya emas. nanti, kalo udah dimakan. dicerna. dikeluarin. sama deh tuh warnanya kayak emas."

"sialan,"

"eh nanti beliin gue sebungkus yak. terus bawain kerumah."

"males."

"dih anjas, pelit lo."

"bodoamat."

"wooooiiii"

teriakan tadi berasal dari depan kelas. yuqi mengangkat kepalanya, ia melihat markㅡketua kelas xi ipa 2 berdiri sambil barusaha menarik perhatian anak kelas

"ada info penting nih! tapi kalian jangan panik dulu."

keributan perlahan memudar. fokus anak kelas kini beralih kepada mark

"hari ini kita pulang cepet. sekarang lo semua udah boleh pulang."

serentak anak anak kelas bersorak bahagia, semuanya mengekspresikan kebahagian dengan gaya masing masing.

"woi gua belom kelar ngomong anjir," teriak mark dan masih engga di respon oleh temen sekelasnya

keliatan wajahnya terlihat frustasi menjadi ketua kelas

"woi tenang dikit napa saoloh pusing aing!" kata haechan yang ada di depan pintu kelas

"jangan ribut dulu, please. belum selesai ngomong nih gue"

mark menginterupsi kegaduhan kelas. ia memukul penggaris kayu di meja seperti pak suho yang sedang marah seperti hari biasanya ketika ada murid yang lebih holkay darinya. g

tak berselang lama, kelas kembali hening seperti sebelumnya.

"kita dipulangin karena ada kebakaran diㅡ" ucapan mark langsung terpotong karena reaksi cepat para cewe

"what!?"

"OMAIGATTTT!"

"mamaaaaaaa!"

"ayaaaaaah!"

serendipity, lucasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang