[9] 🌵

836 73 10
                                    

Warning : OC/OOC, Typo bertebaran, Gajenya kebangetan, Mungkin gak sesuai dengan imajinasi kalian.

Love is Beautiful Pain by SeiVide
.
.
.
.
.

Shuu terus menatap Hinata yang sedang duduk di depannya. Disamping Shuu terdapat Sasuke yang sedang tersenyum kemenangan sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Hinata yang sedang terdesak dan takut pada kakaknya. Hinata menunduk agar tak melihat tatapan tajam yang ditujukan kepadanya.

"Jelaskan apa yang terjadi kemarin, Hinata." Ucapan bernada datar itu membuat Hinata bergidik.

Ia seperti ketahuan mencuri barang milik orang lain sampai ia harus diinterogasi. Ia sesekali melirik sinis kepada Sasuke yang sedang bangga karena telah mengadu kepada kakaknya. Ia juga mengumpat betapa embernya mulut Sasuke.

'Awas aja, abang tengil! Akan kubalas nanti. Jangan harap kau bisa lari.' Batin Hinata sambil melirik sinis Sasuke.

Sasuke yang dilirik sinis hanya menampakkan wajah tampannya yang dihiasi senyum penuh kemenangan.

"I-itu, Shuu-nii. W-waktu itu S-sei-cha eh maksudku Akashi-kun hanya ingin meminta maaf kepadaku." Jelas Hinata dengan kegugupan yang luar biasa.

Denyut jantungnya sangat cepat dan keringat dingin menetes di dahinya. Ia senantiasa menunduk agar tak melihat wajah garang kakaknya.

"Begitukah?" Tanya Shuu yang membuat Hinata menelan salivanya dengan susah payah.

"Lalu kenapa ada adegan pelukan dan ciuman?" Ucapan itu kelewat datar dari mulut Shuu.

Hinata langsung gelagapan dan gugup seketika. Bagaimana kakaknya bisa tahu tentang ini. Pasti ini biang keroknya si Abang Tengil itu.

"I-itu, A-ano-" Hinata tak berani menjawab pertanyaan kakaknya sehingga hanya keheningan yang menyelimuti mereka.

Setelah beberapa menit terlewat Shuu angkat bicara sambil menatap tajam Hinata.

"Jika ia nekat mendekatimu, akulah yang akan turun tangan, Hinata." Ucapan Shuu membuat Hinata ingin menangis saat itu juga.

Kenapa kakaknya tidak bisa mengerti tentangnya. Ia juga sudah dewasa, apalagi ia sudah memaafkan Akashi. Lalu kenapa kakaknya malah ingin menyakiti sang pujaan hatinya. Apakah kakaknya tidak ingin melihat Hinata bahagia? Biarkanlah Hinata memilih jalannya sendiri. Ia tidak mau dikekang terus menerus.

"Lalu apa? Nii-san ingin aku terus menuruti perintahmu? Aku bukan anak kecil lagi! Aku juga punya hak untuk mengatur hidupku sendiri! Aku sudah muak! Aku tidak mau terus-terusan diatur oleh kalian berdua! Cobalah mengerti, apa perintah kalian membuat aku bahagia?! Ini soal masa depanku! Biarkan aku yang memilihnya sendiri!" Hinata menatap kedua kakaknya dengan tajam.

Air mata keluar dari kedua matanya. Setelah mengatakan itu ia langsung pergi menuju kamarnya. Ia banting pintu itu sampai dindingnya bergetar. Hinata terduduk di depan pintu sambil menekuk kedua lututnya. Isakan demi isakan terus keluar.

Sasuke yang ingin mengejar Hinata langsung dihentikan oleh Shuu. Ia menurut dan segera duduk kembali di tempat semula. Shuu hanya menatap datar tempat yang sempat diduduki oleh Hinata. Ia berpikir keras mengenai perkataan Hinata tadi.

Love is Beautiful Pain [AkaHina]Where stories live. Discover now