Semburan tawa keluar dari masing-masing bibir mereka ketika melihat Yoongi menggerakan badannya.

"Astaga, sudah-sudah berhenti!" Kata Auday berdiri dari kasurnya mendorong Yoongi untuk meninggalkan tengah ruangan dan duduk di ranjangnya.

"Ya! Kau ini perempuan atau badak sih?" tanya Yoongi menggerutu karena tidak terima sudah didorong Auday.

"Terserah," kata Auday lalu meninggalkan Yoongi yang sudah terbaring.

"Sudah-sudah jangan ganggu dia, kau tidur saja, kami akan menemanimu disini," kata Tae yang sedari tadi berdiri di pojok ruangan.

"Ah, Tae kau selalu mengerti aku," kata Auday lalu menjatuhkan diri di ranjang dan terlelap setelah beberapa menit.

"Kurasa dia sudah tidur," kata Tae berjalan mendekat melihat wajah Auday yang damai.

"Kalian susah lama melakukan ini?" tanya Yoongi yang masih berbaring.

"Kita sudah hampir setengah tahun melakukan ini, awalnya kami keberatan karena kepala sekolah memaksa kami untuk melakukan ini dengan seorang perempuan, tapi kelamaan kami sudah terbiasa, karena menurutku Auday orang yang berbeda, tidak seperti perempuan lain di luar sana yang terus berteriak ketika melihat kami," kata Namjoon.

"Kurasa Auday harus berterimakasih pada kepala sekolah karena dia harusnya beruntung punya teman seperti kita meskipun dia tidak ingin membuka pertemanan kita didepan umum," kata Seokjin.

"Kurasa dia bahagia dengan semua yang sudah kita bertiga lakukan," kata Taehyung singkat.

Kemudian, "Yoongi, aku tahu kau orang yang baik, jadi jaga dia selagi kami tidak ada," lanjut Taehyung.

"Kenapa aku harus melakukan itu?" tanya Yoongi mengangkat kepalanya untuk menatap Taehyung.

"Jaga saja, apa susahnya sih?!" tanya Taehyung tiba-tiba membentak.

"Baiklah, tapi jangan salahkan aku jika aku nantinya akan jatuh cinta padanya," Taehyung bergerak cepat menarik kaus Yoongi, Namjoon dan Seokjin dengan cekatan menahan anak muda yang sedang terpancing amarahnya itu.

"Apa katamu?" tanya Taehyung dengan nada berat.

"Sudahlah Tae, kau juga tidak bisa menyalahkan dia, jika kau memang menyukai Au, harusnya kau mendekatinya," kata Namjoon.

"Lebih baik kita pergi dari sini, Yoongi, jaga Auday seperti kau menjaga adikmu," kata Seokjin lalu menarik Taehyung dan Namjoon pergi dari kamar Auday.

Sepeninggal The Kims, Yoongi menatap punggung Auday yang tidur menghadap ke arah jendela.

"Kau beruntung," katanya singkat lalu memposisikan tubuhnya dengan benar lalu tidur.

-----

Keesokan harinya, Auday bangun dengan perasaan kacau karena alarmnya terus berbunyi padahal dia tidak pernah menyetel alarm ketika weekend.

Ketukan di pintu kamar membuat Auday yang masih setengah bangun, terpaksa membukakan pintu kamar karena Yoongi masih tidur seakan tidak terusik dengan alarm Auday.

"Demi tuhan ini masih— Taehyung?" sang tamu hanya tersenyum tanpa dosa kemudian masuk ke dalam kamar Auday.

"Ponselku ketinggalan, apa kau dibangunkan alarm pagi ini?" tanya Taehyung.

Auday langsung mengerti, "Oh jadi yang membangunkanku dari mimpi tadi ponselmu? Kenapa kau tinggalkan? Kau sengaja?" tanya Auday menuding.

"Aigoo, kau sangat lucu ketika marah, maaf sudah meninggalkan ponselku disini, dimana benda itu sekarang?"

Auday berjalan menuju ranjang lalu merogoh bawah bantalnya kemudian memberikan benda persegi panjang itu pada Taehyung.

"Bawa benda itu jauh-jauh dari kamarku," kata Auday setelah Taehyung menerima ponselnya.

"Iya, setelah aku mendapatkan Id line milikmu," kata Taehyung dengan senyuman kotak andalannya.

"Aku tidak punya, sudah kau pergi saja," kata Auday mendorong Taehyung menuju pintu dorm.

"Ayolah, hanya Id line," kata Taehyung mencegah dorongan Auday dengan kakinya yang dilebarkan.

"Auuudf, u-nya ada tiga, dengan f bukan v, sudahnya dada," kata Auday lalu menutup pintu setelah berhasil mengeluarkan Taehyung dari kamar.

Setelah itu Auday kembali ke ranjangnya dan berbaring disana.

"Siapa?" suara berat, serak dan khas bangun tidur milik roommatenya mengejutkan Auday.

"Hanya Taehyung,"

"Pukul berapa sekarang?" tanya Yoongi.

"Masih pukul tiga pagi," jawab Auday kemudian menarik selimutnya karena kedinginan.

"Sialan Taehyung," kata Yoongi yang disambut kekehan dari Auday.

Kemudian Auday tersentak karena kasurnya bergoyang, menandakan ada beban yang ditambahkan.

"Kau sedang apa?" Auday menoleh, Yoongi sudah ada di sebelahnya dengan posisi saling menunggungi.

"Tidur,"

"Lalu kenapa kau masih berbicara?"

"Karena tidak bisa tidur?"

Yoongi berbalik, punggung Auday terlihat lebih kecil ketika dilihat dari dekat.

"Kau kedinginan," kata Yoongi.

"Itu pernyataan atau pertanyaan?" tanya Auday yang sedikit bingung dengan perkataan Yoongi barusan.

"Apakah aku harus bertanya ketika aku ingin memelukmu?" tanya Yoongi yang membuat Auday terkejut.

"Mungkin?" Auday mengangkat bahunya.

"Aku sebenarnya tidak suka bertanya, jadi—" Yoongi meletakan lengannya di sekitar pinggang Auday, yang membuat Auday memejamkan mata sejenak.

"Jadi sedari tadi itu hanya alibi agar aku bisa memelukmu seperti ini," pipi Auday menghangat, jantungnya berdetak kencang.

"Tidurlah," adalah kata-kata terakhir yang didengar Auday pagi buta itu.

J O M B L O✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang