chapter 3

5.8K 363 108
                                    

Naruto belong © Masashi Kishimoto

Story © NieyaNaruHinaLovers

.
.
.
.
.

Happy Reading

Seminggu sudah Hinata tinggal di Mansion Namikaze atas permintaan Kushina juga persetujuan Tou-san nya sendiri. Dan sejak kejadian malam itu Naruto maupun Hinata benar-benar bersikap biasa saja, baik saat mereka berada satu ruangan pun saat mereka berpapasan. Sikap Hinata tetap lembut dan ramah kepada semua kecuali pada Naruto.  Sikap Hinata berubah dingin, membuat Naruto merasa bersalah dan semakin frustasi memikirkan keputusan apa yang harus dia ambil. Tetap dengan keputusannya mempertahankan pengorbanannya membahagiakan orang yang dia sayangi, atau membiarkan egonya mengambil alih pikirannya? Memperjuangkan kembali cinta dan kebahagiaannya yang hanya dia dapat dari orang yang benar-benar menganggap keberadaannya.

Dan semenjak itu juga hubungan Hinata dan Menma semakin dekat dan harmonis, bahkan Hinata tak malu lagi saat digoda-goda oleh Minato maupun Kushina. Seperti saat ini, ketika Menma akan berangkat ke kantor dengan dasi yang terpasang miring rambut berantakan sebab terburu-buru akibat bangun kesiangan, Hinata dengan telaten merapikannya seperti layaknya seorang istri yang membantu suaminya.

"Kenapa Menma-kun selalu berantakan seperti ini hm?" tanya Hinata sembari merapikan dasi Menma tak lupa dengan senyum manisnya.

"Karena akan ada gadis cantik yang membantuku merapikannya," jawab Menma dengan seringai tipisnya sembari menarik pinggang Hinata agar jarak diantara mereka semakin dekat. Menma kemudian mendaratkan kecupan di kening Hinata dengan lembut, beralih ke pipi kiri dan kanan, di akhiri dengan kecupan lembut di bibir tipis Hinata. Membuat rona merah menghiasi pipi gembil tersebut, keduanya terlalu larut dalam memerankan diri mereka layaknya suami istri, tanpa mereka sadari lagi dan lagi sepasang mata shappire itu memandang dengan pandangan terluka.

"Ini aku buatkan bento untuk bekal makan siangmu Menma-kun, jangan lupa dimakan ya?" pinta Hinata sembari memberikan bento tersebut kepada Menma.

"Hai'... Terima kasih Hinata-chan!" Menma mengambil bento dari tangan Hinata tak lupa dengan senyum manisnya, kemudian mengacak rambut Hinata gemas.

"Jangan merusak tatanan rambutku!" rajuk Hinata  menghentikan keusilan tangan Menma dari rambutnya, setelahnya mendorong punggung tegap itu agar segera pergi kekantor.

"Cepatlah kekantor nanti kau terlambat, kau kan calon CEO. Seharusnya kau lebih awal berangkat ke kantor dari pada Minato Tou-san!" nasihat Hinata kepada Menma.

"Hai'...hai'... Aku akan berusaha lebih cepat ke kantor besok, kalau begitu aku berangkat dulu," ucap Menma saat berada di depan pintu rumahnya, Menma pun berjalan meninggalkan Hinata namun baru berjalan lima langkah, Menma kembali berbalik membuat Hinata bingung karena melihatnya balik lagi.

"Apa ada yang terlupa?" tanya Hinata heran saat Menma berada didepannya.

"Iya ada yang kelupaan."

"Apa itu? Biarku ambilkan saja!" baru Hinata akan masuk tetapi Menma menahan langkahnya.

"Ini yang terlupa...

MUNGKINKAH?(Completed)Where stories live. Discover now