2. Tiara

3.2K 128 2
                                    

"Emm, gue mau ngomong sesuatu sama lo, boleh?", tanya Gisa.

Deril menaikan kedua alisnya sebagai tanda 'Apa?'

"Emmm, kalo lo butuh bantuan atau kurang paham pelajaran yang ketinggalan, gue bisa bantu lo, kapan aja", jelas Gisa.

Deril hanya terdiam.

"Emmm, kalo tugas lo mau gue kerjain juga boleh, lo pasti banyak yang belum kan?", tanya Gisa.

Deril seolah tidak peduli "Maaf, ga perlu"

"Emmm, gue ga minta imbalan apa apa kok, gue ikhlas bantu lo"

Deril tidak menggubris.

"Ril, atau gue bisa kerumah lo ajarin lo atau---"

"Gue tadi bilang gak perlu, udah cukup jelas?", potong Deril.

Gisa terdiam, sekarang dia bingung harus berbuat apa.

"Maaf kalo gue ganggu, permisi", ucap Gisa dan pergi.

Deril hanya cuek.

"Kalo diliat-liat sih ya, Gisa suka sama lo", Tiara tiba-tiba datang dan duduk disebelah Deril.

Deril tersenyum tipis melihat Tiara datang.

Tiara merupakan teman sekelas Deril juga, bukan hanya itu, mereka dulu satu SMP juga, berteman sejak lama. Dekat juga sudah lama tapi hanya berteman saja tidak lebih sampai sekarang, lagian Tiara juga sudah punya pacar.

Dulu sempat Tiara mengaku kalau ada rasa, tapi Deril terlanjur suka dengan satu wanita yang selama ini masih Deril suka, bukan Tiara.

Sampai akhirnya Tiara ikhlas hanya sebatas berteman dengan Deril, lebih tepatnya sahabat.

"Kasian tuh, banyak anak orang yang ngarep jadi pacar lo", kata Tiara.

Deril menatap Tiara "Termasuk lo juga apa gimana?"

"Jangan macem-macem lo! cowo gue denger abis lo, masuk rumah sakit lagi mau?"

"Iya deh yang pacarnya ketua geng, ampun deh ampun", balas Deril

"Apaan si lo biasa aja kali", balas Tiara.

Deril tertawa tipis.

"Gimana keadaan Zeta? Udah pulang?"





Zeta?



dhikta.

AMOURNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