Part 24 -Let It Be

9.1K 513 43
                                    

" Shhh.."

Chilla meringis menahan dinginnya kompresan yang ditempelkan pada pipi nya yang memar. Dalton menempelkan kompresan berisi es batu itu dengan hati – hati, takut Chilla akan merasa semakin kesakitan jika ia menekannya terlalu keras.

" Biar aku saja." Chilla mengambil alih kompres yang ada ditangan Dalton.

" Tapi.." Dalton terlihat keberatan karena baginya Chilla masih butuh istirahat.

" Tidak apa – apa." Chilla tersenyum menenangkan Dalton.

" Apa si brengsek itu berhasil menyentuhmu?" Dalton menatap khawatir pada Chilla.

" Tidak, dia tidak menyentuhku." Kata Chilla.

" Bagus. Kalau saja dia berhasil menyentuhmu. Aku tidak akan membiarkannya." Geram Dalton.

" membiarkan apa? Bukankah dia sudah mati?" Tanya Chilla yang penasaran dengan apa yang akan dilakukan Dalton apabila hal itu benar – benar terjadi.

" Ya. Tapi sampai ke neraka pun aku akan membuat perhitungan dengannya." Chilla dapat melihat keyakinan pada setiap ucapan Dalton yang mau tidak mau membuat nya terkekeh geli. Ya ampun pria itu. Mungkin satu neraka akan ia ratakan jika itu perlu hanya untuk melindungi Chilla.

" Sudahlah. Yang berlalu biarlah berlalu. Yang penting aku ada disini sekarang, bersamamu." Chilla mengelus tangan Dalton, bermaksud menenangkan pria itu.

" Kau benar." Dalton menyetujui ucapan Chilla.

" Istirahatlah. Kau pasti lelah karena kurang tidur." Dalton menggendong tubuh mungil Chilla ke atas ranjang dan membaringkan gadis itu disana. Ia menyelimuti badan Chilla hingga sebatas dada dan mengecup kening Chilla.

" Tidurlah, sayang." Kata Dalton menatap ke dalam manik mata biru Chilla yang masih terbuka.

" Tapi aku tidak mengantuk." Chilla menyentuh punggung tangan Dalton.

" Dalton. Aku ingin bertanya satu hal." Tiba – tiba Chilla mengingat sesuatu.

" Apa itu?" Dalton mengangkat alisnya menunggu Chilla bersuara.

" Selama ini kau tidur dimana, Dalton?"

" Tentu saja di tempat tidur." Dalton menggelengkan kepalanya, merasa lucu dengan pertanyaan Chilla.

" Maksudku ditempat tidur yang mana?" Chilla kesal karena sepertinya Dalton tidak serius menjawab pertanyaan darinya.

" Di kamarku."

" Kamarmu?" Chilla membeo.

" Lebih tepatnya kamar kita." Jelas Dalton lagi.

" Kenapa kau tidak pernah membawaku kesana?" Dalton terdiam mendengar pertanyaan Chilla selama beberapa saat sebelum kembali berujar.

" Karena aku tidak ingin membuatmu mengingat semua ingatan – ingatan buruk itu, sayang. Maafkan aku."

" Tidak apa – apa. Tapi aku heran kenapa kau tidak tidur sekamar denganku." Chilla menunduk malu dengan pertanyaannya sendiri.

" Aku takut kau tidak akan nyaman bila aku memaksa kehendakku dengan sekamar denganmu. Kau tahu, pria tidak dikenal langsung sekamar dengan seorang wanita dihari pertama mereka bertemu."

" Benar juga." Chilla mengiyakan penjelasan Dalton.

" Dalton, tunjukkan aku kamar kita." Terbesit keinginan Chilla yang tidak dapat dibendung, Ia sangat penasaran seperti apa kamar mereka dulu.

" Kau yakin?" Tanya Dalton.

" Ya" Chilla mengangguk mantap.

Dalton membawa Chilla ke sebuah ruangan yang terletak berlawan dengan kamar Chilla. Sebuah tempat yang tidak pernah ia kunjungi walau ia sudah berkeliling hampir sebagian dari wilayah mansion. Dalton membuka pintu dua muka yang berada di ujung lorong.

His Lover (Mafia Series)Where stories live. Discover now