-Tujuh Belas-

28 5 1
                                    

Hari ini adalah hari pertama Measha dapat kembali bersekolah setelah kepulangannya dari Belanda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini adalah hari pertama Measha dapat kembali bersekolah setelah kepulangannya dari Belanda. Nia dan Peter juga belum bisa pulang untuk beraktivitas seperti biasa dengan anaknya, karena masih ada beberapa tugas yang harus diselesaikan.

Oleh karena itu, Measha menelepon Risa untuk menjemputnya di rumah. Tidak memungkinkan jika ia harus memesan taksi online dan menunggu lama di jalan karena macet, untung saja ada Risa yang tidak berat hati untuk memboncenginya.

Measha tidak memilih Shela kali ini untuk dipinta bantuannya karena pikirnya, Shela pasti capek telah mengurusinya seharian pada saat kejadian kemarin. Ia tidak mau terlalu merepotkan.

Lepas dua puluh lima menit setelan menelpon Risa tadi, akhirnya Risa datang mengklakson motornya di depan gerbang rumah Measha. Pak Anwar dengan sigap membukakan pintu pagar sehingga motor Risa dapat masuk ke halaman rumah.

Measha pun keluar dari balik pintu, "lo gak mau sarapan bareng dulu?"

Risa menjawab singkat, "gue sudah kok."

Measha kembali ke dalam rumah untuk mengambil tas dan bekal makanan yang sudah ia siapkan rapi di dalam sebuah tas kecil. Lalu ia keluar dan menaiki motor Risa, melaju pergi menuju sekolah.

***

Hari ini Reanda tak melakukan banyak aktivitas, sedari tadi ia hanya sarapan, menatap ponsel dan tidur dengan pikiran kacau.

Hal yang tak pernah terduga akhirnya terjadi pada hari itu juga. Padahal sebelumnya ia pikir momen ini sangatlah tepat, tapi alam berkata tidak sejalan dengannya. Kala itu hujan turun, dan Measha belum sempat menjawab kepastian.

Reanda tak mampu menampung masalah ini sendirian, ia pun bergegas mandi dan berniat pergi ke rumah Eko. Mungkin baginya, Eko dapat menyelesaikan masalah ini dengan kata-kata sok bijaknya.

Selepas itu, akhirnya Reanda turun dan meminta izin kepada Evi yang lagi asyik menyaksikan acara televisi. Dan mobil Reanda pun melaju di jalan raya setelah ia selesai dinasehati oleh wanita tadi.

Tak butuh waktu lama, akhirnya Reanda sampai di kediaman Eko. Rumah Eko kelihatan sangat sepi, Reanda turun dari mobilnya lalu mengetuk pintu perlahan seraya meneriakkan empunya rumah.

"Iya ada apa?" Jawab seseorang yang membukakan pintu tersebut.

Reanda berkata, "Eko ada?"

"Ada—" kata gadis itu.

Lalu ia meneriakkan nama Eko, "—sayang  temenmu nyariin!"

Reanda pun masuk dan diajak menuju kamar Eko. Dikarenakan Eko tak mau bergerak dari kamarnya. Reanda juga merasa aneh tadinya pasalnya Karin, pacar Eko berada di rumah ini hanya berdua dengan yang punya rumah. Apakah yang mereka lakukan, Reanda hanya bisa berpikiran positif saja.

REASHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang