6. Dituduh Teroris

895 162 36
                                    

Serial HAMASSAAD season 7 – 6

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Serial HAMASSAAD season 7 – 6. Dituduh Teroris

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2018, 30 Mei

Note: Info for typo(s) are LOVE 💕

-::-

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Islam datang dalam keadaan yang asing, akan kembali pula dalam keadaan asing. Sungguh beruntungnlah orang yang asing"

[ HR. Muslim no. 145 ]

-::-

"Allaahuakbar," suara Hanun terdengar heboh. "Gue dilihatin dari ujung kaki sampe ujung genteng!"

Hanun jelas heboh. Dia lagi makan siang di dekat Daarut Tauhid Cipaku, usai menghadiri kajian umum rutin bulanan, bersama Yaritsa dan Mutia, dan siapa lagi kalau bukan Duo Ganteng bertubuh tinggi dan pemuda harapan bangsa; Hamas dan Saad.

Pekan ini, kehebohan terjadi di beberapa sudut kota, setelah meledaknya bom bunuh diri di satu tempat beribadah, di belahan kota lain.

"Paan sik lu, Kak," Hamas rasanya mau ngelemparin Hanun pakai kerupuk yang lagi dia potek-potek.

"Ih, serius," kata Hanun lagi, menoleh pada Yaritsa dan Mutia. "Kalian emang ngga ya?"

Yaritsa angkat bahu, "Ngga sih. Apa karena aku di rumah aja ya?"

Hanun ber-hu pelan. "Yeee, gue kan ke kantor, ke kantor orang, ke mana, ke mal..."

"Aku juga di rumah aja pas situasi kayak gini," kata Mutia. "Ngeri nanti ada yang minta dipeluk gara-gara ngerasa aman deket aku. Hehe."

Hanun dan Yaritsa menatap Mutia dengan pandangan aneh. Hamas juga, soalnya dia yang paling ngga paham apa maksud Mutia barusan.

"Yang sosial eksperimen itu ya?" tanya Yaritsa.

"Lah, tumben lo, Ris, cepet banget nyambungnya?" komentar Hanun.

"Apaan sih, Kak," Yaritsa pasang tampang bete. "Aku kan nonton di yutup."

"Yutup Selatan? Tempat para Oppa?" tanya Hanun lagi.

"Ini makanan masih lama apa ya? Kak Hanun garing banget, Mas," gerutu Yaritsa pada Hamas.

"Makanan dateng juga percuma, Mbak," kata Hamas, cengengesan. "Kalau pizza yang dateng, baru nyambungnya kilat tuh!"

"Lo ngomong, Mas? Apa ngedumel?" Hanun bertanya sinis pada sepupunya.

"Ngedumelin lau," balas Hamas, tak peduli. Cengengesannya masih terlihat.

Saad yang baru balik dari cuci tangan, langsung menempati kursi kosong di samping kanan Hamas, berhadapan dengan Hanun dan Mutia.

[✓] HAMASSAAD Al AufiyaaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang