Bag 3: The Flirting Dad

40.3K 1.3K 42
                                    

Bag 3: There is no word to describe what I think (Sahla Zalom)

Sahla mengganti pakaiannya dengan cepat, setelah mandi tadi, asisten Juan datang ke hotel. Saat Juan membuka pintu, Sahla dapat melihat perawakan laki-laki itu, kurus, tampan dengan kaca mata kotak berwarna hitam. Panji, begitulah Juan memanggil namanya tadi. Laki-laki itu memberikan tas sebagaimana yang Juan minta sebelumnya pagi-pagi sekali. Sahla tidak tau bagaimana Panji mendapatkan setelan baju laki-laki dan perempuan lengkap dengan pakaian dalamnya hanya dalam waktu 2 jam.

Sahla masih berpikir-pikir kenapa laki-laki itu dapat mengetahui ukuran pakaian dalamnya dengan benar, apa Juan memberitahukannya? Lalu dari mana Panji dapat mengetahuinya jika tidak? Bahkan ini pertama kali untuknya bertemu laki-laki itu.

Setelah mengganti pakaiannya ia duduk diranjang. Samar-samar ia masih bisa mendengar percakapan Juan dan Panji diruang tengah yang berada tepat didepan kamarnya. Setelah Juan berganti pakaian yang diberikan Panji tadi, laki-laki itu langsung keluar menemuinya. Sahla merasa bingung apa yang akan dia lakukan sekarang, memperhatikan ruang kamar yang sederhana itu membuatnya bosan, hingga dia punya ide untuk menelpon ibunya, Alda.

"Hallo," suara halus yang didengar Sahla adalah milik Alda.

"Ma.." Panggil Sahla rindu.

"Sahla.. kenapa baru menelpon sekarang? Mama sudah menunggu sejak kemarin-kemarin," Curhat Alda, Sahla langsung cemberut sedih.

"Ya.. maaf ma, baru ingat," ungkap Sahla.

"Oh kalau lagi sama suami jadi lupa sama keluarga," omel Alda, Sahla terkekeh.

"Mama lagi ngapain disana?" tanyanya kemudian.

"Nonton tv, sambil buat topi bayi rajutan," jawab Alda.

"Topi bayi? mama hamil?" tanya Sahla kaget.

"Astaga Sahla, mama ini sudah kepala lima lo, sudah saatnya nimang cucu," omel Alda lagi, Sahla tertawa kecil.

"Oh buat cucu.." Guman Sahla, tiba-tiba dia jadi teringat kejadian semalam, bagaimana mungkin dia bisa melupakannya? Juan benar-benar melakukannya dengan baik hingga membuat Sahla merasakan dirinya sesungguhnya, Sahla tidak tau bagaimana menggambarkan perasaannya, ia merasa sudah menjadi seorang wanita dewasa sekarang. Mengingatnya membuatnya bahagia.

"Kalian kapan mau honeymoon? mama udah nggak sabar," kata Alda, Sahla terkekeh lagi.

"Kok jadi mama yang nggak sabar? Juan masih harus mengurus beberapa hal di perusahaan, nggak tau kapan kelarnya," jawab Sahla.

"Gitu?.. tapi ... kalian sudah hubungan itu, kan?"

"Apaan sih ma?"

"Wah kalau nada ngomongnya udah kaya gini berarti udah, ya udah kalau gitu mama nggak perlu khawatir lagi, mama tinggal nunggu kabar baiknya saja dari kalian," kata Alda, Sahla tersenyum sembari tersipu malu. "Nanti mama juga suruh Karin buat bawa jamu sama obat tradisional ke rumahmu, biar kamu cepet ngisinya," lanjut Alda, Sahla makin tersipu.

"Iya ma, iya.." hanya itu yang dapat dikatakan Sahla.

"Juan mana La?" tanya Alda.

"Mama mau ngomong sama dia?" tanya balik Sahla.

"Bukan, ini ayahmu katanya mau ngomong," jawab Alda akhirnya.

"Juan lagi sama asistennya, paling juga ngurus pekerjaan," kini Sahla yang menjawab, diujung sana Sahla dapat mendengar Alda yang mengulangi apa yang dia katakan pada Adam.

My Lovely Wife (Watty's 2015)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang