14

12.5K 1.2K 105
                                    

Happy Reading!

••••••

 
Sehun memutuskan pergi dari sana dan merapatkan pintu kamar Lisa kembali.

Ia memilih pergi ke kantor daripada harus berdiam dirumah dengan perasaan yang berkecamuk.

Sehun pikir Lisa merestui hubungan orangtua nya itu dan aksi kaburnya waktu itu hanya karena masalah kecil.

Ia mengusap wajahnya dengan kasar. Pikirannya jadi tidak tenang.

Entah, sepertinya ia harus melakukan sesuatu.

Ya, sesuatu agar mereka berdua berpisah.

Katakanlah Sehun egois, tetapi apakah kedua orangtua itu tidak memikirkan perasaan anaknya?

Sehun tidak menyangka dengan fakta yang baru ia ketahui.

"Sepertinya aku memang harus melakukan sesuatu," lirihnya lalu membanting stirnya untuk memilih jalan pintas menuju kantor.

•••••

 
Jam sudah menunjukkan pukul sebelas, tetapi Lisa belum keluar kamar.

Bahkan ia juga tidak pergi ke kampus.

Ibunya yang sedaritadi bolak-balik masuk ke kamarnya saja hanya diabaikan dan ia memilih tenggelam dalam selimut yang menutupi tubuhnya itu dan membelakangi Ibunya.

Mungkin terdengar berlebihan.

Tetapi Lisa merasa masalah keluarga itu jauh lebih sakit dari pada masalah cinta.

Ia hanya tak suka Ibunya berbohong dengan alasan murahan seperti itu.

Hati Lisa benar-benar sensitif semenjak Ayahnya meninggalkannya.

Apa Ibunya tidak memikirkan perasaannya? Bukan sosok Ayah baru yang Lisa inginkan.

Lisa hanya menginginkan suasana keluarga yang hangat bukan seperti itu yang dimulai dengan kebohongan.

"Lisa..." panggil Ibunya dengan suara parau.

Lisa masih bergeming.

"Mommy tidak bermaksud membohongimu," lanjutnya lagi.

Sebisa mungkin Lisa menahan suara tangisnya.

Ia menggigit bibir bawahnya dengan mata yang terus mengeluarkan bulir bening.

"Mommy sudah lama menjalin hubungan dengannya sebelum Ayahmu meninggal."

Ingin sekali rasanya Lisa mengumpat mendengar itu dari mulut Ibunya sendiri.

Apa Ibunya itu tidak mencintai Ayahnya?

Ya Tuhan! Apa kurangnya Ayahnya itu hingga membuat Ibunya harus berselingkuh.

Lisa terus menggigit bibirnya hingga hampir mengeluarkan darah.

"Mommy harap, kau bisa memaafkan Mommy." Ucap Larisa dan memutuskan bangkit dari sana tak lupa mengelus puncak kepala Lisa sebelum keluar.

STEPBROTHERWhere stories live. Discover now