"Itu bukan salah mu Lis.." Tiba tiba saja aku dikagetkan oleh Mery yang memelukku dari belakang.

"Maaf... Maafkan aku..." Ucapku merasa bersalah dan menahan air mataku yang ingin turun.

"Tidak apa apa... Ini bukan salahmu... Kamu tidak perlu meminta maaf karena bagaimanapun kami sudah menerimanya juga kan." Sedih Mery karena sedikit merasa  sedih mengingat kejadian kami bertiga menerima tawaran itu.

"Mohon untuk seluruh murid segera berkumpul di ruang bertanding. Untuk yang akan bertanding silahkan bergegas ke Ruang bertanding" Tiba tiba saja kami dikagetkan oleh suara yang pastinya berasal dari Kepala Sekolah kami.

"Baiklah! Sekarang ini bukan saatnya kita bersedih! Kita harus menghadiri pertandingan sialan itu dan cepat ceapt menyelesaikan pertandingan lalu segera menemui Cyln!" Semangat Mery yang langsung kubalas dengan anggukan mantab.

Mery's POV

"Baiklah! Sekarang ini bukan saatnya kita bersedih! Kita harus menghadiri pertandingan sialan itu dan cepat ceapt menyelesaikan pertandingan lalu segera menemui Cyln!" Semangatku yang langsung Lisa balas dengan anggukan mantab.

'Aku tau kamu lebih bersedih dan yang paling terpukul atas semua kejadian ini hanya saja kamu sulit untuk mengekspresikan kesedihanmu dan emosimu Lis. Padahal kamu sedang terpukul dari padaku tapi kamu menyembunyikannya dan malah menyemangatiku' Batinku merasa senang memiliki sahabat seperti Lisa.

Author's POV

Lisa dan Mery pun menuju lorong untuk pergi ke ruang tanding.

Bukk...

"Aww..." Sakit Mery yang lengan tangan kanannya bertubrukan dengan lengan tanga seorang cowok.

"Kamu gapapa?" Tanya Lisa yang khawatir.

"Gak papa" Balas Mery sambil tangan kirinya memegangi lengan tangan kanannya.

"Woi, kalo jalan yang bener dong!" Kesal Mery yang masih bisa ia kontrol.

"...." Tidak menghiraukan ucapan Mery. Si cowok itu malah melanjutkan jalannya yang tadi terhenti karena bertubrukan.

"Nyebelin banget sih tu cowok" Ketus Mery merasa si cowok itu menghiraukannya.

"Ayo cepat, kamu nanti di dis lho" Peringat Lisa kepada Mery.

Akhirnyapun mereka berdua sampai di ruang tanding pas saat nomor 57 disuruh maju.

'Semoga berhasil!' Batin Lisa menyemangati sehabatnya.

"Langsung saja silahkan lawan untuk segera menasuki area" Seru MC itu.

Tukk..tukk..tuk...

Mery's POV

Aku mendengar suara langkah kaki dan tiba tiba saja para kaum wanita teriak histeris.
'Pasti cowok' Yakinku dalam hati.

Akupun melihat cowok dan ternyata....  Cowok itu adalah cowok yang menabraknya tadi!!! 'Sungguh sial' Pikirku.

'Tunggu... Sial? Kayaknya keberuntungan lagi di pihakku deh. Harusnya yang sial cowok itu! Bukan aku! Aku akan membalas perbuatannya tapi leboh sakit 10X lipat!' Pikirku senang sampai tidak sadar bahwa seluruh orang melihatku karena aku tersenyum devil yang berbeda dari sebelumnya.

Author's POV

"Silahkan untuk para peserta memperkenalkan diri sebelum bertanding" Ucap MC itu.

"...." Tidak ada yang mau memulai perkenalan diri terlebih dulu. Ya, Mery tidak mau memperkenalkan  diri kepada cowok itu.

"Emmm... Maaf, tapi silahkan perkenalkan diri kalian" Ulang MC itu bingung karena tidak ada yang memulai perkenalan.

Frontyius AcademyWhere stories live. Discover now