7. Sabina

2.2K 83 0
                                    

Deril dan Tiara sampai didepan rumah Tiara, tadi Tiara habis kerja kelompok langsung diantar Deril pulang. Makannya tadi Deril langsung pergi dari bawah pohon.

"Lo keliatannya seneng banget anter gue pulang, gara gara dikira pacar gue ya?", kata Tiara sambil melepas helm.

Deril tertawa kecil "Kepedean lo! Udah sana masuk"

Tiara memanyunkan bibirnya, "Yaudah, awas ati-ati dijalan, jangan mikirin gue aja, nabrak pohon benjol pala lo"

Deril mengusap-usap puncak kepala Tiara sambil tersenyum lebar "Iya bawel"

Tiara menatap Deril, cukup lama.

Deril mengangkat kedua alisnya, "Apa? "

Tiara membuang nafasnya, "Lo temen gue ya Ril?"

"Bukan, gue bapak lo"

Tiara tertawa mendengar itu "Deril!!!"

"Udah sana masuk, lo ga masuk, gue ga pulang pulang nih"

"Iya bapak ku", kata Tiara dan masuk kedalam rumahnya.

FLASHBACK OFF

Sabina menghentikan langkahnya, "Bisa diem ga? Berisik!", Sabina mendelik ke arah Deril dan melanjutkan langkahnya tidak peduli.

Agy menepuk nepuk pundak Deril, "Udah jangan dipikirin Ril"

Dengan terus berusaha, Deril mengejar Sabina sambil teratih-tatih dengan tongkatnya.

Sabina melihat itu sama sekali tidak peduli.

"RIL!", teriak Agy terkejut melihat Deril jatuh tersungkur.

Agy langsung membantu Deril untuk bangkit.

"Gapunya hati lo Sab!", Agy berteriak kearah Sabina.

Sabina menghentikan langkahnya, dan membalikkan badan kearah Agy dan Deril.

"Oh ya? Jadi bikin orang  koma dirumah sakit sampe sekarang belum bangun, itu punya hati?", ucap Sabina lantang.

Agy dan Deril tidak habis pikir mendengarnya, semua mata murid disekitar sana kini tertuju pada mereka.

"Kenapa diem? Tadi manggil manggil gue kan, perlu apa?", kata Sabina.

Deril menatapa Sabina sambil mengatur emosinya, jangan sampai dia kelepasan.

"Kalo aja lo bukan cewe--"

Sabina memotong perkataan Agy, "Mau apa? Mau bikin gue koma juga, oh mau niru kelakuan orang bajingan sebelah lo?"

Deril menahan rasa sakit akibat barusan jatuh, kini ia membalikkan badannya dan jalan sambil tertatih, pergi meninggalkan Sabina.

Sabina juga tidak peduli, dia melanjutkan langkahnya pergi dari sana.

Disana Tiara mencegah langkah Sabina.

Kini mereka berdiri berhadap-hadapan, Tiara disana menatap Sabina tajam.

"Lo merasa keren setelah ngomong gitu, dan didenger banyak orang?", ucap Tiara.

Sabina tersenyum jahat tipis, "Minggir"

"Lo ngerasa hebat abis belain sahabat lo yang gatau bakal hidup lagi atau ga itu?"

Sabina terpancing emosinya mendengar itu,

PLAKKK

Satu tamparan dari Sabina, berhasil mendarat di pipi milik Tiara.

"Makin ngerasa hebat sekarang abis nampar gue hah?! JAWAB?!", Tiara sangat marah.

Sabina menatap Tiara denga nafas yang tidak beraturan, "Sakit jiwa!", ucap Sabina sambil mendorong Tiara sampai terjatuh, dan pergi begitu saja tidak peduli.

✨✨✨✨

Deril dan teman-temannya sedang duduk di tempat tongkrongan nya didekat sekolah seperti biasa, bawah pohon.

Disana Deril tampak murung, hanya diam sambil menunduk.

Galih menepuk-nepuk punggung Deril, "Main kartu lah Ril kita, ayo"

"Yang kalah lari", kata Ega.

"Kalo si Deril kalah?", tanya Haikal.

Shaka langsung semangat menjawab, "Ya lari lah, sabi kan Ril"

Galih menoyor kepala Shaka, "Tolol! Hibur anjing bukan digituin"

Shaka mengusap usap kepala miliknya yang habis ditoyor Galih, "Barusan sebagian usaha gue hibur dia anjing, malah ditoyor"








dhikta

AMOURWhere stories live. Discover now