16. This is wrong

Start from the beginning
                                    

Tiba-tiba Sean terkejut dari lamunannya karena suara gebrakan pintu terdengar dengan keras. Mata Sean kembali tertutup rapat ketika mengetahui si pelaku. Barnett. Sahabat Sean yang sangat cerewet itu kembali.

"Hei! Kau telah kucari di mansion tetapi tidak ada. Ternyata kau disini."

"Pergilah Barnett," usir Sean tidak bersahabat. Mood lelaki itu sedang tidak baik.

"Kau mengusirku? Hei! Aku hanya ingin melihat perkembangan saja." ucap Barnett dengan senyum jailnya.

"Apa maksudmu? " tanya Sean tidak mengerti. Perkembangan apa? Perusahaan?

"Mendekati si perempuan pemarah. Kau melupakan perjanjian kita huh?" Barnett kembali mengingatkan perihal perjanjian gila itu.

Sial. Umpat Sean dalam hati. Ia bahkan melupakan bahwa ia mendekati Megan hanya karena taruhan konyol dengan para sahabatnya.

"Lupakan itu. Aku tidak memperdulikan taruhan itu lagi. Pergi sana." Sean tampak sangat malas menanggapi ucapan Barnett.

Lelaki itu kemudian bertepuk tangan dengan riang. Sean mengerutkan dahinya bingung. Ada apa dengan lelaki gila ini?

"Boleh kutanya sesuatu?" tanya Barnett menggebu-gebu,

"Hm.." balas Sean malas.

"Kau merelakan mobil sport itu? Padaku dan Francesco?"

Sean memalingkan wajahnya. Taruhan itu tidak bisa di lupakan.
"Tidak. Tunggulah 1 bulan. Aku akan mendapatkan gadis itu."

"Great!! Jika kau berhasil mendapatkannya, apa yang akan kau lakukan setelah itu?" tanya Barnett penasaran,

"Meninggalkannya. Apa yang kau harapkan? Menikahinya? Dalam mimpi saja bodoh," Sean kembali menyeringai bak iblis. Rencana jahat itu kembali merasuki diri Sean hingga ia melupakan bahwa ia sejujurnya telah menaruh rasa pada perempuan yang kebetulan magang di kantornya itu.

***

"Megan! Kau tidak ke kantor? Sekarang pukul 7.30 pagi."

"Meg!"

"Megan Hailee Sanders!"

"Oh Tuhan! Kau mati?!"

Pekikan Anna seperti seorang ibu yang membangunkan anaknya.

"Bangun bodoh!" ucap Anna disertai tangannya yang menampar sedikit keras pada lengan gadis yang tengah tidur dengan pulas itu.

"5 menit." gumaman Megan membuat Anna tak habis pikir.

"Kau tidak bekerja huh?"

Megan kemudian menyibakkan selimut dengan keras. Dan mengacak rambutnya frustasi.

"Aku tidak mau ke kantor. Aku tidak mau bertemu lelaki bejat itu. Aku mau tidur. Aku mau pergi ke mimpi." setelah mengucapkan itu, Megan menghempaskan badannya dan menutup mata kembali.

"Kau?! Megan! Oh ayolah bodoh..kau harus ke kantor. Demi kuliahmu."

Dengan terpaksa Megan ke kantor karena Anna yang terus membujuknya. Dan kalian pasti bisa menebak bahwa Megan terlambat ke kantor. Sangat terlambat.

@ Lawrence Enterprise

Megan tengah berlari dengan terburu-buru, Ia pasti dimarahi oleh atasannya. Bukan Sean. Tapi Mr. Spencer. Tetapi CEO itu tentu akan memarahinya.

"Maafkan saya Mr. Spencer. Saya tadi kurang enak badan makanya terlambat." ucap Megan sambil menunduk hormat. Semoga bualan ini dapat menyelamatkannya. Pikir Megan dengan penuh harap.

"Iya. Tanda tangah kehadiranmu disitu dan pergilah ke ruangan Mr. Lawrence. Dia yang akan memberi hukuman pada anda. Saya tidak berani membantah." ucap Mr. Spencer dan kemudian pergi begitu saja.

