"Hahaha, tadi aku tidur di samping kamu kok."

"Aaaaaa kak Shane gila."

Kak Shane memang sudah gila, seenaknya saja dia membawaku ke rumahnya, dalam keadaan tidur pula.

"Kak Shane beneran gak ngapa- ngapain aku kan?" Aku bertanya lagi tentang hal itu.

"Kalo iya gimana?"

"Bodo, aku laporin kamu ke polisi."

"Yaampun sampe segitunya sama pacar sendiri juga. Aku baru bawa kamu kesini satu jam yang lalu, aku mau minta bantuan sama kamu. Aku gak ngapa- ngapain kok, paling ya cuma..."

"Cuma apa, hah?"

"Rahasia, siapa suruh tidur gak bangun- bangun. Hahaha."

"Isshhh sebel aku sama kamu."

Aku masih duduk di ranjang besar yang ternyata adalah milik kak Shane. Aku memandang kak Shane yang sedang berdiri di depan almari. Dia sudah rapi dengan celana hitam dan juga kemejanya.

"Kamu rapi banget kak."

"Papa aku dateng hari ini."

"Apa? Papa kamu?"

"Iya, makanya aku bawa kamu kesini. Cepetan gih mandi habis itu sarapan."

"Kan aku gak bawa ganti baju, kamu kenapa gak bilang aja, kan aku bisa siap siap di rumah."

"Papa ngasih tahunya mendadak. Itu aku udah bawain kamu baju." Tunjuk kak Shane pada sebuah tas di atas meja.

Aku mengambil tas itu, dan kulihat sudah ada banyak barang di sana. Dari mulai perlengkapan make-up dan juga pakaian. Dress simple pendek warna creamku juga sudah ada di sana lengkap dengan pakaian dalamku.

Apa kak Shane mengambilnya sendiri?

"KAK SHANEEE." Aku berteriak, aku tidak terima jika kak Shane membuka almariku, di sana banyak barang yang tidak boleh di lihat para lelaki. Aku sungguh malu.

"Iya?" Kak Shane menoleh ke arahku.

"Kamu ambil ini semua sendiri dari almariku kak?"

"Iya."

"Sungguh? Ini semua kak?"

"Iya, bagus kan pilihan aku. Hehehe"

"DASAR GILA." Aku melemparkan satu bantal ke arahnya. Ku lempar dengan kuat- kuat.

"Hahaha enggak kok sayang, Diandra yang ngambilin."

Syukurlah, aku kira kak Shane sendiri yang mengambilnya.

"Awas saja kamu berani- berani buka kak, jangan masuk ke kamarku lagi besok besok."

"Hehehe iya- iya Sayang, sudah cepat mandi ya sekarang. Aku tunggu di bawah ya. Jangan lama- lama."

Kak Shane meninggalkan aku di kamar sendiri. Sesaat ku pandangi setiap sudut kamar kak Shane. Lumayan rapi untuk ukuran seorang cowok. Baru kali ini aku masuk kamarnya. Kemudian aku mulai merapikan tempat tidur dan bergegas untuk mandi.

Kurang lebih 30 menit sudah aku bersiap- siap. Ku lihat wajahku di cermin besar milik kak Shane. Aku juga sedikit gugup karena akan bertemu papa kak Shane. Aku belum pernah bertemu sebelumnya.

"Sayang.." suara kak Shane mengagetkanku yang sedang fokus melihat diriku di cermin.

Kak Shane menghampiriku dan berdiri di belakangku yang masih berdiri di depan cermin besar itu.

"Cantik."

Aku tersenyum mendengar kata itu keluar dari mulut kak Shane.

"Udah yuk turun."

PACAR RAHASIA : Bukan LagiWhere stories live. Discover now