Bag 17: Mummy Cute Style

20.7K 945 34
                                    

Bag 17: Everybody should have true love and it should last at least as long as your life does (The Fault in Our Star)


Rumah Sahla tampak ramai pagi itu, berkumpul teman-temannya untuk merayakan tujuh bulan kandungan Sahla. Melihat Sahla memakai baju hamil dan riasan di wajahnya yang membuatnya tampak cantik dan terawat, perutnya yang besar tak menghilangkan kesan cantik dalam dirinya, begitulah yang dilihat Andreas, Basma, Shofie dan Hania.

"Ada yang bilang, kalau sedang mengandung dan perempuannya tampak sangat cantik dan hoby berdandan maka anak yang di kandungnya adalah laki-laki," celetuk Andreas sok tahu, Sahla mengangkat alisnya.

"Benarkah?" tanyanya, ke limanya sibuk berkutik di dapur menyiapkan makanan.

"Ya, kau sudah USG?" tanya Andreas lagi, Sahla hanya senyum-senyum tak jelas, tampak yang lain ikut penasaran.

"Jadi itu adalah Juan Junior?" Tanya Shofie, menghampiri Sahla dan tampak menakutkan karena wanita itu masih memegang pisau walau sekedar memperhatikan dari dekat.

"Eits, hati-hati Shofie, kau cari mati?" Hania menengahi menjauhkan pisaunya, sama-sama penasarannya.

"Jadi?"

"Yup, laki-laki," ucap Sahla malu-malu.

"Waw, dia pasti akan sangat tampan," celetuk Hania dan Andreas berbarengan yang memancing tawa Basma dan Shofie.

"Kau sudah memikirkan namanya?" tanya Basma kemudian, dia memotong-motong daging tanpa melirik Sahla lagi.

"Belum, entahlah, belum kepikiran saja," jawab Sahla.

"Bagaimana mungkin kau tidak kepikiran dengan perut sebesar ini?" tanya Shofie tak percaya.

"Begini, bagaimana kalau namanya Andre saja?" tanya Andreas, "bagus loh, bisa buat cowok atau cewek."

"Ih, nggak ah, perasaan nih ya yang namanya Andre pasti mulutnya comberan," sahut Shofie yang langsung di lempari bunga kol oleh Andreas.

"Namanya Jusa saja, Juan-Sahla, atau Jula, atau Ansa atau Sahlju?"

"Apaan sih Nia? Nggak jelas deh, masalahnya namanya Juan sama Sahla kalau di gabunbin itu jelek banget, kok bisa ya kalian jodoh?" dan Sahla melotot yang dibalas cengir kuda oleh Shofie, kali itu Shofie juga melempar tepung ke arah Hania dan Sahla hanya terkekeh.

"Nggak pake lempar tepung juga kali," Hania mengusap wajahnya dengan cemberut dan tak berniat membalas.

"Bagaimana Gonzalo saja, itu loh, pemain ganteng asal Argentina, Hugein," ucap Andreas ganjen.

"Atau Thomas saja?" ucap Basma kegirangan.

"Apaan sih kalian, aneh deh," Sahla berbalik dan melanjutkan masakannya, sekali-kali tersenyum mendapati ke-exited-an teman-temannya itu.

"Aku serius loh, atau Bambang aja, kan sudah jarang nama yang begitu," ucap Basma, Hania tertawa, "Lucu dong, kalau di tanya siapa nama bapaknya? Juan, ibunya? Sahla, Anaknya? Bambang!" Dan mereka terbahak kompak sampai menahan perut.

Hari itu memang Sahla mengumpulkan teman-temannya tidak lain karena dia memang ingin kumpul-kumpul, apalagi sejak hamil moodnya mulai tak menentu dan kadang sebal jika di rumah tidak menemui siapapun, apalagi Juan yang fokus di kantor dan terkadang tak mengizinkan Sahla bekerja dengan alasan kandungan. Dengan inisiatifnya sendiri, dia akan lebih mengundang teman-temannya dan kali itu mereka berencana buat masak bareng.

"Ngomong-ngomong kemarin aku nggak sengaja lihat Om Ricky loh, di mall," Hania membuka obrolan baru yang memancing kernyitan di dahi Sahla. "Waktu aku lagi jalan-jalan gitu sama Ari," lanjutnya.

My Lovely Wife (Watty's 2015)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang