32 [Author POV]

1.3K 202 11
                                    

Lusa depan Lail sudah harus ke Lombok barengan dengan Sowon dan bu Yumi untuk LKS (Lomba Kompetensi Siswa).

Sekarang Lail lagi rapi-rapi koper barengan dengan Minhyun yang temanin dia. Dari pas selesai Minhyun UN dia jadi punya waktu terus dan kerjaannya kalau ga main kerumah Lail ya bawa Lail jalan-jalan.

"Awas kelupaan sesuatu yang penting gitu, ga ada yang mau bawain jauh-jauh dari Jakarta ke Lombok" Minhyun ingatin Lail.

"Iya, kak. Ini udah semua kayaknya kok" Jawab Lail trus tutup kopernya dan digembok.

"Selesai" Ucap Lail bangga sambil senyum manis kearah Minhyun.

Minhyun yang lihat senyum manis Lail juga cuman mampu senyum balik sambil bersyukur dalam hati udah dipertemukan sama manusia seimut Lail. Tapi hatinya yang satu beban, tinggal sedikit kesempatannya buat lihat senyum manis itu lagi.

"Kakak beneran ga datang nih? Baguslah, nanti aku bisa dekat-dekat cogan disana" Becanda Lail ke Minhyun.

"Eh, jangan! Berani kakak tau kamu dekat-dekat cowok disana, kamu pulang langsung kakak kutik"

"Yaudah kalo gitu aku gausah pulang, aku tinggal disana bareng dia"

"Ih, rela banget cuman gara-gara gitu mau tinggal disana"

"Oh, jelas rela dong. Kalo yang namanya udah cinta semuanya bakal dilakuin supaya ga ninggalin orang yang dia cinta itu"

Entah kenapa kata-kata Lail barusan menusuk hati Minhyun, seperti itu sebuah kode untuknya secara tak langsung.

Mereka tidak sengaja tatap-tatapan dan herannya tidak ada yang beranjak buang tatapan duluan, mereka masih terus tatapan. Seperti sedang berbicara tapi tak bersuara.

"Kenapa ya, Tuhan bisa banget kasih kakak perasaan suka ke kamu waktu itu? Kenapa juga kakak ikuti kata Tuhan waktu itu buat dekati kamu" Ucap Minhyun sambil masih tatap-tatapan dengan Lail.

"Tahu yang namanya garis takdir? Mungkin aku salah satu diantara banyaknya garis takdir kakak yang diciptakan Tuhan" Jawab Lail sambil senyum dan senyumnya itu pake gaya miringin dikit kepalanya.

Minhyun lemah. Dia buang muka duluan karena ga tahan sama Lail yang kelewatan imut.

"Kamu mau ga kalo disuruh untuk jatuh cinta lagi sama orang lain?" Tanya Minhyun tiba-tiba ke Lail.

Lail bingung, pertanyaan macam apa itu. Batinnya.

"Ga, aku ga mau" Jawab Lail tegas.

"Biarpun aku dikasih berapapun, biarpun aku ditawari sebanyak apapun album, dan semua benda bermateri didunia ini. Aku ga mau, aku cuma mau jatuh cinta dua kali. Pertama Jinyoung tapi sekarang udah ga, dan yang terakhir serta selamanya yaitu kakak" Jelas Lail detail ke Minhyun.

Minhyun yang dengar itu sekali lagi cuman bisa senyum bahagia.


#SKIP#

Hari H ke Lombok.

Lail, Sowon, dan Bu Yumi sudah di sekolah tinggal tunggu mobil jemputan untuk antar mereka ke bandara.

"Jangan kangen~" Goda Lail ke Minhyun yang sengaja ikut ke bandara.

"Ah, ga bisa. Bakal kangen pasti, sini peluk dulu" Minhyun yang berdiri dibelakang Lail langsung peluk dia.

"Udah pacarannya, mobilnya udah datang itu" Karena bu Yumi mereka jadi berhenti trus Minhyun bantu angkatin koper Lail masuk dalam bagasi mobil.

