27 [Daniel Side]

1.6K 203 18
                                    

Pagi tadi gue udah ketemu Lail, sekarang gue mau samperin dia lagi ah. Kayaknya udah selesai juga itu makannya sama kak Minhyun.

Gue ga ada kapok-kapoknya ya, padahal udah pernah ditonjok kak Minhyun tapi masih deketin pacarnya juga.

Salah dia juga sih, masa cuekin Lail gitu, yaudah kesempatan .ehehe

Tapi gue bukan mau nikung langsung ya! Gue cuman mau dekat sama orang yang gue suka.

Gue lihat dari jauh kak Minhyun sama Lail jalan kearah gedung Tata Busana. Baguslah mereka udah adem lagi.

Gue lambatin dikit jalan dan sengaja ga lihat kearah gedung Tata Busana, nanti ketahuan banget sama kak Minhyun kalo gue mau ke kelas pacarnya lagi.

Kak Minhyun udah pergi dan jalan kearah gedung multimedia dimana gue lagi jalan juga kearah sebaliknya. Waktu kita berpapasan, gue dengar jelas banget dia bisik ke gue "Temui saya diruangan OSIS"

Akibat bingung dan heran, gue berhenti jalan dan perhatikan dia dari belakang.

Tapi dia ga balik-balik kearah gue jadi gue lanjut jalan lagi ke kelas Lail.

Lail sempat tanya ada apa tadi gue kok berhenti, tapi gue ga jawab jujur. Entar kepo nya tambah menjadi-jadi.

Gue dikelas Lail sampe jam 12.

Gue tanyain Lail dia pulang jam berapa, katanya sih jam 2. Yaudah gue pamit duluan, soalnya mau ketemu kak Minhyun juga.

Gue langsung keluar kelas Lail lalu jalan ke ruangan OSIS sesuai yang kak Minhyun suruh tadi.

"Misi.." Ucap gue waktu buka pintu yang ga tertutup rapat.

"Saya kira kamu ga dengar apa yang saya bilang, dengar juga toh" Jawab kak Minhyun yang udah duduk dikursi sana.

"Kenapa, kak? Kakak mau tonjok saya karena saya dekatin Lail lagi?" Tanya gue.

Dia bangun dari tempatnya trus berdiri didepan gue.

"Ga, justru saya mau minta tolong sama kamu"

Gue ga percaya seorang Hwang Minhyun yang terkenal multi talent, dan bisa segalanya minta pertolongan ke orang kayak gue.

"Minta tolong apa, kak?"























































"Jaga Lail, sayangi dia, kalo bisa buat dia juga sayang sama kamu"





HAH?

"Apa kak?" Tanya gue coba memastikan.

"Ga mungkin kamu ga dengar"

"Kenapa kakak suruh saya begitu? Bukannya kakak cinta banget sama Lail?" Tanya gue ga percaya.

"Memang saya sangat cinta sama dia, tapi saya punya alasan tersendiri"

"Apa?"

"Saya bakal kuliah keluar negeri"

"Cuman karena itu? Kan bisa LDR! Maaf kak, saya tolak permintaan tolong kakak. Saya memang suka sama Lail tapi itu sama saja saya mengambil kebahagiaan orang lain" Tolak gue.

Kak Minhyun langsung pegang bahu gue dan tatap gue serius.

"Saya jujur sebenarnya tidak rela juga sampe Lail jatuh ketangan orang lain. Tapi saya terpaksa, saya akan kuliah diluar negeri, disana saya akan tinggal dengan ayah saya untuk fokus mengejar cita-cita saya. Pasti kamu juga sudah tau sendiri, saya orang yang hanya bisa fokus kesatu sisi. Jadi saya takut dengan perbedaan waktu, jarak, dan komunikasi yang susah Lail akan kesepian dan akan selalu merasakan sedih daripada bahagia..." Kak Minhyun lepas tangan dia dibahu gue trus jalan kearah kursi disini.

"Saya sayang dia jadi saya tidak mau sampai dia sedih. Dan satu-satunya cara yang menurut saya terbaik adalah dengan membiarkan dia mendapatkan pengganti saya"

"Saya mohon, hanya kamu yang saya percaya bisa menggantikan posisi saya" Suaranya kayak suara orang pasrah banget.

"Bagaimana nanti? Kakak ga bakal tiba-tiba pergi kan? Pasti kakak udah bilang terlebih dahulu sama Lail, kakak jelaskan duluan" Tanya gue ke dia.

"Intinya nanti kalo kamu dengar saya sudah pergi dari negara ini langsung temui Lail"

"Trus, gimana kalo kakak sudah balik tapi Lail juga sudah terlanjur nyaman dengan saya?"

"Gapapa, itu berarti Lail memang buat kamu. Bukan buat saya" Jawab dia sambil senyum dan berdiri.

"Tidak bisa dihindari juga, siapa tau saya juga disana dapat pengganti Lail?"

"Bantu saya, oke?" Abis bilang begitu dia langsung jalan keluar tinggalin gue.

Gue bingung.
Satu sisi gue bahagia karena akhirnya dapat cela buat dekat dan ada hubungan dengan Lail.
Satu sisi gue ragu. Ragu karena apa bisa Lail beneran bahagia sama gue?


Ting..

Notif masuk ke hp gue.

Ternyata Lail suruh gue ke kelasnya. Untuk apa?

Entahlah.

*

"Napa, Lail?" Tanya gue waktu udah sampai kelasnya.

"Coba dulu kemeja lo, tinggal kelim bawah sama buat lubang kancing, nih" Lail kasih kemeja itu ke gue.

"Sabar" Gue buka kemeja sekolah gue disitu.

"KANG DANIEL, NGAPAIN LO BUKA BAJU DEPAN GUE?!" Teriak Lail trus langsung balik badan dia.

"Ehehe, sorry" Udah terlanjur buka juga mending langsung cobain kemeja buatan Lail.

"Pas, Lail" Ucap gue. Lail langsung balik badan.

"Pas sih, tapi ini belum dikasih kancing, woy! KHILAF KAN GUE!" Lail tambah kenceng teriaknya buat semua temannya lihat kearah gue dan berujung ngamuk karena gue ga pake baju.






Gue udah ganti baju jadi kemeja sekolah lagi, dan udah ga diamuk masa lagi.

"Sana balik ke kelas lo, kayaknya besok udah selesai ini" Suruh Lail ke gue. Bukan suruh kayaknya ini, usir.

"Balik tapi jangan keluyuran! Kerja tugas lo itu!" Lail arahin jarum ke gue.

"Iya, cantik. Iya. Kang Daniel pergi dulu yaa" Gue goda dia dikit abis itu keluar dari kelasnya.







Makasih dan maaf ya, kak Minhyun.
Makasih karena kesempatannya, dan maaf kalo gue jadi serakah sekarang.

TBC
---
Don't forget to vote and comment❤️
Still support all members NU'EST&W1❤️

TBC---Don't forget to vote and comment❤️Still support all members NU'EST&W1❤️

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Ketika pacar, mantan, dan teman seorang Park Laila bertemu. Kebetulan yang buat saya senang sekaliiiii😂😂😂❤️

Jodoh yang tertunda; Hwang MinhyunOnde histórias criam vida. Descubra agora