"Kita sampai," ucap Min Ho.

Lamunan Yoona buyar setelah mendengar Min Ho mengatakan sudah tiba. Segera ia turun dan berjalan ke dalam tenda tersebut.

"Ahjumma, odeng 1 porsi dan juga 1 botol soju," ujar Yoona.

"Nde,"

"Yak?! Kau bilang, kau lapar? Kenapa hanya makan odeng dan juga malah minum soju?," protes Min Ho.

Yoona tersenyum lebar,"Sebenarnya aku hanya ingin mengemil saja tidak terlalu ingin makan makanan berat dan tolong jangan beri tahu So Min jika aku minum ya,"pinta Yoona.

Pria di hadapannya itu hanya menggeleng saja. Tak lama, pesanan Yoona pun tiba.

"Wahhhh... harum sekali, selamat makan,"pekik Yoona.

Yoona memakannya dengan lahap, padahal gadis itu bilang hanya ingin mengemil tapi apa yang di lihat Min Ho, Yoona sangat kelaparan.

Di tariknya sebuah tissue dan mengusap sisi bibir Yoona lembut.

"Makan dengan pelan kau seperti anak kecil saja makan berantakan," sindir Min Ho sambil mengelap.

Jantung Yoona berdegup kencang ketika mendapatkan perlakuan tersebut.

Ya Tuhan, ada apa denganku?, batin Yoona.

Tatapan Min Ho tak lepas dari wajah cantik Yoona. Jika tidak di tempat umum ingin sekali pria ini menariknya dan mencium bibir tipis milik Yoona.

"Aku sudah selesai, kau tidak ingin makan? Apa kau tidak lapar?,"tanya Yoona yang mencoba mengalihkan perasaannya.

Min Ho menggeleng,"Tidak, aku sudah makan, tunggulah di mobil aku akan membayarnya dulu," jawab Min Ho.

"Kau yang bayar? Tidak usah biar aku saja yang bayar,"

"Tapi siapa yang mengajakmu kesini? Tak apa tunggulah disana,"

Pria itu berjalan ke arah sang penjual dan Yoona berjalan sambil melihat Min Ho yang tengah membayar makanannya.

Dia baik sekali.

"Ayo, aku antarkan pulang," ajak Min Ho.

Anggukan dari Yoona sebagai jawabannya.

Setelah mobil menyala, mobil Min Ho meninggalkan tempat tersebut.

~~~

"Oppa rasa kita tidak perlu bertemu dengan mereka," ujar seorang pria.

"Kenapa? Mungkin mereka ingin bekerja sama dengan kita," ujar seorang wanita di hadapan sang pria.

Soo Hyun dan So Eun, merekalah yang tengah berbincang di ruang tamu.

Setibanya Soo Hyun di rumah, So Eun langsung menghampiri kakaknya dan mengatakan apa yang ia dapatkan dari sekertarisnya.

"Tapi oppa rasa dia tidak mungkin ingin bekerja sama dengan kita tetapi.. hanya mengusik saja," jelas Soo Hyun.

So Eun hanya diam mendengar apa yang dikatakan oleh Soo Hyun. Namun, seketika ia menggeleng.

"Oppa tidak boleh seperti itu, mungkin saja apa yang oppa pikirkan itu salah," protes So Eun.

Ali Soo Hyun terangkat ketika sang adik protes,"Lalu, kau mempercayai mereka? Meskipun oppa mu tidak ingin menemui mereka?,".

So Eun mengangguk,"Nde, jika oppa tidak ingin menemuinya maka aku saja yang menemuinya besok," jawab So Eun.

"Terserah kau saja, tapi oppa sudah mengatakannya dari awal, oppa tidak ingin bertemu dengan mereka dan jika mereka mengusik perusahaan kita maka oppa akan lepas tanggung jawab, paham?,".

"Yak?!! Bagaimana bisa seperti itu?," pekik So Eun.

Soo Hyun tertawa,"Kan sudah oppa katakan, tidak apa-apa Eun-ah kita tak perlu bertemu dengannya," ucap sang kakak.

Ia hanya mendengus kesal,"Baiklah,".

"Permisi, nona, tuan muda, ada tamu untuk kalian di depan," ujar Bibi Jung, yang merupakan pembantu rumah tangga di rumah mereka.

"Siapa bi?," tanya So Eun.

"Dia tidak memberi tahu namanya, yang bibi tahu ia seorang wanita dan ingin menemui nona dan tuan muda," jawab bibi Jung.

Soo Hyun mengangguk mengerti,"Baiklah, suruh dia masuk bi,".

"Baik tuan muda,".

So Eun membereskan beberapa berkas yang berserakan di meja ruang tamunya.

"Selamat malam Kim So Eun-ssi dan Kim Soo Hyun-ssi,"

Seketika kedua marga Kim itu menoleh siapa yang bertamu malam-malam seperti ini.

"Oh, annyeonghaseyo agashi... sebelumnya siapa anda?," tanya Soo Hyun.

Wanita itu tersenyum misterius, dan So Eun dapat merasakan sesuatu yang aneh.

"Aku Moon Geun Young, pemimpin MGY Group," jawab Geun Young sedkit melirik So Eun.

Soo Hyun sempat menaruh curiga kepada Geun Young karena tatapan matanya itu sangatlah menggambarkan jika ia memiliki dendam kepada sang adik. Namun, ia menutupinya dengan tersenyum

"Silahkan duduk, Moon Geun Young-ssi,".

Setelah di persilahkan duduk, bibi Jung datang dengan membawakan minuman untuk mereka.

"Bagaimana anda bisa tau alamat rumah kami? Bisa saja kita bertemu di kantor," jelas Soo Hyun.

Sedangkan So Eun mendengus kesal, bertemu? Cihhh... bahkan tadi dia menolak, dasar.

Geun Young tersenyum,"Aku meminta kepada sekertaris anda, karena besok saya akan melakukan pertemuan lain,"jawabnya.

Soo Hyun memangut-mangutkan kepalanya.

Sedangkan So Eun, merasa seperti pernah bertemu dengan wanita di hadapannya saat ini. Ia terus mencoba mengingatnya.

"Baiklah, jika seperti itu... apa yang membuat anda ingin bekerja sama dengan perusahaan kami?," tanya Soo Hyun sedikit tegas.

Geun Young mengeluarkan map coklat dan memberikannya kepada Soo Hyun.

"Saya ingin kita berkolaborasi untuk sebuah proyek baru Tuan Kim, karena menurut saya anda merupakan dampak yang sangat besar dalam proyek yang akan kami bangun, dan saya harap anda menerimanya," jelasnya.

Bibi Jung datang dengan menyuguhkan minuman untuk tamu dan juga kedua majikannnya itu.

Seketika So Eun mengingat sesuatu. Aku mengingatnya, dia adalah kekasih Kim Bum oppa! Batin So Eun.

"Maaf, aku permisi sebentar," pamit So Eun.

Kaki jenjang So Eun segera meninggalkan ruang tamu, dan sejak kepergian So Eun, ada mata yang terus memperhatikan gerak geriknya.

Sebentar lagi, aku akan menyingkarmu dari kehidupan Kim Bum.


Tbc.

You Are ... (COMPLETE) ✔Where stories live. Discover now