Part 3

962 99 6
                                    

Jiyeon membuka matanya perlahan. Dia merasakan perut bagian bawah sebelah kirinya terasa nyeri. Jiyeon berusaha mengingat kejadian sebelumnya, dia sedang melaksanakan misi di Lotte bersama Park Chanyeol. Lalu matanya menangkap target. Agar tidak ketahuan, dia berusaha berpura-pura menjadi pasangan yang sedang berkencan. Entah kenapa targetnya membidikkan pistol ke arah Chanyeol. Dan dia tahu kalau Chanyeol adalah seorang polisi yang membekuk sidikat di Busan. Saat itu dia berusaha melindungi Chanyeol dari timah panas. Lalu semuanya gelap.

Melihat suasana ruangan ini, pasti ini rumah sakit.

Saat mencoba untuk bangun, Jiyeon merasa tangannya digenggam oleh seseorang. Otomatis dia menoleh dan mendapati Park Chanyeol yang berbaring di pinggiran tempat tidurnya.

"Kau sudah bangun?" Tanya sebuah suara dalam bahasa Inggris. Bukan suara Chanyeol. Dan Jiyeon kenal betul suara tersebut. Jiyeon segera melihat ke arah sumber suara tersebut.

"Kevin, kapan kau kembali dari Amerika?" Tanya Jiyeon pelan dalam bahasa Inggris juga.

Wu Yifan alias Kevin Wu alias Kris itu menempelkan jari telunjuk di depan bibirnya. Mengisyaratkan Jiyeon untuk tidak berbicara keras karena masih ada Chanyeol.

"Tuan Park meminta anda kembali segera. Saya kesini hanya untuk menyampaikannya."

Jiyeon langsung menatap kosong setelah mendengar apa yang diujarkan Kevin Wuu.

"Tuan Park tak ingin anda terluka. Setelah mendengar kabar ini Tuan Park langsung mengirim saya ke anda. Dia meminta maaf sebesar-besarnya karena penembakan tadi, itu adalah sebuah kecelakaan yang tak terduga," lanjutnya dalam bahasa Korea.

"Aku takkan kembali. Sampaikan itu ke appa."

Jiyeon kembali berbaring dan sama sekali tak menatap Kris lagi.

"Baik. Akan saya sampaikan."

Kris langsung menunduk hormat dan meninggalkan ruangan. Tanpa sepengetahuan Kris, Chanyeol sudah bangun dan mendengar semua percakapan tadi.

"Berhenti berpura-pura terlelap. Aktingmu lebih dari buruk."

Chanyeol langsung bangkit. Iler masih menempel di sekitar wajahnya bagian bawah.

"Seburuk itukah?"

"Kau mendengar dari tadi bukan?"

Chanyeol terdiam. Lalu mengangguk.

"Apa maksudnya percakapan kalian tadi?"

"Coba kau rampungkan semuanya sendiri."

Chanyeol memasang tampang seolah berpikir.

"Ketua dari sindikat penyebaran narkotika ilegal terbesar di Korea Selatan, yang sedang kita selidiki itu adalah appa-mu?"

Lonely WarWhere stories live. Discover now