9. A Day With Jerk

Start from the beginning
                                    

Mobil Sean tak kunjung berjalan, ia memijat pelipisnya pelan, ia melirik gadis sudah tak sadarkan diri itu.
"Merepotkan sekali," gerutunya kesal. Ia pun menjalankan mobilnya membelah kota New York.
Hampir selama 20 menit berkendara akhirnya mobil sport Sean tiba digedung apartemen Megan.
Ia kemudian menggendong Megan ala bridal style menuju lift disana tapi sebelum masuk kedalam lift, Sean melirik kearah gadis yang masih tak sadarkan diri itu.
"Lantai berapa gadis ini tinggal?" Tanyanya frustasi. Ia kemudian membawa gadis kembali kedalam mobil. Pilihan yang sulit batinnya pasrah.

Mobilnya kemudian terparkir didepan sebuah rumah mewah yang sering disebut mansion.

"Selamat malam Tuan," sapa para maid  berbaris seakan siap menyambut tuannya.

"Bibi Louis, tolong siapkan pakaian wanita dan taruh dikamarku," ucap Sean pada salah satu maid disana.

"Baik Tuan," maid itupun menunduk hormat dan pergi dari sana.

"Bibi Muriel ikut saya kedalam kamar," perintah Sean pada maid disana.
Maid itupun mengikuti Tuannya yang sedang menggendong seorang wanita.

"Tolong ganti baju wanita ini," perintah Sean kemudian langsung beranjak dari sana.

                                ***

Seorang wanita tengah bergelung didalam selimut tebal berwarna putih itu. Matanya kemudian bergerak saat pantulan mentari menyentuh kulit mulusnya.
Ia mengerjap beberapa untuk menyesuaikan matanya yang terkena sinar mentari. Wanita itu kemudian memegang kepalanya sambil sesekali meringis pelan.

"Selamat pagi nona,"

Sapaan itu membuat Megan tersentak kaget dan menoleh kearah seorang wanita berumur yang tengah tersenyum kepadanya.

"Aku dimana?" Tanya Megan bingung. Ia tidak mengingat bagaimana ia bisa sampai dikamar besar ini.

"Bajuku?" Lanjut Megan karena melihat ia sudah memakai piyama berwarna maroon.

"Anda ditunggu diruang makan bersama Tuan," maid itu pun menunduk hormat dan pergi dari sana.

"Aku pasti diculik," gumam Megan sambil mencoba beranjak dari kasur king size itu.

"Ah sialan! Kepalaku sakit sekali, pasti kepalaku dipukul oleh penculik itu," Megan kembali berasumsi sambil berjalan menuju ruang makan yang disebut maid tadi.

Saat ia hampir sampai diruang makan, ia mendengar seseorang berteriak marah dengan sebuah ponsel ditelinga kanannya,

"Kau bilang apa?! CIA mengetahui pekerjaan kita?!"

"Cari pengkhianat itu dan bawa padaku besok pagi,"

"Apabila kau tidak menemukan pengkhianat itu, aku akan membunuhmu dengan tanganku sendiri Robert,"

Dahi Megan mengerut, Apa hubungan Sean dengan FBI? Pekerjaan apa maksudnya? Lelaki ini seorang pembunuh? Batinnya bertanya-tanya.

"Apa kau mempunyai pekerjaan sebagai penguntit Megan Sanders?"
Megan tersentak ketika lelaki yang berada jauh darinya kini berada tepat dihadapan gadis ini.

Stole The Bastard HeartWhere stories live. Discover now