1. Pandangan pertama

1.7K 98 72
                                    


Kalau bab ini gak muncul di layar hp kalian, coba refresh dulu ya.
Bisa juga, hapus dulu YHM dari perpus kalian, terus + kan lagi ke perpus.

Silahkan menikmati!

***

Rily terjatuh di ubin lantai koridor saat seseorang menubruk bahunya dengan keras. "Aw..." ringis Rily memegang lututnya yang terbentur ubin lantai.

Ia menggerutu ketika dirinya dijadikan bahan tertawaan oleh orang-orang yang tidak memiliki niat membantu Rily yang kesusahan bangkit karena rasa nyeri di lututnya.

"Lo gak papa?"

Rily mengerjap polos, menatap seseorang yang berjongkok dihadapan nya. Kulit putih, wajah tampan dan mengenakan pakaian yang rapi membuat Rily salah fokus. Apalagi saat melihat bibir ranum lelaki jangkung itu bergerak, mengeluarkan suara yang terdengar lembut dan penuh perhatian.

"Lo gak papa?"

"Ha?" cengo Rily masih memandang kagum hasil pahatan sempurna Tuhan yang menciptakan seorang manusia blasteran surga.

"Nga-ngapain?" tanya Rily saat merasakan sebuah tangan menangkup kedua sisi bahunya. Lalu lelaki itu menuntun Rily untuk berdiri secara perlahan.

"Mau tanda tangan, kan?" lelaki tampan itu mengambil selembar kertas ditangan Rily dan menggoreskan tinta hitam diatasnya. "Ini, lain kali lebih hati-hati ya,"

Rily menerima kertas itu, mengangguk pelan sebelum lelaki itu berlalu pergi meninggalkannya dengan puluhan gadis-gadis yang mengekori dibelakang tubuh jangkung lelaki itu.

***

"Atau mungkin dia suka sama gue?"

"Eh kutil badak, kepala lo minta di tebas ya? Sumpah, kesel banget gue."

Rily mengerucutkan bibirnya saat mendengar ucapan sahabatnya itu. "Tapi kenapa dia nolongin gue coba? Secara kan, dia lagi sibuk tuh ngasih tanda tangan sama anak mos. Yakali dia ada waktu buat urusin gue, kan gue juga jatuhnya dibelakang banget, jauh dari dia mah. Jangan-jangan dia merhatiin gue lagi, gue kan imut." ujar Rily lalu menghentak-hentakkan kakinya gemas di atas kasur tidur.

"Woi ah! Liat nih masker gue sampe kemana-kemana," kesal Naza sahabat Rily sejak SMP. "Lo kalo punya otak gunanya buat apasih Ril?" Naza mengoleskan cairan putih secara merata ke wajahnya dengan cermin kecil di genggaman tangan Naza.

Rily memandang langit-langit kamar dan menoleh kesamping, memperhatikan Naza yang duduk disampingnya sedang sibuk mengoleskan masker ke wajah gadis itu.

"Buat halu? Atau buat memenuhi syarat sebagai manusia." sahut Rily enteng.

Naza memutar bola mata, "Rily temen gue yang tingkat kepercayaan dirinya patut dikurangi, dengerin gue baik-baik ya sayang. Cowok yang nolongin lo pas jatoh itu Ketua Osis kan yak? Udah tugas dia peduli sama anak-anak SMA HB, secara kan dia pemimpinnya.

"Kayak Presiden yang melindungi, mengayomi, terus memperdulikan masyarakatnya, begitu juga dengan Ketos, tapi dalam lingkup yang lebih kecil. Sebagai Ketos dia wajib dong nolongin adik kelas yang butuh bantuan? Apalagi ini Mos, agendanya anak Osis yang bertanggung jawab.

You Hurt Me!Where stories live. Discover now