Bagian 1: Tentang Taufan

5 1 0
                                    

Setelah seharian berada Ditoko bunga, Nebula pulang dengan wajah sangat lelah karena pelanggan toko bunga hari ini sangat ramai. Ia harus membantu Taufan melayani pembeli karena saat itu Taufan memang sendirian menjaga toko bunga. Setiap pegawainya pasti akan mengambil cuti dipertengahan bulan, jadilah Ia harus membantu Taufan. Lagipula, ia juga bolos kesekolah karena terlambat. Dan daripada ia dirumah kesepian, lebih baik ia membantu Taufan yang memang sedang membutuhkan bantuan.

Ia merebahkan tubuhnya dikasur. Sekarang memang masih siang, pukul setengah tiga. Sebenarnya, ia masih ingin membantu Taufan untuk menjaga toko bunga. Namun Taufan bersih keras menolak dengan alasan ia akan sangat lelah nantinya. Ya, ia memang lelah, sangat lelah. Tapi Nebula masih memikirkan bagaimana sekarang keadaan Taufan. Apakah dia kesusahan sekarang? Dan apapun itu, Nebula tidak tahu. Ia mengambil ponselnya yang ia lempar kekasur tadi. Mencari kontak yang bernama,'Topan'. Ada-ada saja Nebula, seenak jidat saja ia mengganti nama orang yang bagus menjadi tidak enak dilihat oleh orang lain. Namun, ia memang sengaja menyimpan kontak Taufan dengan nama itu karena menurutnya, nama itu spesial untuk Taufan. Kadang - kadang ia memanggil Taufan dengan sebutan itu dan dibalas kekehan oleh Taufan. Taufan tidak keberatan sama sekali dengan nama itu, pernah Taufan bertanya mengapa namanya menjadi topan dan Nebula dengan santainya menjawab,"Kakak itu seperti angin topan, orang yang berada disekitarnya akan hanyut oleh kakak, asekk,",Masih sempat-sempatnya ia gombal kepada Taufan.

Setelah menemukan kontak yang ia cari, ia kemudian menekan tombol tanda memanggil.

"Halo?"

"Halo, kak Top,"

"Ada apa, La?"

"Ah, gak. Aku cuma mau tahu, kakak masih sibuk gak? Pelanggan makin rame?"

"Udah lumayan sepi pas kamu udah pulang tadi. Kenapa emangnya?"

"Gak, cuma mau tanya aja. Siapa tahu masih rame, biar aku balik lagi ketoko buat bantu kakak."

"Gak usah, kamu pasti capek banget. Kakak gak mau repotin kamu, lagipula kakak mau tutup toko sekarang,"

Nebula mengernyitkan dahinya,"Lho? Kok, cepet banget? Biasanya, kan, jam lima sore baru ditutup, ini kan baru jam setengah tiga, kak."

"Kakak tadi udah minta ijin sama mama buat tutup toko, karena kakak mau keluar."

"Kemana emangnya, kak? Tumben banget mau keluar, biasanya kalo aku ajak keluar pasti nolak,"ejek Nebula

Taufan terkekeh,"Kakak mau jalan-jalan aja, bosen juga Ditoko seharian. Kakak mau kecafe, kamu mau ikut gak?"

Nebula membulatkan matanya sambil menganga, hal terlangka didunia. Seorang Taufan Abraham mengajaknya jalan-jalan. Taufan yang hanya seorang cowok biasa dan jauh sekali dari kata suka nongkrong ini mengajaknya pergi?

Sumpah.

Ini membuat Nebula ingin teriak, namun ia masih sadar akan keadaan. Jadi terpaksa teriakannya ia tahan dulu.

Sedangkan diseberang sana, Taufan mengkerutkan keningnya karena sedari tadi Nebula diam.

"Halo, La? Kamu masih disana, kan?"

Ia tersentak,"Hah? Gimana, kak?"

Taufan berdecak,"Kamu gak denger kakak ngomong tadi?"

"Denger kok, kak." Tentu saja ia mendengarnya, ia hanya senang dan sangat bahagia.

"Jadi, gimana? Mau ikut, gak?"tanya Taufan pada Nebula

Nebula حيث تعيش القصص. اكتشف الآن