Sebuah Awal

8.5K 27 8
                                    

Sebagian besar masyarakat di Indonesia menjadikan keperawanan adalah sebuah penilaian dari karakter seorang gadis. Menjadi tabuh bila segel tersebut sudah diambil sebelum waktunya. Dan hadiah terbesar untuk suami mereka kelak.

Lalu, bagaimana pandangan orang-orang, bila mereka tahu aku sudah kehilangan salah satu mahkotaku itu. Hal itulah yang terus membayangi kehidupanku. Entah, apakah kesalahan yang kuperbuatku itu masih bisa disebut kenakalan remaja. Karena saat melakukannya aku masih seorang anak berseragam putih abu-abu.

Dikatakan anak yang baik, tapi mantan-mantanku sudah tidak terhitung. Bahkan sejak SD aku sudah berpacaran. Kalau dibilang tidak baik, tapi temanku banyak.

Akan selalu teringat nama itu, Arga. Dialah laki-laki yang sudah mencicipi kenikmatan duniawi dari tubuhku dan merampas hakku sebagai seorang gadis. Dan itu tidak hanya sekali, tapi terjadi hingga beberapa kali.

Karena itu, sering kali muncul ketakutanku akan kehamilan. Sehingga, banyak hal yang kulakukan untuk mencegahnya. Berbekal artikel dari internet, aku memakan nanas muda, minum minuman bersoda dan beberapa kali minum jamu telat datang bulan. Hal itu menyebabkan siklus haidku bermasalah, pernah hingga 2 bulan aku tidak mendapat tamu bulanan itu.

Setelah kejadian buruk itu. Aku mulai jarang berhubungan dengan laki-laki. Apalagi, setelah beberapa orang aku tanyai.

"Raf, cewek kalo udah buka segel masih ada yang mau gak?"

"Kenapa?"

"Gak apa apa, masih gak?" saat itu aku bersama sahabatku yang sudah mengetahui masalahku, jadi aku tidak takut, Rafa, teman sekelasku itu akan curiga.

"Masih kok. Masih.  Dia ngelakuinnya sama cowok lain. Tapi si cowok masih mau. Inget Tika gak temen kita itu?" kami mengangguk bersamaan.

Tentu saja aku ingat, walaupun tidak sampai heboh. Berita tentang ia yang keluar dari sekolah karena ke luar kota, ternyata bohong. Ia hamil dan melahirkan seorang bayi perempuan yang cantik, namun sayang tidak lama anaknya meninggal karena sakit.

Dari gosip yang aku dengar, sebelumnya Tika mencoba menggugurkan janinnya dengan minum obat. Mungkin hal itulah yang berimbas pada anaknya saat lahir. Walaupun ayah si bayi tidak bertanggung jawab, Tika memiliki pacar baru yang selalu mendukungnya.

Mungkin beberapa orang yang aku tanyai itu memberi jawaban yang positif. Tapi karena satu orang, aku langsung merasa tidak berharga lagi.

"Enggak, enggak akan ada yang mau. Siapa yang mau bekasan coba."

Itu membuat hatiku sakit. Dalam pikiranku, mungkin aku akan memilih tidak menikah. Tapi, kedua sahabatku sering meyakinkanku. Pasti akan ada laki-laki yang menerimaku apa adanya.

Itu adalah masa laluku. Aku selalu menjaga hatiku, agar jangan sampai terjebak oleh rayuan laki-laki lagi. Tapi keadaannya berbeda sekarang. Aku jatuh cinta. Dia pria baik dan menyatakan siap menerima kekuranganku apa adanya, asal aku mau terbuka padanya.

Lalu apakah aku harus menceritakan aibku itu. Bagaimana jika dia tidak bisa menerimanya dan memilih meninggalkanku.

Aku ragu.

#TBC

Anggap itu sinopsis. Ini cerita pertamaku loh, setelah sekian lama bersembunyi di balik selimut sambil ngebaca cerita para newbie di malam hari nan dingin. Mohon kritik dan sarannya ya. Dikasih senyum juga gapapa kok :D


BTW, ada yang mau buatin aku cover secara cuma-cuma gak?

PerawanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang