Prolog

14 3 0
                                    

Kringgg...

Bunyi alarm menggema dikamar yang bernuansa putih dan biru muda. Kamar itu seperti kapal pecah, buku dimana - mana, kaos kaki diatas meja televisi, sepatu berhamburan, selimut dilantai, dan pakaian berhamburan seperti sampah dilantai. Seorang gadis berumur 14 tahun menggeram gemas lalu mematikan alarm biru itu.

Ia melihat jam weker yang berada diatas nakas,

06.50

Sial, umpatnya. Dia terlambat lagi. Gadis itu menuju kamar mandi dengan terbirit-birit, sampai sampai ia lupa mengambil handuknya. Alhasil, jadilah dia bolak-balik kamar mandi.

Kemudian datang seorang wanita paruh baya yang membawa keranjang kosong,  wanita itu menghela napas gusar lalu mengambil pakaian kotor dan mamunguti pakaian yang berserakan dilantai.

Bi Riri sudah biasa dengan ini, masuk kekamar gadis manja dan membersihkan kamar yang mungkin mengalahkan keadaan kapal pecah. Bi Riri maklum dengan sifat majikannya yang super manja ini, setiap hari jika ia datang dikamar gadis itu, Nebula akan berteriak.

"BI RIRI, KAOS KAKI BULA CARIIN DILEMARI YA!"

Baru saja dibicarakan. Bi Riri kemudian jalan kearah lemari membuka pintu dan tak disangka-sangka, sekumpulan baju berjatuhan menubruk badan bi Riri. Bi Riri terkejut lalu memekik,

"Aduh, non. Ini Baju kenapa bisa berserakan begini?!"

"MAAF, BI. KEMARIN BULA CARI JAKET BULA, BULA ACAK-ACAKIN DEH. EH, GAK TAHUNYA NIMPUK BIBI YA? MAAFLAH,"teriak Nebula

"Yaallah, non. Tapi kenapa bisa sampe acak-acakan begini?"

Gadis itu keluar dari kamar mandi lalu berlari kecermin riasnya. Ia mengambil seragamnya yang berada didekat cermin rias itu. Ia kemudian mendorong pelan bi Riri agar keluar dari kamar.

"Bi Riri keluar aja dulu, Bula mau cepet - cepet ini. Nebula terlambat!"pekiknya. 

Bi Riri jalan kearah pintu lalu beberapa detik ia berbalik kearah Nebula.

"Bibi gak nemu kaos kakinya non,"

Nebula menoleh sambil memekik,"Biar Bula aja yang nyari sendiri bi!"

Bi Riri pun lalu keluar sambil menggendong keranjang berisikan Baju - baju kotor Nebula.

Nebula menggeram, lalu mengambil seragam putih dan rok biru untuk memakainya.

***

Sambil menuruni tangga dengan tergesa-gesa, ia sesekali melirik jam tangannya. Dalam perasaan campur aduk, antara cemas dan panik ia secepat mungkin mengejar waktu. Walaupun sebenarnya perkara ini bukan yang pertama kali, tapi tetap saja ia sangat was-was. Mungkin hampir setia hari ia terlambat.

Dan sekarang sudah menujukkan pukul tujuh lewat tiga menit.

Dua belas menit lagi, pekiknya dalam hati. Jarak sekolah dari rumahnya lima belas menit. Dan pastinya dia akan terlambat. Setelah turun dari tangga rumah, ia langsung berlari melewati meja makan.

Bi Riri yang melihat Nebula lari, kemudian memekik,"Makan dulu, non."

"Gak usah, bi. Nebula udah terlambat,"pekiknya tanpa menoleh sedikitpun pada Bi Riri.

Bi Riri menghela napas pelan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya,"Non Bula, kebiasaan banget."

***

Setelah turun dari bus, ia melirik jam yang melingkar ditangannya. Dan sekarang sudah pukul tujuh lewat delapan belas menit, itu artinya ia terlambat tiga menit. Ia berlari menuju pintu gerbang sekolah yang sudah dikunci rapat oleh satpam.

Nebula Where stories live. Discover now