"Beneran ikut sampe bandara kan ya?" Tanya Lail ke Minhyun.

"Iya, sayang. Takut banget sih"

"Yaudah, aku masuk dulu. Ku tunggu kakak dibandara" Lail lambaiin tangan trus masuk kedalam mobil yang mau bawa dia ke bandara.

Mobil yang bawa Lail cs udah jalan duluan. Giliran Minhyun sekarang tapi sebelum Minhyun jalan dia cek sesuatu di bagasi.

"Hah.. Untung ga kelupaan koper ini" Ucap Minhyun lega trus tutup lagi bagasinya dan bawa mobil kearah bandara juga.

Sampai dibandara ga tunggu lama ternyata Lail udah harus naik pesawat. Penerbangannya jam 10.20 dan sekarang jam 10.00

Lail lambai tangan ke Minhyun trus dibalas juga lambaian tangan.

Lail langsung kiss bye kearah Minhyun dan itu sukses buat Minhyun malu sendiri jadi ketawa ga jelas.


Sampai Lail ga keliatan karena udah masuk terminalnya sendiri, Minhyun balik lagi ke mobilnya.

Drett... Dret...

Getar telfon Minhyun dari dalam sakunya.


"Halo, pa?"

....

"Udah dibandara"

....

"Tadi sekalian antar Lail karena dia juga mau ke Lombok"

....

"Jam 12 lalu Minhyun naik pesawat"

....

"Iya, Minhyun pasti jadi kesana"

....

"Ga mungkin Minhyun kabur! Minhyun kesana juga kan buat tes masuk perguruan yang Minhyun mau"

....

"Yaudah, Minhyun masih ada urusan dulu. Bye, pa"



Bisa tebak sendiri ga Minhyun habis ngomong tentang apa sama papanya?

Yang ga bisa tebak, mari saya kasih tahu.

Sebenarnya alasan Minhyun ga bisa ikut Lail karena waktu lomba Lail dan tes perguruan tinggi di London yang mau Minhyun masuk harinya bersamaan.

Jujur, Minhyun juga sebenarnya ga mau sampe ga datang ke Lombok. Apalagi pas tahu Daniel kesana juga, ya walaupun Minhyun udah percayain Lail ke Daniel tapi dia masih ga rela, tapi mau gimana ada sesuatu lain yang harus ia lakukan juga, dan sesuatu itu menyangkut masa depannya, walaupun Lail juga termasuk masa depannya tapi sepertinya ini harus lebih diperjuangkan karena menyangkut cita-cita dari dulu.

Minhyun masuk dalam mobilnya sambil tunggu sampai jam 11 lalu dia lapor dan nunggu pesawatnya didalam.

Oh ya, untungnya Minhyun di London cuman seminggu. 4 hari untuk tes, sisanya habiskan hari bareng papanya.

Sedangkan Lail di Lombok 12 hari.

Minhyun nunggu jam 11 sambil baca buku yang waktu itu dia beli bareng Lail, buku yang dia pergi beli sendiri dan buku yang papanya kirimkan dari London langsung.

Saat jam 11 kurang Minhyun baru sadar berarti Lail juga sudah pergi dari tadi dan sekarang giliran Minhyun yang keluar mobil dan mengambil kopernya dibagasi.

Tidak lupa untuk menelfon Jaehwan terlebih dahulu untuk mengambil mobilnya yang dimana Jaehwan sudah ada kunci keduanya.

Minhyun pergi melapor, memasukkan kopernya, dan sekarang hanya tinggal menunggu pesawat datang dan dia akan pergi meninggalkan Indonesia menuju London.

Saat pesawatnya sudah tiba ia langsung berjalan mengikuti orang-orang yang memiliki penerbangan sama dengannya, dan pergi.....

Tapi kali ini masih kembali dalam waktu singkat. Nanti? Entahlah. Itu kehendak Tuhan dan author.






TBC
---
Don't forget to vote and comment❤️
Still support all members NU'EST and W1❤️

Jodoh yang tertunda; Hwang MinhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang