39

1.5K 246 12
                                    

"Dimana?" Tanya kak Minhyun lewat chat sesaat gue sampai dirumah.

"rumah" balas gue.

"kakak otw"


HAH? OTW KEMANA COBA?! BELUM GANTI BAJU GUE! ANJIR!

Alhasil gue ganti baju seadanya, mepet banget, mana katanya udah dijalan.

Dan bener, habis ganti baju mama udah teriak kalau ada kak Minhyun dibawah.

Gue cepat-cepat turun samperin dia dan tanpa A I U E O dia langsung pamit ke mama dan tarik tangan gue.

"aku mau dibawa kemana?" Tanya gue.

"Pantai, waktu itu kamu kan yang minta"

Gue ngeliatin dia. Heran gue, tadi dia marah, sekarang kayak biasa aja, emang manusia bisa berubah secepat itu ya?

Pas udah sampai dipantai dia langsung berdiri didepan gue.

"jadi, kita udah sampai dipantai. Kamu mau ngapain?" tanya dia.

"Ayo keliling sambil ngobrol" Ajak gue ke dia.

Dia udah mau jalan duluan, tapi gue tahan trus buat jari gue masuk ke sela-sela jari dia.

"Sambil gandengan" Gue duluan jalan dan otomatis dia juga ikutan jalan.

Sepanjang jalan kebanyakan gue yang ngomong, dia cuman ngangguk aja. Dan kita udah kembali ke titip semula kita tadi.

Disitu dia baru angkat suara.

"Dek, jangan pernah sedih dan nangis, ya?" Minta dia ke gue.

Gue bingung, belum gue balas ucapannya. Apaan larang orang sedih dan nangis, gue juga kan manusia.

"Apalagi itu karena kakak, jangan, oke?"

Hah? Ini yang bikin tambah bingung. Gue masih belum ngerti kenapa dia baru ngomong dan langsung kalimat itu yang keluar.

"Apapun alasannya! Jangan pernah sedih dan nangis karena kakak! Kamu harus bahagia terus. Oke?"

"Maksud kakak?" Tanya gue.

"Kalo nanti dengar suatu kabar tentang kakak, apapun, jangan sedih, oke?"

Gue tambah heran sampai ga bisa jawab semua permintaannya.

Dia langsung senyum trus ajakin gue masuk ke mobil lagi, matahari sudah tenggelam, malam sudah tiba.

Diperjalan gue cuman berusaha mencerna kata-kata kak Minhyun, dia kesambet? Atau?

"Aku turun dulu, ya" Pamit gue.

Tapi sebelum gue pamit dia tarik gue masuk kepelukannya.

"kakak sayang kamu, dan kakak minta maaf"

Dia bisikin gue begitu dan langsung lepasin pelukannya.

Udah, gue udah kayak orang goblok beneran, gue ga tau maksud kata-katanya jadi gue cuman turun dan ngelambai ke dia.

Besoknya,
Kak Minhyun ga ada kabar. Malah Daniel yang main kerumah sama mamanya.

Daniel seperti biasa yang dicari pasti gue, dan berujung Daniel rebahan dikasur gue sambil mainin HP.

Gue inget sama kata-kata kak Minhyun semalam, gue mau tanya Daniel, kan mereka sama-sama cowo, siapa tau ngerti kan.

"niel?"

“hm?"

"kalo ada cowo ngomong gini, 'aku sayang kamu, dan aku minta maaf' itu tandanya apa?"

"Status mereka berdua apa dulu nih?"

"Pacaran"

"Mungkin cowo nya lagi selingkuh tapi ga bisa ngelepasin cewenya itu?"

"Masa sih?"

"ya mungkin, tapi ga 100% semua juga gitu"

Gue diem. Ya kali kak Minhyun selingkuh, ga mungkin ah.

"Kak Minhyun, ya?"

"KOK TAU?!"

"Kentara"

Daniel yang dari posisi rebahan jadinya duduk trus ngeliat gue.

"kasian gue sama lo" Ucap dia tiba-tiba.

"Udah, intinya lo inget kata-kata gue yang kemarin aja. Kalo kak Minhyun kenapa-napa dan itu buat lo sakit hati, ingat ada gue. Oke? Oke" Daniel kembali rebahan sambil main game pabji di HP nya.

Gue kembali dengan pikiran gue sendiri.
Btw, ini udah sore kak Minhyun ga ada kasih kabar sedikitpun. Kemana lagi manusia itu? Perasaan udah ga ada ujian yang mengharuskan belajar dan sibuk lagi.

"eh, mama gue udah mau balik. Gue juga balik, ya? Inget kata-kata gue!! Gue 24 jam ada buat lo, inget!!!!" Daniel keluar kamar gue sambil nunjuk-nunjuk kearah gue.


---

Jodoh yang tertunda; Hwang MinhyunTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon