•4•

6.3K 523 10
                                    

"Senja itu hangat, senja itu manis. Bolehkah aku menghentikan waktu disaat senja dan menatap langit jingganya hanya bersama kamu?"
_________________________

Suasana kelas XI IPA 2 sangat ramai. Seluruh penghuni kelas memiliki aktivitasnya masing-masing. Begitu pula dengan Athura yang justru mengisi jam kosong ini dengan tidur.

"Na, gue bosen." adu Aura pada Aina seraya menidurkan kepalanya di meja.

"Hm." balas Aina sekenanya. Gadis itu tengah merangkum materi Biologi. Serius, Aina adalah manusia ter-rajin yang pernah Aura temui.

"Sya, bosen." kini Aura mengadu pada Raisya yang tengah menguap lebar-lebar.

"Sama anjir." balas Raisya. Ah, Raisya memang yang paling sehati dengannya.

Aura mengembungkan pipinya lalu melirik ke arah meja Athura. Cowok itu tengah tertidur pulas. Aura heran, Athura itu orangnya doyan molor, kayak kebo. Apalagi pas pelajaran, tidur mulu. Tapi otaknya encer banget.

Dikasih makan apa ya sama tante Ratih? pikir Aura, kemudian cewek itu meringis pelan.

"Kantin yuk?"

Aura menoleh cepat. Wajahnya berbinar kala mendengar ajakan dari Raisya.

"Yok!" serunya.

"Ikut gak Na?" tanya Raisya pada Aina yang masih sibuk berkutat dengan buku-bukunya.

"Ck, males ah. Ntar aja gue nyusul, belum laper juga." balasnya.

"Yaudah."

--------

"Huahh.. phaanassh!"

Raisya memutar bola matanya.

"Gak sabaran sih lo! Udah tau masih panas, langsung masukin mulut!" serunya pada Aura yang sedang mengipasi mulutnya, kemudian cewek itu memberikan es teh manis kepada Aura.

Setelah meneguk es teh manis, Aura pun kembali tenang.

"Masa ya Ra—" baru saja Raisya ingin memulai gosipnya, ucapannya dipotong.

"Aura, dicariin nih!"

"Cantik amat sih, line-nya jangan di filter dong!"

"Ra, DM gue dibales kek, sombong amat!"

"Nanti pulang bareng gue gimana Ra?"

Aura menatap jengah kumpulan cowok tukang cabut yang tengah menggodanya itu. Iya sih, ganteng-ganteng. Tapi Aura gak kemakan sama wajah ganteng mereka kok.

Percuma kan ganteng kalo buaya darat? Cih.

"Elah sombong amat!" celetuk salah satu dari mereka.

Cowok-cowok itu adalah gerombolan anak futsal, doyannya cabut pelajaran sama godain cewek cantik. Apalagi yang bening kayak Aura.

"Bacot elah!" balas Aura sebal sambil mengaduk baksonya.

"Jangan galak-galak dong, nanti cantiknya ilang loh." balas mereka.

Aura mengernyitkan alisnya aneh.

"Najis." gumamnya pelan, seperti berbisik.

"Cantik mah cantik aja. Mana ada galak cantik gue jadi ilang, mikir dong bang!" balas Aura percaya diri.

Cewek ini memang satu dari seribu.
Kalau cewek lain digodain malu-malu kucing, kalau Aura justru membalasnya dengan songong.

"Iya Ra, iya." suara khas itu terdengar membuat Aura mengangkat kepalanya.

Jingga di Pelataran SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang