Jimin sempat menyentuh tangan Taehyung, mengisyaratkan agar mereka berdua mengalah dan pergi saja dengan tenang. Tapi Taehyung yang keras kepala tidak akan pernah sudi untuk hal seperti itu.

Pemuda bersurai cokelat itu kini telah berdiri menghadap Hana, namun dengan ekspresi dingin serta kesal yang yang terpancar jelas di wajahnya.

"Apa yang akan kau lakukan kalau aku tidak mau? Kau seharusnya bisa mencari tempat lain," balas Taehyung sarkastik, mengundang decihan halus Hana yang keluar dari bibir tipisnya.

"Apa kau buta? Seluruh meja di kantin sudah terisi penuh." Hana masih tak mau kalah menghadapi Taehyung yang tampak tertawa sekilas.

"Kalau begitu, kau bisa duduk dan makan di lantai." Taehyung kembali duduk, belum sempat ia menyendok kembali nasinya, ia sudah merasakan cairan kental nan lengket tumpah di atas kepalanya.

Jimin yang berada di antara keduanya tak bisa melakukan apapun selain menahan napasnya, ia yakin bahwa kali ini Taehyung akan menunjukkan sisi pembunuhnya yang biasa ia tunjukkan jika menjelma menjadi J.

Kedua mata Taehyung terpejam, cairan bewarna hijau tersebut menuruni wajahnya, lalu sedikit membasahi pakaiannya. Ia segera membuka matanya yang langsung berkilat menunjukkan kemarahan.

"Apa ini?" Taehyung menunduk menatapi seragamnya yang ditetesi cairan hijau lengket.

"Jus alpukat spesial buatan bibi Sung, kau suka?" tanya Hana tanpa rasa takut sedikit pun.

"Brengsek." Kim Taehyung segera beranjak berdiri dan menghampiri Hana. Tidak sampai situ saja, ia juga segera meraih kerah seragam sekolah Hana, sehingga gadis tersebut sedikit terkesiap kala tubuhnya tertarik ke depan.

Mungkin hanya Jimin yang sadar betapa ramainya murid di sekitar mereka, menjadikan sepasang insan yang berdebat ini sebagai tontonan menarik.

"Apa?" Hana kembali menjawab tanpa rasa takut, padahal wajah mereka saat ini berhadapan.

Taehyung mengeraskan rahangnya, tangan kanannya yang bebas segera ia arahkan untuk mengambil pisau lipat kecil di kantung celananya. Pisau itu selalu Taehyung bawa untuk jaga-jaga, Jimin yang melihat tindakan Taehyung segera menghentikan tangan kanan Taehyung.

Jimin merasa bahwa Taehyung benar-benar sudah gila, sinting, tidak waras. Tepat pada saat Taehyung menepis tangan Jimin, umpatan dari Hana yang masih berada di genggamannya membuat ia terdiam.

"Kau sudah mendapatkan semuanya. Otak pintar, harta, serta digemari banyak orang. Apa kau masih ingin mengambil milikku juga? Kau bajingan, Taehyung." Hana bisa merasakan matanya memanas, namun ia tetap mengulas senyum tipis.

Taehyung tanpa sadar mempererat remasannya pada kerah seragam Hana sehingga kancing teratasnya terlepas dan berada di genggaman tangannya. Seharusnya ia sudah menyayat leher gadis di hadapannya ini sedari tadi.

Namun, ia melihat sesuatu yang seharusnya tidak ia lihat. Bagian bahu serta bagian atas dada Hana yang terlihat karena kancing yang terlepas, menunjukkan banyak bekas memar yang terlihat amat menyakitkan.

Taehyung melepaskan tangannya pada kerah seragam Hana usai melihat name tag-nya, ia segera meninggalkan kantin yang ramai karena adu mulut mereka berdua barusan. Ramai namun hening, itu kata yang tepat karena tidak ada satu pun murid yang berani bersuara.

"Taehyung," panggil Jimin berusaha untuk menahan Taehyung. Namun, Taehyung benar-benar meninggalkan kantin. Ia kemudian mengalihkan perhatiannya dari punggung Taehyung yang telah menghilang di balik pintu kantin, menuju Hana yang telah duduk dan mulai memakan makanannya dengan tenang.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 12, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The JokerWhere stories live. Discover now