lp14

1.6K 120 1
                                    

haiii yooooo

I'M BACKKKK maaf banget udah jarang on karena aku tuh orangnya mood an gitu sebenernya mau kemarin cuma tiba tiba males lagi maklum bener bener capek banget beberapa bulan ini

(ok maaf curhatnya) sebagai tanda maaf aku . aku bakal ngepost beberapa part jadiiii 

enjoy it!!!!!!!!!

#####################################################

"Aku telah mengambil jalan. Dan tidak ada cara untuk kembali. Aku juga tidak ingin kembali. Meski jalan yang kuambil ini ternyata salah. Tidak apa-apa. Tapi aku bahagia dijalan yang salah ini. Aku bahagia bersama orang yang sangat mencintaiku"

***


Stefan meminta Yuki untuk tidak keluar dari ruangannya. Awalnya Yuki ingin membantah, tapi melihat sorotan mata Stefan yang membuat Yuki terbungkam. Stefan berusaha bersikap datar dan menatap Yuki tajam. Tapi Yuki dengan mudahnya masuk ke dalam mata itu. mata yang tersiksa.

Yuki menghembuskan nafas berat berkali-kali, ia sudah berkencang dengan buku-buku tebal politik dan ekonomi untuk beberapa jam. Menunggui Stefan yang sibuk mengetik di meja kerjanya. Sesekali Yuki tersenyum ketika melihat wajah Stefan yang serius dan mengerutkan dahinya sendiri lalu mengetik lagi.

Yuki memegang perutnya, lalu melirik ke jam tangan mongol berwarna putih yang melingkar di pergelangan tangannya yang ramping. Jarum panjang jam itu menunjukkan jam makan siang. Yuki beranjak dari sofa nyaman itu, lalu berjalan ke arah Stefan. Berdiri di samping Stefan, berkacak pinggang sambil melihat ke layar laptop Stefan.

Merasa tidak diperdulikan, Yuki menghentakkan heels hitam mengkilatnya. Ia mengerucutkan bibirnya, "Steffffff" panggil Yuki manja

"Hm" Gumam Stefan untuk membalas panggilan Yuki

Wajah Yuki semakin di tekuk, "Stefan William, Look. At. Me." Balas Yuki lagi dengan nada lamat-lamat dan penekanan di setiap katanya.


"Yuki, aku lagi sibuk. Bentar lagi ya sayang" jawab Stefan sambil terus fokus menatap layar laptop dengan kecepatan sepuluh jari yang seperti kecepatan cahaya.


"Ok." Balas Yuki singkat dan cepat, ia sudah siap beranjak dari tempat ia berdiri. Ia sudah siap dengan niatnya untuk keluar dari ruangan Stefan, mengajak Nasya ke kantin kantor dan makan karena perutnya tidak bisa ditoleransi lagi.


Yuki terperanjat ketika satu tangan Stefan melingkar penuh di perutnya lalu menarik perutnya hingga ia terduduk dipangkuan Stefan. Stefan mengunci tubuh Yuki diantara tangannya yang lanjut mengetik. Diam-diam ia tersenyum geli ketika mendengar gerutuan kecil Yuki.


Yuki menatap layar laptop Stefan sambil bersedekap, ia nyaman dengan posisi ini. Merasa terlindungi dan ia bisa menghirup aroma tubuh Stefan. Kombinasi dari cologne dan bodywash ditambah dengan aroma feromon khas Stefan. Yuki sudah siap meleleh, tapi rasa laparnya menggagalkan rencana tubuhnya untuk meleleh. Ia sedikit menyender ke dada Stefan, hidung mancung Yuki nyaris bersentuhan dengan leher Stefan ketika Yuki memutuskan untuk merebahkan kepalanya di bahu Stefan.


"Stef.." ucap Yuki lirih sambil menutup matanya.


"Apa sayang" balas Stefan, Yuki bisa mendengar suara ketikan. Dan itu tandanya Stefan menjawab sambil mengetik.


love poisonWhere stories live. Discover now