"Apa maksudnya? Lelaki bejat itu yang menghukumku? Tidak..ini pertanda buruk." gumam Megan sambil menggelengkan kepalanya kuat.

Dengan terpaksa kaki Megan melangkah menuju ruangan Sean. Di sana sudah ada Bianca, sekretaris Sean.

"Saya hendak bertemu Mr. Lawrence."

"Sudah membuat janji?" tanya Bianca sambil menatap kearah Megan.

"Mr. Spencer menyuruh saya keruangan ini. " balas Megan kurang semangat.

"Sebentar."

Beberapa menit kemudian Bianca mempersilahkan Megan untuk masuk ke dalam ruangan yang mempunyai hawa dingin. Ini tidak baik!

"Per...permisi..saya Me-"

"Hey sweety, jangan formal begitu kepadaku, kita sudah pernah tidur bersama kan?" ucapan lelaki ini sangat kurang ajar. Megan melotot tidak terima.

"Ini kantor Sir, saya harus bersikap profesional." balas Megan mencoba meredakan kekesalannya.

"Apa kau tau tujuanmu kesini?"

"Iya." balas Megan malas.

"Hukumannya cukup mudah. Kau cukup hangatkan ranjangku malam ini dan mendesahlah untukku."

Gila. Lelaki ini gila. Apa dia perlu psikiater? Tidak sopan sama sekali! Apa semua pria kaya seperti ini?! Batin Megan menjerit.

"K-kau?! Ekhmm..Sean..aku tau kamu terobsesi padaku tapi ini salah. Maksudku, kamu kaya dan perempuan pasti mau denganmu. Kenapa harus aku? Kenapa kau menambah bebanku? Aku benar-benar tidak menyukai situasi ini." rasa formal kepada atasan luntur begitu saja saat Megan menuturkan kegusaran hatinya.

"Maaf. Aku bukannya tidak sopan. Aku hanya ingin mengatasi hal yang tidak seharusnya terjadi. Kita hanya sebatas atasan dan karyawan magang. Bahkan kau mengenalku tidak lebih dari 2 bulan. Waktuku di perusahaan ini tinggal 1 bulan. Jangan membuat semuanya tampak rumit. Aku bahkan tertekan pada situasi ini. Kau bahkan bisa mencari yang lebih dari pada aku. Aku tidak seperti yang kau bayangkan." Megan kembali melanjutkan ucapannya dalam satu tarikan nafas. Akhirnya ia bisa mengungkapkan apa yang ia rasakan. Setelah mengucapkan itu, Megan membalikkan badannya bersiap pergi tetapi ucapan Sean membuatnya mematung seketika,

"Kau tidak mengerti..aku menyukaimu.. Bahkan saat pertama kali kau memarahiku di kedai kopi. Aku tertarik bukan karena obsesi. Aku menyukaimu. Kau berbeda dengan perempuan lain." Sean mengucapkan itu dengan senyum miring. Sempurna! Aku bahkan lebih hebat dari aktor.

Megan mematung tanpa melihat wajah Sean. Tidak. Ini tidak benar.

"Tetapi aku tidak menyukaimu. Maaf sir." Megan kemudian melenggang pergi tanpa melihat wajah Sean yang merah padam. Tentu saja. Sean marah dan malu. Ditolak? Oh tidak. Ia bahkan merasakan amarah yang luar biasa ketika gadis itu menolak dengan dingin. Tunggu saja kau Megan. Kau akan menyesali itu semua.

TBC

Next update minggu

HAI GENGS MAAF YA LAMBAT BANGET POSTING!!! ADA KERJAAN DI KAMPUS SOALNYA JADI OTAK NGE BLANK... DAN BARU SEKARANG BISA KEPIKIRAN STORY NYA GIMANA... MAAF YAA!!! SEMOGA SUKA CINTA CINTA AKOEH ♥♥

Stole The Bastard HeartWhere stories live. Discover now