"Ochaaa, lu ngapain sih tereak tereak." Diandra menghentikan teriakanku.

"Lah lo ngapain tadi sama kak Ciko, masih pagi juga, bilangin bubun nih."

"Lo tuh yang salah paham, orang mata gue kelilipan terus di tiupin sama kak Ciko kok." Jelas Diandra.

"Hehehe iya Cha, tadi Diandra Cuma kelilipan, wah pikiran lo tuh yang gak bener." Sahut kak Ciko.

"Lah posisi kalian tuh ya ambigu banget, gue kira kan ngapain."

"Huuu Ocha dasar, dateng dateng bikin ribut aja, ohiya kak Shane mana kok gak mampir?" Tanya Diandra.

"Gue pulang di anter mas mas ijo kesayangan."

"Bhahahaha, lah emang kak Shane kemana?" Diandra menertawaiku begitu juga dengan kak Ciko.

"Tauk tuh, lagi jogging sama tuan putri kalik ahh." Kataku dengan wajah bête.

"Tuan putri, siapa?" kini giliran kak Ciko yang bertanya.

"Adiknya tuh yang manja banget, lengket banget sama kak Shane, bete gue."

"Hahaha ya wajar kan sama adiknya, eh tapi emang kak Shane punya adik ya?" tanya Diandra lagi.

"Bukan adik kandung, ohiya kak Ciko mau nganterin Diandra kan?" tanyaku yang dibalas anggukan olehnya.

"Oke kak Ciko Diandra, gue mandi sebentar, terus tungguin gue pokoknya ya, gak mau tauk tungguin gue, bye gue mandi dulu, janji gak lama lamaaa." Kataku lalu berlari pergi menuju lantai atas meninggalkan mereka yang berteriak.

"OCHAA, KITA KAN GAK SEJALANNN, CHAAAA." Teriakan Diandra yang masih saja terdengar sampai tangga.

***

Beruntung sekali aku punya calon kakak ipar seperti kak Ciko. Berkat bakatnya yang seperti pembalap, bisa selip selip, aku tidak telat masuk kantor, walaupun emang mepet jam.

Sudah setengah hari sejak tadi pagi aku duduk di kursi kerjaku. Istirahat makan siang sudah tiba, rasanya malas sekali aku pergi makan siang. Aku berhenti berkutat dengan dataku dan meletakkan kepalaku di atas meja kerjaku.

"Heh lu Cha, ayo makan." suara ajakan Roy terdengar di telingaku.

"Nanti deh, gue males banget." Jawabku masih dengan kepala yang berada di atas meja.

"Makan ayok sekarang, keburu jam istirahat habis tauk rasa lo."

"Iya iya lo duluan aja."

"Oke, awas aja lo nanti kalo perut lo sakit, gue gak mau nolongin."

Sebenarnya aku memang lapar, aku juga belum sempat sarapan tadi pagi. Tapi entah mengapa rasanya malas sekali. Tiba- tiba kak Shane terlintas dalam pikiranku.

Kak Shane lagi apa ya, kenapa gak ngabarin apa apa dari tadi? Bete banget udah, mana tadi pagi di cuekin di panggil gak nyadar lagi.

Tak lama kemudian ku rasakan seseorang menepuk-nepuk bahuku.

Wah Roy nih, ganggu gue aja, gak tahu orang lagi bete apa yaa

"Udah sana pergi sih ya Roy, nanti gue bisa makan sendiri ahh, jangan ganggu gue, lagi bete nih." Kataku sedikit kesal dengan kepala yang masih tertunduk di atas meja.

Dia menepuk bahuku lagi.

"ROYYYYYYYYYYY." Teriakku sambil membangkitkan kepalaku dengan tangan terkepal siap untuk memukulnya.

"Kak Shaneeee." Aku benar- benar terkejut dia ada di hadapanku saat ini.

"Kamu bete kenapa?" tanyanya dengan tatapan tajam membuatku bergedik ngeri melihatnya.

PACAR RAHASIA : Bukan LagiWhere stories live. Discover now