viii.

7.5K 1.7K 1.2K
                                    

question: dari skala 1-10, seberapa curiga kalian ke Nancy?





















ada yang keracunan di chapter ini. siapa hayo? hahaha happy reading!





Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Plak!

Satu tamparan mendarat di pipi Felix. Nancy menamparnya dengan cukup keras.

"Lo tuh gak tahu terima kasih banget ya." gumam Nancy sambil menyeka air matanya yang mulai turun.

Seisi ruangan itu diam. Tak terkecuali Felix. Cowok bule itu meringis pelan sambil menyentuh pipi kanannya yang baru saja ditampar Nancy. Ia menatap Nancy dengan tatapan tidak percaya. Tapi Nancy lebih berani. Ia menatap Felix dalam. Seolah-olah ia bisa melempar cowok itu keluar dari pesawat kapan saja.

"Sehina itu gue di mata lo sampai lo nuduh gue yang bunuh Heejin? Sejelek itu juga citra keluarga gue? Sebusuk itu?" Nancy mengepalkan tangannya erat. "Jahat banget lo Lix. Sumpah."

Felix menelan ludahnya susah payah. Ia tidak menyangka Nancy akan semarah ini.

"Daripada curigain gue, seharusnya lo curigainㅡ" Nancy sengaja menggantung ucapannya. "Ups. Sayangnya gue enggak kayak lo yang bisa nuduh temen sendiri sampai dia sakit hati!"

Nancy berlalu dan meninggalkan ruang sempit itu dengan wajah memerah karena amarah. Gowon sempat mencegat lengan Nancy, tapi Nakyung langsung menghentikannya.

Bruk.

Felix membiarkan dirinya jatuh ke lantai. Ia berkali-kali memukul kepalanya frustrasi. "Bego banget sih gue astaga. Bego. Bego. Gak tahu terima kasih banget lo jadi manusia. Bodoh."

"Udah Lix, udah." Hyunjin menarik baju Felix agar berdiri.

"Makin lama, mayatnya makin bau." celetuk Jeno yang mencoba mengalihkan topik. Ia menjepit hidungnya dengan dua jari. "Kita butuh kain atau apapun yang bisa dipakai buat nutupin mayatnya."

"Iya. Makin lama gue lihat mayatnya gue makin merinding juga," imbuh Renjun sambil memeluk lengannya sendiri.

"Gue coba minta ke pramugari dehㅡeh katanya pada pingsan ya?"

"Ah iya." Jeno menepuk jidatnya. "Belum tentu juga sih yang dia omongin bener. Coba cek ke sana."

"Kenapa gak lo aja? Kenapa harus gue?" balas Seoyeon sangsi.

"Hal sepenting ini belum kita bilangin ke kru pesawat, kan? Gue mau ke ruang pilot. Lagian feeling gue gak enak," jawab Jeno.

"No gue ikut," Felix bangkit dan menatap Jeno. "Sekalian temenin gue ke Nancy, ya? Gue ngerasa bersalah."

"Jangan sekarang deh, Lix. Gue rasa dia masih emosi. Gak ada gunanya lo minta maaf sekarang. Tunggu dia reda dulu," saran Jeno.

Missing 13 ✈️ ㅡ 00 line ✔Where stories live. Discover now