Chapter 13

45.8K 3.1K 148
                                    

Well, Zerokha sebenarnya tidak pernah mempunyai niat untuk menyakiti siapa pun.

Sungguh, cowok itu terlahir sebagai manusia biasa. Manusia yang pernah merasakan kebaikan dari orang-orang di sekitarnya dan pernah membalas kebaikan mereka. Jika saat ini orang-orang menganggap Zerokha adalah orang yang jahat, orang yang tidak memiliki belas kasihan, orang yang kejam—sebutlah semua kosakata yang bisa menggambarkan kejahatan seseorang—maka itu semua murni karena paksaan. Murni karena keadaan. Keadaan yang sangat tidak adil menurutnya, karena keadaan tersebutlah yang mengambil bunda dari kehidupan Zerokha.

Dan juga karena... dia!

Oh, jangan dikira kalau Zerokha senang melakukan semua ini. Tidak! Dia sama sekali tidak menyukainya. Dia sama sekali tidak senang. Tapi, semua orang harus menerima balasannya. Balasan karena sudah memisahkan Zerokha dari sang bunda. Meskipun ini bukan sepenuhnya salah Redhiza, tetapi dia tetap ikut andil atas meninggalnya sang bunda menurut Zerokha. Meskipun cewek mungil bernama Lexna itu tidak mengetahui apa pun, tetapi dia memiliki hubungan dengan Redhiza.

Dan Zerokha sudah bersumpah di makam bundanya, bahwa dia akan menghabisi semua hal yang berkaitan dengan keluarga Abimanyu.

Sebenarnya, Zerokha menaruh perhatian pada Phoebe. Pada cewek pemberani yang notabene adalah saudara sepupu Redhiza. Sayang, cewek itu memiliki darah Abimanyu. Dan lagi, ada satu rahasia yang membuat Zerokha tidak bisa memiliki perasaan khusus untuk Phoebe.

Zerokha berjanji akan menghabisinya juga, sama seperti dia akan menghabisi Reyhan Abimanyu dan Redhiza. Juga semua orang yang berhubungan dengan mereka.

"Dendam? Apa maksud lo?" tanya Redhiza dengan suaranya yang sok tegas. Muak! Zerokha sangat muak terhadapnya. Cowok brengsek itu sudah mengambil semuanya. Semua yang Zerokha miliki.

Lihat saja gayanya sekarang. Redhiza berusaha melindungi Lexna. Padahal, apa sih yang bisa Redhiza lakukan jika Zerokha menarik pelatuk pistol ini dan mengarahkannya ke dada kiri cewek mungilnya itu? Hanya sepersekian detik setelah dirinya melepaskan timah panas ini ke dada kiri Lexna, cewek itu pasti akan langsung menghadap raja neraka.

Dia ini seorang sniper, penembak jitu, remember? Jadi, persentase kegagalannya dalam menembak hanyalah nol koma satu persen.

"Mungkin lo lebih tertarik mendengarnya dari mulut ayah lo sendiri, Redhiza...." Zerokha memutuskan untuk tidak memanggilnya 'tuan' lagi seperti yang dia lakukan beberapa hari sebelumnya. Rasanya dia ingin muntah setiap kali memanggilnya dengan kata sapaan itu. "Atau, gue harus menjelaskannya sendiri? Hm?"

Puas sekali rasanya melihat wajah bingung Redhiza saat ini. Zerokha ingin sekali tertawa keras kala melihat tatapannya yang begitu membara. Bara kebencian meletup di sana, Zerokha bisa merasakannya. Sekali lagi dia bertanya, memangnya apa sih yang bisa dilakukan oleh Redhiza saat ini? Zerokha yang memegang kendali saat ini dan dia yang akan menentukan nasib semua orang.

Menyenangkan!

Zerokha akan membuat Redhiza memilih.

"Kalau gue kasih pilihan ke lo...." Zerokha kembali menarik tubuh Phoebe agar mendekat ke arahnya dan mendekapnya kuat. Tak lupa, moncong pistol kesayangannya itu kembali bermain-main dengan asyiknya pada pipi dan leher mulus Phoebe. Kemudian, cowok itu menekankan moncong pistol tersebut tepat ke arah nadi di leher Phoebe. Bisa Zerokha rasakan cewek itu menelan ludah susah payah dan Zerokha ingin sekali melihat air mata ketakutan itu meluncur pada wajahnya.

Sayang, Phoebe bukan cewek sembarangan. Sama seperti Lexna. Kenyataannya, meskipun Zerokha sudah menekankan moncong pistol tersebut ke nadi yang berada di lehernya, Phoebe tetap menyunggingkan seulas senyum untuk Redhiza dan Lexna, walau tubuhnya sedikit gemetar.

Abimanyu's Series: THE SWEET DEVIL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang