15. Devil's mission

Start from the beginning
                                    

"Ayo keluar," ucap Sean dengan pelan namun perempuan itu masih saja diam tanpa memperdulikan ucapan Sean.

"Meggy, kau tidak apa-apa?" tanya Sean kemudian namun nihil perempuan itu masih saja terdiam. Sean yang melihat itu mendadak kesal karena ulah Megan.

"Megan Hailee Sanders," Sean menyebut nama Megan dengan lengkap yang artinya ia sedang menahan kekesalannya. Perempuan yang sedari tadi menjadi alasan kekesalan Sean pun menoleh seakan tidak mempunyai kesalahan.

"Apa? Kau tadi mengatakan aku harus diam. Sekarang aku telah diam dan kau kembali mengomel, dasar lelaki tidak jelas," cerocos Megan sambil membuka pintu mobil dan berjalan meninggalkan Sean yang ternganga melihat perempuan pertama yang berani melawannya selain  Ibunya.

"Aku benar-benar tidak percaya bisa bertemu dengan perempuan ketus itu," gumam Sean tidak percaya dan menggelengkan kepalanya.

Tiba-tiba pinggang Megan dilingkari oleh tangan kekar Sean, lelaki itu mengelus pelan pinggang Megan dan terus turun ke bokong Megan dan meremasnya gemas. Pekikan terkejut keluar dari mulut Megan dan secara refleks tas yang dipegang olehnya mengenai wajah tampan lelaki itu. Megan tampak terkejut dan menjauhkan diri dari Sean dan Sean yang menatap tidak percaya pada perempuan itu.

"Apa yang telah kau lakukan Megan?" Tanya Sean sambil berjalan mendekati Megan yang ketakutan,

"ak..ku...tidak sengaja!" kemudian Megan menghampiri Sean dan dengan berani menyentuh wajah Sean yang terkena pukulan maut tas Megan,

"Wajahmu tidak apa-apa, tidak ada yang ru--" ucapan Megan terhenti ketika Sean tiba-tiba menggendongnya seperti karung beras.

"Hei! Lepaskan aku! Lepaskan aku sialan! kau tuli hah!?" Megan terus meronta hingga Sean melemparkannya di kasur kingsize berwarna putih itu.

Sean menghela nafas lelah karena perempuan itu terus saja meronta dalam gendongannya. Ia kemudian menatap Megan dan menyeringai. Megan yang merasa ada hal yang tidak beres pun mulai was-was pada lelaki mesum ini.

"Apa yang akan kau lakukan?"

Sean terus diam sambil membuka bajunya. Megan sempat terpana pada otot-otot yang menempel pada perut proposional Sean namun ia kemudian sadar bahwa otot-otot tersebut muncul pada tubuh yang salah, maksudnya keindahan tubuh Sean tidak cocok dengan perilaku lelaki tersebut yang suka seenaknya, sombong, dan mesum.

"Kau bisa menebaknya Meggy," balas Sean dan dengan cepat mengapit badan kecil Megan dengan badannya.

"LEPAS SEAN! AKU TIDAK MAU DIKOTORI OLEH LELAKI BRENGSEK SEPERTIMU!" pekik Megan sambil meronta namun nihil, usaha Megan tidak membuahkan hasil. Ia kemudian pasrah pada sesuatu yang akan tejadi padanya setelah ini. Ia meminta maaf dalam hati kepada orangtuanya karena tidak bisa menjaga pesan yang diberikan orangtuanya mengenai tidak berhubungan badan dengan lelaki lain sebelum menikah.

Bibir tebal Sean memakan habis bibir tipis Megan. Tangan kanan Sean menumpu badannya agar tidak perempuan itu tidak terhimpit sedangkan tangan kiri Sean meremas kuat bokong Megan. Satu desahan keluar dari mulut Megan. Ia mengumpat dalam hati karena desahan itu membuat Sean semakin terangsang.

Tangan kiri yang awalnya meremas bokong kemudian naik untuk meremas kedua payudara besar Megan. Perempuan itu menggeliat geli. Sesungguhnya ia mengetahui hal ini salah namun tubuhnya menginginkan sentuhan lelaki itu.

"Sean...." Sean semakin gencar untuk mempermainkan Megan saat mendengar namanya dipanggil dengan indah oleh perempuan manis itu.

Dengan gesit Sean melepas dress yang membalut tubuh indah perempuannya dan hanya menyisakan bra dan underwear berwarna hitam saja.

"Luar biasa," gumam Sean takjub pada keindahan tubuh Megan.

Megan yang merasa diperhatikan pun otomatis menutup badannya dengan selimut.

"Aku sudah pernah melihat badanmu, tidak usah malu," seringaian iblis muncul lagi pada wajah tampan Sean.

Sean kemudian menindih kembali badan Megan dan mencium dengan lembut bibir tipis itu. Tangannya tidak diam. Tangan kiri Sean mengelus pelan atas bra Megan sementara tangan kanannya menjadi tumpuan badannya. 

"Meggy,bolehkan?" tanya Sean pelan sambil menahan nafsunya untuk menerjang Megan.

"Hmm..eummm..." Megan hanya bergumam sambil menutup matanya seakan yang ia alami sekarang adalah sebuah mimpi.

Tanpa basa basi tangan Sean menyentuh area sensitif Megan, perempuan itu menggeliat geli mendapatkan serangan tiba-tiba dari Sean. Tangan Sean meraba-raba dan mengelus pelan area sensitif Megan yang masih dilapisi underwear.

"Se..an.." desahan Megan terdengar begitu indah ditelinga Sean.

Sean kemudian mencoba melepas pengait bra Megan dan setelah mencoba melepaskan dengan sabar akhirnya bra itu terlepas dari dada Megan. Dengan cepat Sean meremas gemas dada yang menjadi candunya sejak awal itu. Sean mencoba menjilat pelan puting sebelah kanan Megan dan tangan sebelah kirinya sibuk meremas dada sebelah kiri Megan.

Setelah puas dengan aktivitasnya, Sean mencoba melakukan aktivitas yang sebenarnya namun ia berhenti ketika mendengar tangis kecil Megan.

"Meggy, are you okay?" tanya Sean khawatir, ia khawatir menyakiti perempuan itu.

"Maaf," setelah mengucapkan itu, Megan buru-buru menutupi badannya dengan selimut dan berlari kecil untuk mengumpulkan baju-baju yang berserakan. Hanya satu tujuan Megan saat ini yaitu apartemen Anna. Apabila ia pulang ke penthouse, dipastikan Sean akan kembali berulah lagi.

Setelah hampir 20 menit di toilet, Megan berlari dengan kencang tanpa menoleh pada Sean yang terduduk diam.

"Kau akan kemana?" teriak Sean tiba-tiba ketika mengetahui bahwa perempuan itu sudah hampir keluar dari rumahnya.

"Bukan urusanmu!" teriak Megan membalas ucapan Sean.

Megan terlihat terburu-buru menelepon seseorang,

"Hallo...Anna..."

"Tolong jemput aku..."

"Aku akan kirim lokasinya setelah ini, cepat!"

Sean tampaknya tidak menyusul Megan. Entah apa yang dipikirkannya.

TO BE CONTINUE

Hallo guys! sampe disini dulu yaaa....maaf banget kalo kurang greget...ini udah maksimal kokkkk....ntar bakal lebih maksimal....author usahakan update sesuai jadwal yaaa

Stole The Bastard HeartWhere stories live. Discover now