20. I Like You

Comincia dall'inizio
                                    

Gadis itu tersenyum lagi,
"Baik Mrs. Fuhrman. Saya akan berusaha yang terbaik."

"Baik. Hanya itu saja. Setelah magangmu berakhir, datanglah ke sini lagi."

"Terima kasih Mrs. Fuhrman. Saya pergi dulu." Megan menunduk hormat dan pergi dari ruangan itu.

Matanya memicing. Ia tidak salah lihat. Di sana, lelaki berjas abu-abu itu tengah berbincang- bukan disebut berbincang karena lawan bicaranya yang terus saja mengoceh dan Sean hanya mengangguk malas lengkap dengan wajah dinginnya.

Tapi tunggu dulu! Itu Rebecca! Iya Rebecca Windsor. Salah satu mahasiswi tingkat akhir yang terkenal dengan wajah menor serta pakaian serba minimnya, ia adalah seorang jalang kampus.
Megan hampir tergelak karena melihat pakaian perempuan itu yang berwarna kuning terang. Seperti Spongebob Squarepants. Pikirnya dongkol.

Ia kemudian mendengus dan sedikit berlari menuju dua orang yang tengah sibuk dengan beberapa orang yang seakan tertarik dengan pembicaraan itu-lebih tepatnya wajah Sean.

"Aku bilang jangan pergi kemana-mana! Kenapa kau bersama dengannya!?" Bentak Megan tidak suka sambil menarik lengan lelaki itu menjauh dari Rebecca. Oke. Megan terlihat seperti seorang perempuan yang cemburu karena kekasihnya di goda oleh seorang jalang.

"Kau sudah selesai Baby?" tanya Sean tanpa memperdulikan pertanyaan Megan tadi.
Gadis itu mendengus pelan,
"Sudah lama! Kenapa kau bersamanya!?" suara Megan tampak tidak bersahabat sambil menatap tajam kearah Rebecca yang juga menatapnya tajam.

"Hei! Apa kau Megan Sanders? Well.. Ku akui bahwa seleramu tinggi juga ya..Seorang bos kaya raya." Rebecca bersuara sambil tersenyum remeh kearah Megan.

"Diam kau jalang." jawab Megan datar.

"Sean!" kesal Megan. Gadis itu kembali menatap Sean dengan tajam. Suara keras Megan mengundang orang-orang untuk tertarik dengan keributan mereka.

"Dia yang mendatangiku." jawab Sean singkat.

"Bukankah anda tertarik dengan badanku Mr. Lawrence?" jawab Rebecca dengan tatapan menggoda sambil memegang payudaranya pelan.

Jalang sialan ini membuatku semakin naik darah. Batinnya frustasi.

"Dia tidak tertarik dengan badanmu. Dasar jalang. Menjauh dari kekasihku!" Ucap Megan garang sambil menarik tangan Sean menjauh dari kerumunan.
Ia tidak peduli pada bisik-bisik para mahasiswa yang memandang mereka.

Bukankah itu Sean Lawrence? CEO yang kita lihat di majalah Forbes itu?

Siapa gadis yang bersama lelaki tampan ini?

Aku yakin gadis itu juga menggoda Mr. Lawrence.

Ck. Megan Sanders juga seorang jalang. Aku yakin itu.

Suara para mahasiswa itu membuat ia tambah kesal. Tapi poin utama kekesalannya adalah seorang lelaki yang tengah ia seret ini.

Ia tidak tau mengapa ia sangat kesal ketika Sean digoda oleh perempuan lain. Ia bahkan bukan kekasih pria itu. Mengapa ia begitu kesal padahal ia tau bahwa sebelum bertemu dirinya, lelaki itu sudah pasti sering di kelilingi oleh para jalang. Tapi mengapa? Apa ini cemburu? Tidak. Bukan. Ia segera menepis pikiran itu. Ia tidak mungkin cemburu pada seorang Sean Lawrence. Ia bahkan tidak tau perasaan lelaki itu padanya. Ia takut jatuh cinta sendirian.

Setelah sampai di parkiran. Megan segera menepis tangan Sean yang sedari tadi menempel di tangan kanannya.

Lelaki itu tersenyum penuh arti. Megan yang melihat itu tentu semakin kesal.

"What are you laughing at?!" garangnya pada Sean. Ia melotot untuk menyembunyikan rona merah akibat senyuman maut Sean.

"Apa kau cemburu kekasihku?"

Megan semakin melotot. Ia lupa bahwa tadi dirinya menyebut sean dengan embel-embel 'kekasih'. Sialan! Apa pria ini berusaha mengejekku?!

"Ti-dak. Jangan bermimpi Sean Lawrence!" setelah mengatakan itu, Megan masuk ke dalam mobil yang sudah tidak terkunci.

Sean tersenyum,
"Aku juga menyukaimu Megan Sanders."
Setelah itu ia berjalan menuju kemudi sambil melempar kunci mobilnya keatas. Ia tersenyum seperti anak remaja yang baru saja merasakan cinta.

TBC

bagaimana? Masih kurang?
Maaf ya kurang panjang...
Tapi author janji akan panjang lagi setelah ini..
Semoga kalian suka luplup 🖤🖤

Stole The Bastard HeartDove le storie prendono vita. Scoprilo ora