39;

746 96 8
                                    

lucas memejamkan mata sambil memijat pelipisnya. ia baru saja menghidupkan ponselnya setelah tiga hari di nonaktifkan

ada lebih dari seratus panggilan tak terjawab dan pesan singkat sebanyak panggilan tak terjawab dari yuqi

kepergian doyeon membuatnya melupakan segala hal. tiga hari ia hanya berdiam diri di kamar tanpa melakukan aktivitas apapun selain makan dan mandi

lucas
|sorry, qi baru nyalain ponsel. gue baik baik aja, lo nggak usah khawatir

lucas menekan tombol send dan beberapa detik setelah itu muncul nontifikasi bahwa pesan sudah terkirim.

satu menit lucas menunggu balasan dari yuqi, tetapi belum juga dibaca atau dibalas

lucas
|lo di mana?

ada rasa cemas bercampur kesal saat yuqi tidak membalas pesan singkat darinya. setelah lama menunggu, akhirnya lucas menelpon yuqi

tapi ternyata tidak aktif. lucas berdecak kemudian menjatuhkan kepalanya diatas bantal

ia melihat sekali lagi layar ponselnya berharap ada pesan dari yuqi yang masuk. lama lucas seperti itu, ia jadi merasa kesal dengan dirinya sendiri

sejak kapan ia jadi sangat berharap yuqi memabalas pesannya dengan cepat?

lucas segera bangun lalu meraih kunci mobil yang ada di atas nakas, dan berjalan dengan cepat keluar kamar

di ruang keluarga, ia bertemu dengan yoona yang sedang menonton

yoona mengerutkan dahi saat mendengar langkah kaki lucas yang menuruni tangga dengan cepat. tepat saat lucas melewati ruang keluarga, yoona buru buru bertanya

"lo mau kemana?" tanya yoona menghentikan langkah lucas

"kerumah yuqi, kenapa?"

yoona terdiam sejenak. tadinya ia berniat melarang lucas karena sudah malam

tapi ia berubah pikiran. sudah tiga hari lucas seperti orang gila. lebih baik ia membiarkan lucas pergi daripada harus melihatnya seharian didalam kamar dengan wajah gembel dan rambut acak acakan

"tunggu bentar," ucap yoona lalu berdiri berjalan menuju kamar

tidak lama ia kembali dengan membawa beberapa lembar uang

"nih buat lo beli sesuatu dulu buat dibawa kalo mau ngapel." kata yoona tersenyum jail berusaha menghibur adiknya

"gue bukan mau ngapel," sanggah lucas tetapi ia tetap mengambil uang tersebut

"thanks." lanjutnya tersenyum tipis, lalu melangkah pergi

sesampainya dirumah yuqi, ternyata yuqi tidak dirumah. kata mamanya, yuqi sedang pergi bersama teman sekolahnya

lucas menanyakan nama teman itu, tapi mama yuqi tidak mengetahui siapa orangnya

mama yuqi menawari lucas untuk menunggu yuqi di dalam rumah, tetapi lucas menolaknya. ia lebih memilih kembali ke mobilnya dan menunggu yuqi di sana

cowo itu menyalakan musik untuk menemaninya menunggu. lucas terus mengira ngira siapa cowo yang mengajak yuqi pergi

apakah teman sekelasnya? atau cowo yang yuqi ceritakan? si yang gak peka itu

hampir saja lucas menyerah dan memutuskan untuk pulang tetapi motor yang berhenti di depan gerbang rumah yuqi membuatnya mengurungkan niat

lucas memajukan wajah serta menyipitkan mata, ia memperhatikan setiap gerak gerik yuqi yang baru saja turun dari motor tersebut

lucas yakin cowo yang duduk diatas motor itu adalah cowo yang dimaksud mama yuqi tadi. mereka terlihat sedang membicarakan sesuatu

setelah memperhatikan mereka cukup lama, lucas mulai merasa tidak asing dengan cowo itu

ia berusaha agar bisa melihat wajah cowo tersebut hingga akhirnya ia melihat sekilas. tatapan matanya menajam, tangannya mencengkeram setir mobil

pikiran buruk mulai melayang di otaknya. emosinya mulai tersulut. ia kemudian keluar dari mobil, lalu menutup pintu mobil dengan kasar hingga menarik perhatian yuqi dan yuta

terlihat jelas bahwa yuqi dan yuta sangat terkejut saat melihat lucas. lucas langsung menarik kerah baju cowo itu turun dari motornya lalu tangannya mengepal, dan satu hantaman mendarat di wajah yuta

yuqi memekik dan menutup mulut dengan tangannya. perhatian lucas terlihat pada yuqi sekarang

"jadi gini cara lo memperlakukan sahabat?"

yuqi benar benar terkejut hingga tak mampu mengeluarkan sepatah kata pun

bahkan, ia tidak bisa mencerna maksud kata kata lucas

mata lucas semakin gelap seiring emosinya yang semakin meluap

"lo udah tau kan doyeon suka sama yuta, tapi lo malah jalan sama yuta di saat doyeon baru aja pergi?"

yuqi mengerti sekarang, lucas salah paham

"casㅡ"

yuqi belum sempat melanjutkan ucapannya, tetapi lucas lebih dulu bicara

"lo cewe yang paling gak punya hati. jadi selama ini loㅡ" lucas menunjuk yuqi, "ㅡdan dia," kemudian menunjuk yuta

"kalian berdua kayak gini di belakang gue dan doyeon. gue salah menilai lo qi. jujur, gue kecewa."

"lucas, lo salah paham." ucap yuqi maju selangkah mendekati cowo itu

"jangan pernah nyebut nama gue lagi. mulai detik ini, kita nggak saling kenal."

lutut yuqi melemas, lucas berbalik kemudian melangkah pergi

ia berusaha untuk mengejar lucas, tidak melihat ada sebuah batu, ia tersandung dan terjatuh

lututnya tergores aspal, rasanya perih. yuta segera bergerak dan membantunya berdiri

yuqi tetap berusaha mengejar lucas meski lutusnya terasa perih

"lucas!" teriaknya memanggil lucas yang susah masuk kedalam mobil

"lucas! lo salah paham!"

percuma, lucas tidak peduli

mesin mobilnya menyala. beberapa saat kemudian, mobil itu menderu dan memelesai pergi dengan kecepatan penuh

yuqi meneriakkan nama cowo itu sekali lagi. percuma. yuqi hanya mendengar deru mobil yang semakin menjauh

----

hey hey mas tiwai q

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

hey hey mas tiwai q

serendipity, lucasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang