13. A Good Devil

Magsimula sa umpisa
                                    

"Kau selalu mengatai Tuan besar," ucap Athena terkekeh. Baru kali ini ia melihat seorang perempuan yang terang-terangan mengumpat bahkan mengatai majikannya.

"Memang begitu kenyataannya," balas Megan disertai gelak tawa. Keduanya pun melanjutkan kegiatan berjalan-jalan ditaman tanpa merasakan ada sepasang mata tajam yang memandang keduanya dari jendela atas.

***

Mata Sean terbuka ketika indera pendengarannya mendengar sebuah gelak tawa yang sangat nyaring. Ia sengaja tidak membuat kamar kedap suara karena ia tahu bahwa mansionnya ini tidak gaduh tapi ia sungguh terusik pada suara tawa yang berada ditaman belakang miliknya, ia sempat ingin mengumpat bahkan mencaci siapa saja yang berani menggangunya tidur tapi ia mengurungkan niatnya ketika suara tawa yang nyaring itu berasal dari mulut besar Megan. Gadis yang akhir-akhir ini membuat otak serta jantungnya tidak bekerja dengan baik.
Ia memandang setiap gerak-gerik gadis itu bersama pelayan yang ia ketahui bernama Athena. Bahkan dengan tawa yang sangat lebar gadis itu tampak sangat cantik batin Sean. Ia tidak bisa menepis bahwa gadis itu sangat cantik. Bahkan otaknya pun cantik, mengapa demikian? Karena Sean sudah membaca riwayat hidup Megan yang mengambil kelas akselerasi semasa dibangku menengah atas maka jangan heran jika Megan lulus kuliah saat berusia 20 tahun.

"Aku akan membuatmu luluh padaku Meggy," gumam Sean pelan tanpa mengalihkan pandangannya pada Megan yang tertawa renyah sambil sesekali membuat gerakan yang menurut Sean sangat lucu.

Sean kemudian berjalan menuju kamar mandi karena ia memang belum mandi sejak tadi.

Setelah membersihkan diri didalam kamar mandi, Sean berjalan menuju lemari yang terletak tak jauh dari jendela kamarnya namun pergerakannya terhenti ketika seseorang membuka pintu kamarnya tanpa permisi,

"Oh my God!" pekik gadis itu dengan mata yang tertutup rapat karena telah lancang melihat Sean yang hanya mengenakan handuk dipinggangnya, Sean mengedikan bahunya tidak perduli dan mengambil kaos abu-abu berlengan dan celana selutut kemudian mengenakannya didepan Megan yang masih menutup matanya rapat. Sean menyeringai ketika ide jahil muncul di kepalanya,

"Buka matamu," ucap Sean tanpa meninggalkan seringaian menyebalkan miliknya,

"Tidak! Pakai bajumu!" Balas Megan tanpa membuka matanya,

"Bukankah kau menyukainya? Badan berotot milikku?" Sean semakin gencar menggoda Megan,

"Aku tidak bilang beg—" ucapan Megan terhenti ketika dengan seenak jidatnya Sean menciumnya dan dengan cepat ia membuka mata, hal pertama yang ia lihat adalah lelaki itu telah memakai baju, lelaki ini telah menipu nya.

"Mulutmu tak berhenti mengoceh dan kebetulan aku sangat lapar," Sean masih menatap bibir pink Megan yang sangat memabukkan,

"Aku sudah menyuruhmu makan tadi tapi kau kembali tidur," Megan sepertinya tidak menyadari maksud ucapan Sean,

"Aku akan memakan makanannya,"

"Turun kebawah, aku yakin Bibi Louis menyimpan makanan itu,"

"Aku mau makan ini," ucap Sean sambil menekan pelan bibir ranum milik Megan,

"Kau sudah memakannya tadi, menyingkirlah, aku mau mengambil tasku," ucap Megan sambil menepis tangan Sean didepan wajahnya,

"Aku masih lapar," Sean mengikuti langkah Megan dan memeluknya dari belakang,

"I want you Meg," ucap Sean lirih sambil mencium tengkuk Megan, gadis ini berontak ketika Sean menghisap kuat lehernya, ia yakin karya Sean tercetak jelas dilehernya.

"Sean," desis Megan sambil mencoba melepaskan diri dari pelukan Sean. Bukannya terlepas, Sean membalikkan badan Megan dan membuat tatapan keduanya bertemu, Sean memajukan wajahnya dan mencium bibir Megan, hanya menempel. Karena Sean merasa tidak ada penolakan, ia mulai melanjutkan aksinya dan mulai menggerakan bibirnya dan memakan rakus bibir yang sangat manis itu. Sean kemudian menarik kedua tangan Megan untuk dikalungkan dilehernya, Sean sedikit kaget karena gadis itu membalas ciumannya bahkan sangat agresif, Sean mengangkat badan Megan keatas meja dan menipiskan jarak antara dirinya dan Megan.

Sambil berciuman, Sean mengangkat badan Megan dan menidurkannya diatas kasur king size itu. Tangannya pun tak tinggal diam, dengan gemas Sean meremas kedua gundukan yang menonjol itu,

"Ahhh...Sean," satu desahan keluar dari mulut Megan. Sean gencar mencium bibir serta tengkuk Megan, gadis itu kemudian meremas rambut Sean karena ia sudah mulai terbakar api gairah yang dibangkitkan oleh Sean.

Dan entah sejak kapan baju hitam Megan sudah terlepas hingga menampilkan tanktop putih yang sangat kontras dengan kulit putihnya

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Dan entah sejak kapan baju hitam Megan sudah terlepas hingga menampilkan tanktop putih yang sangat kontras dengan kulit putihnya.
Sean terus menggoyangkan pinggulnya diatas perut Megan,

"Sean berhenti!" ucap Megan disela ciuman panasnya dengan Sean. Namun bukan Sean namanya apabila berhenti ditengah jalan saat hasratnya sudah diujung tanduk.

Sepertinya kesadaran Megan sudah kembali dan dengan sekuat tenaga ia mendorong badan Sean hingga terjatuh kelantai,

"A-aku mau pulang," ucap Megan gugup sambil memungut bajunya dan mengenakan baju itu dengan cepat,

"Aku bukan jalangmu Sean,ingat itu." Megan mengambil tas diatas nakas dan bergegas pergi dari kamar lelaki itu sebelum hal yang tak diinginkan terjadi.

Sean meringis pelan saat bokongnya terasa ngilu, ia mengumpat berkali-kali saat gadis itu menolaknya.

"Lihat saja, aku akan memiliki seluruh badanmu suatu hari nanti," ucap Sean tajam sambil berjalan menuju kamar mandi. Ya! Sean mandi air dingin lagi untuk menghilangkan gairah yang sangat membuncah, Padahal aku baru saja mandi batin Sean sedikit kecewa karena lagi-lagi Sean Junior tidak mendapat jatah.

To be continue

Warning ya gaes! Cerita mulai memasuki kawasan 21+!! Bagi manusia dibawah umur mending menjauh dari lapak auk wkwk
Jujur aja, author mulai panas dingin nulis adegan ++ Sean-Megan

Next update hari sabtu

Stole The Bastard HeartTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon