Pulang sekolah hari itu, Jetha mengajak kami ketemuan di patio dekat gerbang samping. Beruntung, nggak ada satu pun anak yang terpikir untuk bersantai-santai di sana. Semua pasti sibuk mempersiapkan matematika dan bahasa Inggris besok, apalagi di hari-hari berikutnya masih ada tes mata pelajaran peminatan.
Aku dan Riza sampai bersamaan, dan ternyata sudah ada Elinna dan Rengga juga di sana. Jetha-lah yang pertama kali menyadari kedatangan kami dan langsung mengajak duduk. Selama memutari meja, mataku tak lepas dari Elinna, kemudian ke Rengga, kemudian bertanya-tanya apa ada kesalahan yang nggak sengaja kami perbuat.
Selain memberi contekan, tentu.
"Strategi tadi udah cukup tertutup, tapi nggak efektif," Jetha memulai tanpa basa-basi. Dia perhatikan kami satu per satu sebelum melanjutkan, "Banyak yang nggak bisa keluar kelas bergiliran karena takut pengawas curiga, dan tempat kertas di kapstok malah pindah-pindah. Nggak bisa di pojokan kayak kesepakatan sebelumnya—belum kalo ada yang masuk kamar mandi itu sebelum dan sesudah peserta ujian butuh."
Aku mengembuskan napas. Semua permainan petak umpet sepanjang jam Kimia tadi nggak berguna.
"Jadi? Lo punya usul lain?" Riza menyahut, membaca dengan tepat apa mau Jetha.
"Mm-hm. Kita cari bank soal guru—"
"Caranya?"
Jetha tampak ingin membanting meja batu ke muka Riza karena terus-terusan disela. Namun, cowok itu berhasil menjaga ekspresi tetap tenang tanpa sedikit pun kelihatan terintimidasi. "Gue punya cara. Rengga yang ngusulin."
Perasaanku mendadak nggak enak. Tanpa bisa dicegah, aku sudah melirik ke arah Elinna yang seperti sudah tau apa yang mereka bertiga bakal ungkapkan.
"Jetha bakal ke rumah gue ntar sore," jelas Elinna, "pura-pura mampir sebagai pacar, ngalihin perhatian, sementara gue ngopi soal dari laptop bokap gue."
___________________
Nah lho, menurut kalian, kenapa Elinna rela Jetha cuma jadi pacar pura-pura? Dia nembak secara nggak langsung, atau justru ngasih kode ke cowok itu kalo mereka cuma bisa sampe tahap pura-pura? 😆 (Kok nyesek yha. Tadi salah emot berarti. 😌🤣)
Makasih udah bacaaa! 😚😚😚
P.S. Bonus gambar Jetha sama Elinna. 😳😳😳
KAMU SEDANG MEMBACA
The Light in Our Scars
Teen FictionVia harus ikut salah satu ekskul di sekolahnya supaya tetep bisa bertahan di kelas unggulan. Mau nggak mau, cewek itu bergabung dengan Tiga Sekawan--yakni Jetha, Elina, dan Riza--yang motivasi belajarnya di kelas asal-asalan. (Well, kecuali Jetha, m...