Chapter 5 : Power Gived

11 2 0
                                    

Kuatkan dirimu, Clare. Kau akan baik-baik saja.

Evan POV

Aku mengantar Clare hingga ke ujung pilar, melihatnya masuk ke dalam pilar, hingga pintu masuk itu mulai menggelap dan aku sudah tak bisa melihat Clare dengan jelas.

Anna POV

Meskipun aku masih mendampingi newbie di dekat pilar, aku melihat dari kejauhan Evan dan Clare tampak asyik bercengkrama. Saat 3 newbie terakhir selesai, aku pun memanggil Clare dengan suara yang cukup keras. Tak lama kemudian dia datang bersama Evan disampingnya. Dia masuk ke dalam pilar dan Evan tak kunjung melepaskan pandangannya, meskipun Clare sudah tidak jelas terlihat.

"Kenapa tuan beku? Merasa khawatir dengan newbie yang satu itu? Tidak ada seorang pun di dalam selain dia, jadi kau tak perlu khawatir jika dia direbut orang." kataku.

"Bukan itu, Anna!" jawabnya.

"Lalu apa?"

"Bukan apa-apa". Dia menghela nafas, lalu duduk tepat di depan jalan masuk pilar dan membelakanginya.

"Kau tak mau berbagi sedikit pun pada temanmu ini ya?"

Dia menghela nafas lagi dan menatap ke depan.

"Tadi, Clare menanyakan padaku, apa yang sebenarnya dilakukan seorang newbie di dalam sana."

"Sana? Di dalam pilar maksudnya?" tanyaku.

"Iya, dimana lagi?!"

"Oke oke, tenang. Aku bertanya dengan damai." ujarku sedikit takut.

"Lalu apa?" tambahku.

"Mungkin dia takut dengan tahap kedua ini."

"Kenapa begitu? Padahal tahap kedua ini yang paling mudah kan?"

"Kau kan ingat, dia mengalami kendala di tahap pertama."

"Apa mungkin dia merasa bersalah karena itu?"

"Mungkin. Tapi aku sudah memberi tahunya bahwa semua akan baik-baik saja. Ada aku dan Anna disini."

"Tumben kau tidak melupakan diriku". Cibirku.

Dia hanya diam.

"Aku tidak melupakanmu, aku secara tidak langsung memberitahunya bahwa kau juga punya peran disini." kata Evan.

"Begitu."

"Hah, tunggu dulu. Maksudnya sebelum ini, kau menganggapku tidak berperan apapun, tidak berguna gitu?!" lanjutku cepat.

"Ahahahaha." Evan tertawa.

Wah, Evan tertawa. Bukan cibiran ataupun sindiran. Tawanya lepas tidak seperti biasanya. Jika begini dia terlihat tam...

"Kau menyadarinya." tambahnya.

Aku mengerucutkan bibirku.

Aku tarik ucapanku. Dia tetaplah tuan beku sejak pertama kali kami bertemu.

Clare POV

Aku berjalan hingga ke tengah ruangan, terdapat ukiran melingkar yang dipahat di tengah bangunan itu.

Being a MysticalМесто, где живут истории. Откройте их для себя