Lembar Baru

30.9K 3.9K 1.8K
                                    

"Bercerai?! Demi Tuhan! Jaehyun, Taeyong. Tolong jangan bercanda soal ini!"

"Kami tidak bercanda eomma. Aku dan Taeyong... Kami sudah membicarakannya baik-baik."

"Tapi... Tapi kenapa? Kalian tak memiliki alasan untuk bercerai!"

"Tidak, eomma. Justru aku dan Jaehyun sudah tak ada alasan untuk mempertahankan pernikahan ini. Jaehyun menikahiku karena bertanggung jawab atasku dan aku menikahinya karena tugasku. Sekarang itu semua sudah selesai."

Ibu Jung menatap Taeyong putus asa.

"Taeyong sayang, apa kau sebegitu tak inginnya melanjutkan pernikahan dengan Jaehyun? Tak adakah sedikit perasaanmu untuknya? Lalu...lalu, bagaimana dengan anakmu?"

Ibu Jung berusaha menggunakan kelemahan Taeyong. Anaknya. Kalaupun Taeyong tak mencintai Jaehyun, pastilah ia mencintai anaknya kan?

"Biarkan pengadilan yang nanti memutuskan hak asuhnya. Tapi kurasa sudah jelas. Perjanjian awal kita, aku masih mengingatnya." Taeyong menguat-nguatkan dirinya sendiri untuk mengatakan itu.

"Apa tak ada jalan lain? Kenapa sampai harus bercerai? Apa ini masih soal Chaeyeon? Kau tak mau jadi istri kedua?"

Taeyong menggeleng pelan. Ia harus melakukan kebohongan lagi. "Aku memang tak mau jadi istri kedua. Aku sudah tak tahan berada di tengah-tengah rumah tangga orang lain. Aku ingin menyelesaikan pernikahan ini. Tapi ini semua atas keinginanku sendiri. Maaf eomma, tapi keputusanku sudah bulat untuk bercerai dengan..." Taeyong menatap Jaehyun, mencari penguatan darinya. Jaehyun mengangguk.

"...Jaehyun."

.
.
.

Palu diketuk oleh hakim. Tanda Jaehyun dan Taeyong telah resmi bercerai secara hukum.

Ibu Jung menolak untuk hadir di sidang perceraian mereka karena sampai saat ini pun ia belum merestui perceraian itu. Tapi mau bagaimana lagi? Toh Jaehyun dan Taeyong bukanlah anak-anak yang bisa ia atur sesukanya. Meskipun selama ini Jaehyun dan Taeyong cukup menurut, kali ini keputusan mereka tak bisa dibelok-belokkan lagi. Proses perceraian yang panjang telah berakhir hari ini.

Selesai sidang, bukan Jaehyun atau Taeyong yang menangis karena sedih, tapi Chaeyeon. Ia menangis begitu deras sampai hidungnya memerah. Ia juga memeluk Taeyong begitu erat karena ini adalah saat perpisahan mereka. Taeyong sudah bertekad untuk tak pernah menemui keluarga Jung lagi.

"Sudahlah Yeoni, jangan menangis begitu. Orang-orang akan menyangka kitalah yang baru bercerai." Canda Taeyong disela pelukannya bersama Chaeyeon.

Chaeyeon melepaskan pelukannya pada Taeyong. Karena merasakan seseorang sedang menatap mereka cemburu, mungkin?

"Maaf. Aku begitu emosional sampai tak bisa menahan diriku." Chaeyeon mengusap air matanya. Seharusnya ia merasa bahagia karena kini Jaehyun menjadi miliknya sepenuhnya. Tapi dibanding bahagia, rasa bersalah justru malah lebih menguasainya.

Taeyong memberikan Chaeyeon tisu dari tasnya. Ia juga mengambil sesuatu yang lain dari tas itu. "Tolong berikan ini pada Minhyungi. Kau tak keberatan kan?"

Chaeyeon menatap pemberian Taeyong. Sebuah boneka beruang kecil yang tampak sekali merupakan buatan tangan. Meskipun buatan tangan, bonekanya sangat rapi dan lucu. Pasti ini buatan Taeyong sendiri. Taeyong kan pandai menjahit.

"Lucu sekali... Untuk temannya tidur?"

Taeyong mengangguk mengiyakan. "Tolong rawat Minhyung dengan baik. Aku percaya padamu sepenuhnya."

Chaeyeon mengulas senyum, namun senyumnya penuh keraguan. Taeyong menyadari kejanggalan itu, meskipun ia anggap hanya perasaannya saja. Ia juga baru menyadari, Chaeyeon terlihat semakin kurus saja dari hari ke hari.

Look at Me TooWhere stories live. Discover now